Minggu, 27 Juni 2010

^MencaRi dan MemiLih Jodoh^

Bismillaah..

Tanya:
Ustadz, bagaimana kriteria wanita yg d jadikan istri?
Ibnu muhammad [Jibnunmuhammadjawas@yahoo
.com]

Jawab:
Para ulama menyebutkan beberapa kriteria dalam memilih calon istri, yang mana kriteria ini juga berlaku bagi wanita yang mencari calon suami. Berikut beberapa perkara yang harus diperhatikan dalam masalah ini:
a. Kesalehan. Hal ini berdasarkan hadits Abu Hurairah -radhiallahu ‘anhu- bahwa Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ: لِمَالِهَا, وَلْحَسَبِهَا, وَلِجَمَالِهَا, وَلِدِيْنِهَا, فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدَّيْنِ
“Wanita dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya, maka pilihlah wanita yang bagus agamanya”.
Karenanya, hendaknya dia memilih wanita yang taat kepada Allah dan bisa menjaga dirinya dan harta suaminya baik ketika suaminya hadir maupun tidak. Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda tatkala beliau ditanya tentang wanita yang paling baik:
اَلَّتِيْ تُطِيْعُ إِذَا أُمِرَ، وَتَسُرُّ إِذَا نُظِرَ، وَتَحْفَظُهُ فِيْ نَفْسِهَا وَمَالِهِ
“Wanita yang taat jika disuruh, menyenangkan jika dilihat, serta yang menjaga dirinya dan harta suaminya”. (HR. Ahmad: 4/341)
Bahkan Allah -Ta’ala- berfirman:
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang ta`at kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka menta`atimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar”. (QS. An-Nisa`: 34)
Kata qonitat, Sufyan Ats-Tsaury -rahimahullah- berkata tentangnya, “Yakni wanita-wanita yang mentaati Allah dan mentaati suami-suami mereka”. (Riwayat Ibnu Jarir dalam tafsirnya: 5/38 dengan sanad yang shahih)
Dan Imam Qotadah bin Di’amah berkata menafsirkan “hafizhotun …”, “Wanita-wanita yang menjaga hak-hak Allah yang Allah bebankan atas mereka serta wanita-wanita yang menjaga (dirinya) ketika suaminya tidak ada di sisinya”.(Riwayat Ibnu Jarir: 5/39 dengan sanad yang shahih)

Karenanya pula dilarang menikah dengan orang yang yang tidak menjaga kehormatannya, yang jika pasangannya tidak ada di sisinya dia tidak bisa menjaga kehormatannya, semacam pezina (lelaki dan wanita) atau wanita yang memiliki PIL (pria idaman lain) dan sebaliknya. Imam Al-Hasan Al-Bashry -rahimahullah- berkata:
لاَ تَحِلُّ مُسَافَحَةٌ وَلاَ ذَاتُ خَدَنٍ لِمُسْلِمٍ
“Tidak halal bagi seorang muslim (untuk menikahi) al-musafahah (pezina) dan dzati khadanin (PIL/TTM).” (Riwayat Said bin Manshur dalam Sunannya: 5/8 dengan sanad yang shahih)
Abdullah bin ‘Amr bin Al-’Ash -radhiallahu ‘anhuma- berkata:
أَنَّ أَبَا مَرْثَدِ الْغَنَوِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ جَاءَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْتَأْذِنُهُ أَنْ يَنْكِحَ اِمْرَأَةً بَغِيًّا كَانَتْ صَدِيْقَتَهُ فِيْ الْجَاهِلِيَّةِ تُدْعَى عَنَاقُ. فَسَكَتَ عَنْهُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, فَنَزَلَ قَوْلُ اللهِ تَعَالَى: ((اَلزَّانِيَةُ لاَ يَنْكِحُهَا إِلاَ زَانٍ أَوْ مُشْرِكٌ)). فَدَعَاهُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَرَأَهَا عَلَيْهِ، وَقَالَ لَهُ: ((لاَ تَنْكِحْهَا))
“Sesungguhnya Abu Martsad Al-Ghanawy -radhiallahu ‘anhu- datang menemui Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- meminta izin kepada beliau untuk menikahi seorang wanita pezina yang dulunya wanita itu adalah temannya saat jahiliyah yang bernama ‘Anaq. Maka Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- diam lalu turunlah firman Allah -Ta’ala-, “Pezina wanita, tidak ada yang boleh menikahinya kecuali pezina laki-laki atau musyrik laki-laki.” (QS. An-Nur: 3). Maka Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- memanggilnya lalu membacakan ayat itu kepadanya dan beliau bersabda, “Jangan kamu nikahi dia”. (HR. Imam Empat kecuali Ibnu Majah dengan sanad yang hasan)
Demikian pula dibenci menikahi orang yang fasik atau ahli bid’ah, berdasarkan keumuman sabda Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- dalam hadits Abu Hurairah di atas.

b. Subur lagi penyayang, karenanya dibenci menikah dengan lelaki atau wanita yang mandul. Dari hadits Ma’qil bin Yasar -radhiallahu ‘anhu-, beliau berkata:
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, فَقََالَ: إِنِّيْ أَحْبَبْتُ امْرَأَةً ذَاتَ حَسَبٍ وَجَمَالٍ، وَإِنَّهَا لاَ تَلِدُ، أَفَأَتَزَوَّجُهَا؟ قَالَ: ((لاَ)). ثَمَّ أَتَاَهُ الثَّانِيَةَ فَنَهَاهُ، ثُمَّ أَتَاهُ الثَّالِثَةَ، فَقَالَ: ((تَزَوَّجُوْا الْوَدُوْدَ الْوَلُوْدَ، فَإِنَّيْ مُكَاثِرٌ بِكُمُ الْأُمَمُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ)).
“Pernah datang seorang lelaki kepada Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- lalu berkata, “Saya menyenangi seorang wanita yang memiliki keturunan yang baik lagi cantik hanya saja dia tidak melahirkan (mandul), apakah saya boleh menikahinya?”, beliau menjawab, “Tidak boleh”. Kemudian orang ini datang untuk kedua kalinya kepada beliau (menanyakan soal yang sama) maka beliau melarangnya. Kemudian dia datang untuk ketiga kalinya, maka beliau bersabda, “Nikahilah wanita-wanita yang penyayang lagi subur, karena sesungguhnya saya berbangga dengan banyaknya jumlah kalian pada hari kiamat”. (HR. Abu Daud no. 2050 dan An-Nasai: 6/65)
An-Nasa`i -rahimahullah- memberikan judul bab untuk hadits ini dengan ucapannya, “Bab: Makruhnya menikahi orang yang mandul”.

c. Masih perawan. Hal ini berdasarkan Jabir bin ‘Abdillah -radhiallahu ‘anhu- bahwasanya Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bertanya kepadanya, “Wanita apa yang kamu nikahi?”, maka dia menjawab, “Saya menikahi seorang janda”, maka Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
فَهَلاَّ جَارِيَةً تُلاَعِبُهَا وَتُلاَعِبُكَ
“Tidakkah kamu menikahi wanita yang perawan?! Yang kamu bisa bermain dengannya dan dia bisa bermain denganmu?!” (HR. Al-Bukhari: 3/240 dan Muslim no. 2/1078)

http://al-atsariyyah.com/?p=1854
READ MORE - ^MencaRi dan MemiLih Jodoh^

Melunakkan Hati Wanita Agar Menerima Poligami

Wanita adalah manusia kedua dari segi penciptaanya, ia diciptakan setelah Adam a.s. Menurut sumber sejarah yang otentik dan terpercaya. Adam as bukan dilahirkan, tetapi diciptakan. Sedangkan bahan baku Adam as adalah tanah, dan air (al-Tiin), bahasa indonesia disebut dengan ‘’Lumpur’’, tetapi bukan lumpur lapindo. Sedangkan wanita adalah selnya (bagian) dari lelaki atau yang dikenal dengan (sulbi). Dunia medis mulai membuktikan dengan penemuan-penemuan terbarunya (riset) ilmiyahnya yang dikenal dengan ‘’klonisasi’’ atau yang populer dengan cloning. Jadi, prosesnya Hawa’ sebagai istri Adam telah dibuktikan dengan cara ilmiyah di dunia modern, walaupun kebenarannya tidak mutlak.
Karakteristik wanita itu sungguh sangat unik nan menarik, ini disebabkan dari asal asulnya. Menurut literatur hadis, wanita itu diciptakan dari tulang rusuk laki-laki yang keras nan bengkok. Wajar sekali jika ia memiliki sifat keras dan egois. Dan ini sudah dirasakan oleh setiap suami, bagaimana karakter wanita yang sesungguhnya saat membina rumah tangga. Ada yang tidak betah, sehingga sang suami meninggalkan, dan memimilih beristri lagi.

Dasar yang dipergunakan oleh ilmuan-ilmuan muslim yaitu hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah. Isi kandungan hadis di bawah ini mengisaratkan bahwa wanita itu tercipta dari sel (sulbi) laki-laki.
عن أبي هريرة عن النبي صلى الله عليه وسلم قال ( من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فلا يؤذي جاره واستوصوا بالنساء خيرا فإنهن خلقن من ضلع ( رواه البخاري 4890 )
Diriwayatkan oleh sahabat Abi Hurairah RA, dari Rosulullah SAW, beliau bersabda “barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya tidak menyakiti tetangganya, dan saling berpesanlah kalian terhadap kaum wanita dengan lemah lembut, karena pada dasarnya kaum wanita itu diciptakan dari tulang rusuk “

Bebarapa ayat al-Qur’an juga mengisaratkan bahwa wanita itu tercipta dari selnya (sulbi) laki-laki. Walaupun keberanya masih diperlukan penelitian lebih lanjut tengtang kebenarannya.
Di sisi lain, hadis di atas tersirat pesan penting dan khusus untuk kaum laki-laki yang isisnya agar senantiasa berbuat baik, bijaksana terhadap kaum wanita, firman Allah “وعاشروهن بالمعروف . Lebih lanjut lagi, pesan al-Qur’an dan hadis di atas menuntut kaum lelaki agar benar-benar memahami karakteristik wanita dengan baik. Dengan harapan, seorang lelaki kelak mampu menghadapinya dengan bijaksana, bukan dengan amarah dan kasar. Sebab, sebagian besar lelaki memang sangat sulit menghadapi istrinya.

Diantara istri-istri Nabi yang sering menceritakan tengtang bahtera rumah tangganya ialah, Aisyah dan Hafsah r.a. Di dalam beberapa literatur, Aiysah dan Hafsah dua di antara sembilan wanita jelita, yang pernah mengisi hati Nabi. Karakteristiknya hampir tidak berbeda, usianya juga tidak terlalu jauh. Hanya saja, Hahsah dinikahi dalam berstatus Janda, sedangkan Aisyah masih gadis belia.

Keduanya juga seringkali menampakkan kemarahanya kepada Nabi. Aiysah r.a pernah marah, ia memecahkan mangkok. Kelembutan Nabi ternyata seketika itu bisa melunakkan emosi sang istri yang meledak-ledak. Nabi benar-benar menguasai kejiwaan dan karakteristik wanita sepenuhnya. Beliau mampu menundukkan istri-istrinya dengan kelembutan dan kesabaran, sehingga mereka (istri-istrinya) menjadi wanita muslimah sejati sepanjang sejarah peradapan islam.

Di sisi lain wanita juga menjadi sumber fitnah dan permusuhan, sehingga kerusakan dan kemaksiatan di mulai dari kaum hawa .Tapi ingat, dunia bisa cerah, indah, dan menarik karena ada seorang wanita. Keluarga bisa terasa nyaman, tentram, serta menyenangkan karena adanya seotang istri. Wanita menjadi sumber kenikmatan dan sekaligus menjadi bencana. Sungguh sempuran tuhan menciptakan mahluk yang bernama wanita.

Terlepas dari sosok wanita yang menjadi fitnah, hiburan, serta kenikmatan, dan hiasan duniawi dan surgawi kelak. Yang jelas, seorang lelaki harus mampu meneladani Nabi di dalam mendidik dan meluruskan sifat dasar wanita yang keras sebagai seorang istri, yang sekaligus sebagai seorang ibu untuk anak-anakanya. Kewajiban suami ialah menjadikan istrinya menjadi wanita sempurna (sholihah). Sederetan wanita mulai yang dipuji oleh Nabi, dan juga disinyalir di dalam kisah-kisah dalam tafsir al-Qur’an ialah :Aisayah, Khodijah, Asiyah, Masyitoh. Mereka adalah wanita sholehah yang telah dijanjikan surga.

Begitulah muslimah sejati, harapan setiap lelaki, serta pujan setiap orangtua, serta dambaan islam. Kelak, ia mendapatkan penghargaan luar biasa dari penciptanya yaitu surga. Al- Qur’an dan hadis mewanti-wanti agar kita senantiasa berbuat bagi kepada wanita, baik ketika menjadi sosok Ibu, anak, istri. Terkait dengang posisi wanita sebagai seorang Ibu, al-Qur’an mengajarkan sebuah do’a yang artinya:’’ Ya Allah ampunilah dosa-dosaku, begitu pula dosa-dosa kedua orang tuaku, sayangilah keduanya, seperti hanya mereka menyayangiku”.

Terkait dengan posisi wanita sebagai anak, Nabi pernah menuturkan:’’ barang siapa mempunyai tiga putri, dan mendidiknya dengan baik, maka ia akan memperoleh kebahagiaan surga’’. Di dalam redaski lainya’’ memenuhi kebutuhan mereka’’ dan mendidiknya dengan pendidikan agama’’ . Ini adalah kekhususan yang dimiliki oleh anak wanita. Walaupun realitas di lapangan, mendidika anak wanita itu lebih sulit dari pada anak laki-laki, khsusnya di era modern dan internetisasi ini.

Sedangkan terakit dengan posisi sebagai istri. Al-Qur’an dan hadis memberikan apresisasi yang sangat tinggi kepada kaum hawa. Pesan al-Qur’an’’ pergaulilah istrimu dengan baik (ma’ruf). Sedangkan pesan Nabi sangat banyak, salah satunya ialah’’ bimbinglah istri-istrimu dengan baik, sesungguhnya mereka tercipta dari tulang rusuk yang bengkok’’. Pesan ini disampikan menjelang Nabi wafat.

Jika melihat asal muasal wanita, mulai sejarah penciptaanya sampai proses dan posisnnya sebagai seorang anak, istri, dan ibu. Yang menjadikan wanita tidak mau dan menolak mentah-mentah ialah karakternya yang keras, dan menangnya sendiri. Wajar jika mereka menolak dipoligami, apalagi sang suami tidak bisa memberikan ketentraman (kebahagiaan) lahir dan batin.

Jika lelaki ingin berpoligami, mestinnya bersikap lembut, santun dan tidak pernah menyakiti istri baik fisik, lisan, serta hatinya. Menamkan cinta dan sayang sepenuh hati, sehigga sang istri benar-benar meraskan wanita paling bahagia, dan tidak ada lelaki yang lebih perkasa, lebih sholih, dan lebih mapan selain sang suami tercinta. Pertanyaanya, mampukah lelaki menjadi sosok yang seperti Nabi? Silahkan di jawab sendiri-sendiri....( Ini adalah nulilan dari buku yang sedang saya tulis ” Meneladani Monogami Nabi’’.

READ MORE - Melunakkan Hati Wanita Agar Menerima Poligami

Penyejuk Hati Rumah Masa Depan

05 Juni 2010 jam 20:10
النفس تبكي على الدنيا وقد علمت...أن السلامة فيها ترك ما فيها

(Sungguh aneh) jika jiwa menangis karena perkara dunia (yang terluput) padahal jiwa tersebut mengetahui bahwa keselamatan adalah dengan meninggalkan dunia
لا دار للمرء بعد الموت يسكنها...إلا التي كان قبل الموت يبنيها

Tidak ada rumah bagi seseorang untuk ditempati setelah kematian, kecuali rumah yang ia bangun sebelum matinya
فإن بناها بخير طاب مسكنه...وإن بناها بشر خاب بانيها

Jika ia membangun rumahnya (tatkala masih hidup) dengan amalan kebaikan maka rumah yang akan ditempatinya setelah matipun akan baik pula
أموالنا لذوي الميراث نجمعها...ودورنا لخراب الدهر نبنيها

Harta kita yang kita kumpulkan adalah milik ahli waris kita, dan rumah-rumah (batu) yang kita bangun akan rusak dimakan waktu
كم من مدائن في الآفاق قد بنيت...أمست خرابا وأفنى الموت أهليها

Betapa banyak kota (megah) dipenjuru dunia telah dibangun, namun akhirnya rusak dan runtuh, dan kematian telah menyirnakan para penghuninya
أين الملوك التي كانت مسلطنة...حتى سقاها بكأس الموت ساقيها

Dimanakah para raja dan pimpinan yang dahulu berkuasa? Agar mereka bisa meneguk cangkir kematian
لا تركنن إلى الدنيا فالموت...لا شك يفنينا ويفنيها

Janganlah engkau condong kepada dunia, karena tidak diragukan lagi bahwa kematian pasti akan membuat dunia sirna dan mebuat kitapun fana
واعمل لدار غدا رضوان خازنها...والجار أحمد والرحمن بانيها

Hendaknya engkau beramal untuk rumah masa depan yang isinya adalah keridoan Allah, dan tetanggamu adalah Nabi Muhammad serta yang membangunnya adalah Ar-Rohman (Allah yang maha penyayang)
قصورها ذهب والمسك طينتها...والزعفران حشيش نابت فيها

Bangunannya terbuat dari emas, dan tanahnya menghembuskan harumnya misik serta za'faron adalah rerumputan yang tumbuh di tanah tersebut
أنهارها لبن مصفى ومن عسل...والخمر يجري رحيقا في مجاريها

Sungai-sungainya adalah air susu yang murni jernih, madu dan khomr, yang mengalir dengan bau yang semerbak
والطير تشدو على الأغصان عاكفة...تسبح الله جهرا فى مغانيها

Burung-burung berkicau di atas ranting dan dahan di atas pohon-pohon yang ada di surga
Mereka bertasbih memuji Allah dalam kicauan mereka
فمن يشتري الدار في الفردوس يعمرها...بركعة في ظلام الليل يحييها

Siapa yang hendak membangun surga firdaus maka hendaknya ia memenuhinya dengan sholat di dalam kegelapan malam
READ MORE - Penyejuk Hati Rumah Masa Depan

Janganlah Berdusta Atas Nama Allah Dan Rasul-Nya

Sebuah renungan yang indah yang akan menyelamatkan kita bila kita bisa memahaminya dengan benar.

Apakah yang di maksud dengan berdusta atas Nama Allah dan Rasul-Nya dan di ancam dengan neraka?

Orang yang berdusta atas nama Allah dan Rasul-Nya akan mendapat adzab yang pedih. Wajah mereka akan tampak hitam pekat di akhirat nanti. Sebagaimana di sebutkan dalam firman-Nya :

"Dan pada hari kiamat kamu melihat orang-orang yang berdusta atas nama Allah, wajah-wajah mereka hita". {QS. Az-Zumar : 60}.

Al-Hasan berkomentar bahwa mereka adalah orang-orang yang mengatakan : "jika kami mau, kami kerjakan, dan jika mami tidak mau, kami tidak kerjakan".

Ibnul Jauzi berkata dalam tafsirnya : "sebagian ulama berpendapat bahwa berdusta atas nama Allah dan Rasul-Nya adalah kekafiran yang mengeluarkan pelakunya dari agama. Berdusta atas nama Allah dan Rasul-Nya dengan menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal adalah kufur total. Permasalahan kita di sini adalah dusta selain hal di atas.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam bersabda : "Barang siapa berdusta atas nama saya akan di bangunkan baginya sebuah rumah di jahanam." { H.R. Bukhari dan Muslim }.

Dalam hadits yang lain beliau bersabda : "Barang siapa dengan sengaja berdusta atas nama Ku maka hendaknya dia siap menempati neraka." { H.R. Bukhari dan Muslim }.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Barang siapa menisbatkan perkataan kepada Ku padahal Aku tidak mengatakannya, maka hendaklah dia siap menempati neraka." { H.R. Ahmad }.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Barang siapa meriwayatkan sebuah hadits, gadahal ia tahu bahwa hadits itu dusta, maka sesungguhnya ia termasuk salah seoran dari para pendusta." { H.R. Muslim }.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Barang siapa dengan sengaja berdusta atas nama saya maka hendaknya ia menempati tempatnya di neraka." { lihat Al-Kaba'ir, hal. 77 }.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Barang siapa yang berdusta atas nama Ku dengan sengaja, maka hendaknya ia mengambil tempat duduknya dari neraka." { H.R. Muslim }.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Sesungguhnya berdusta atas nama Ku tidak sama seperti dusta atas nama orang lain, barang siapa sengaja berdusta atas nama Ku hendaknya ia bersedia menempati neraka." { H.R. Muslim }.

Dari keterangan hadits di atas dapat di simpulkan, kalau orang yang berdusta atas nama Allah dan Rasul-Nya ia akan mendapat adzab yang amat besar.

Hanya orang-orang yang takut kepada Allah yang selalu memegang teguh hukum-Nya dan takut berbuat dusta, lebih-lebi dusta terhadap Allah dan Rasul-Nya.

Wallahu 'alam.

Tafadhal yang mau share dan mau berbagi ilmunya. ^_^ ^_^
READ MORE - Janganlah Berdusta Atas Nama Allah Dan Rasul-Nya

Sampai Kapan Istri Harus Bersabar?

Pertanyaan:

Ustadz, kami sudah membaca keterangan jawaban Ustadz tentang sampai kapan suami harus bersabar? Lalu bagaimana dengan hal sebaliknya? Sampai kapan istri harus bersabar? Apakah yang harus dilakukan oleh istri bila banyak mendapati hal yang tidak ia sukai dari suaminya?

Jawaban:

Ukhti, hidup ini pasti ada ujian, belum berkeluarga ataupun sudah. Yang suda berkeluarga tentu ujiannya lebih banyak, karena itu apabila berhasil pahalanya pun lebih banyak. Lihat surat at-Taghabun: 15.

Bagaimana kalau istri banyak mendapati hal yang tidak disukai dari suaminya? Memang tidak ada dalil bahwa semua tindakan suami harus disenangi istri, karena boleh jadi istri salah atau mengikuti hawa nafsunya. Satu contoh; suami yang kaya, bijak, dan adil, bila dia hendak menikah lagi tentu istri kurang suka, kecuali istri yang dirahmati oleh Allah. Karena itu Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ فَإِن كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَى أَن تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا

“...Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS. An-Nisa’: 19).

وَعَسَى أَن تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرُُ لَّكُمْ وَعَسَى أَن تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ وَاللهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ

“...Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216).

Apabila yang tidak disukai oleh istri karena suami sering menyakitinya dengan lisan atau perbuatan, nasihati dengan lisan atau perbuatan, nasihati dia dengan kata-kata yang lembut, bila perlu tunjukkan dalilnya, dan bersabarlah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

اَلْمُسْلِمُ إِذَا كَانَ مُخُالِطا النَّاسَ وَ يَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ خَيْرٌ مِنَ المُسْلِمِ الَّذِي لاَ يُخُالِطُ النَّاسَ وَلاَ يَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ

“Orang muslim jika dia bergaul dengan manusia dan bersabar atas gangguannya, maka dia lebih baik daripada orang muslim yang tidak mau bergaul dengan manusia dan tidak bersabar atas gangguannya.” (HR. Tirmidzi: 2431, dishahihkan oleh Al-Albani; lihat Shahihul Jami’: 6651).

Jika suami melakukan berulang kali, beristighfarlah dan keraskan pengaduan ukhti kepada Allah: “Ya Allah, berilah aku kesabaran dan ampunilah dosaku dan dosa suamiku, berilah dia petunjuk ke jalan-Mu yang benar”; sebagaimana tersebut di dalam surat at-Taghabun: 14. Insya Allah dia akan paham kebaikan istri.

Jika dengan jalan ini suami masih menganiaya istri, datangkan hakam dari pihak suami dan istri (lihat surat An-Nisa: 35). Jika belum berhasil, mintalah cerai atau melapor kepada hakim; insya Allah urusan akan selesai.

Sumber: Dijawab oleh Ust. Aunur Rofiq dalam Majalah al-Mawaddah, Edisi 7 Tahun I ,Shofar 1429 H - Februari 2008
READ MORE - Sampai Kapan Istri Harus Bersabar?

PINTU-PINTU SYAITHON

Menurut Imam Al Ghazali, pintu-pintu masuk setan ke dalam jiwa manusia di antaranya adalah :

1. Marah dan syahwat. Marah merupakan racun bagi akal, dan syahwat yang tidak terkendali sesuai syariat, merupakan pintu masuk yang sangat mudah bagi setan untuk menjerumuskannya kepada perbuatan maksiat.

2. Dengki dan tamak (serakah) terhadap segala sesuatu. Sifat ini dapat membuat orang menjadi buta hati dan tuli hati. Rasulullah SAW bersabda :”Cintamu terhadap sesuatu membuatmu buta dan tuli” (HR. Tirmidzi)

Jika hati seseorang telah diliputi rasa dengki dan tamak terhadap sesuatu, maka ia tidak akan dapat melihat dan mendengar kebenaran. Saat itulah setan masuk dan memberikan kesan baik terhadap orang yang sedang melampiaskan hawa nafsunya meskipun itu dilakukan secara keji dan munkar.

3. Kenyang yang berlebihan meskipun dengan makanan yang halal. Rasa kenyang yang berlebihan dapat memperkuat syahwat, sedangkan syahwat adalah senjata setan yang ampuh untuk melemahkan iman.

4. Berlebihan dalam berhias dengan perabotan, rumah dan pakaian. Perhiasan ini sangat didambakannya, sehingga sepanjang hidupnya terbenam ke dalam hal tersebut, selalu mengikuti hawa nafsu agar dipuji orang lain. Setan sangat senang masuk ke dalam jiwa orang yang sedang bangga oleh pujian orang lain, sehingga kebanggan itu dapat menyeretnya kepada kefasikan.

5. Tamak kepada manusia, menimbulkan rasa senang untuk mencari muka dan berbuat riya’, memuja seseorang secara berlebihan untuk mendapatkan perhatiannya, selalu berbuat dengan pamrih tertentu.

6. Terburu-buru dan tidak mengkonfirmasi persoalan, hal ini menghalangi kematangan berpikir secara bijaksana sehingga tanpa disadari setan memasukkan rencana kejahatan ke dalam jiwanya.

7. Segala macam harta kekayaan yang menyilaukan, dapat menyebabkan sesorang tidak pernah puas dengan apa yang telah dimilikinya, sehingga terjerumus ke dalam perburuan harta yang tak ada habisnya. Setan sangat mudah masuk ke dalam jiwanya sehingga seluruh hidupnya, waktu, pikiran dan tenaganya terkuras untuk menumpuk harta. Dan hidupnya akan lebih terpuruk lagi jika uang dan hartanya itu menimbulkan bangga diri, ujub dan sombong.

8. Bakhil dan takut miskin, merupakan senjata yang ampuh bagi setan untuk memasuki jiwa manusia. Takut miskin membuat orang menjadi bakhil, enggan untuk bersedekah, tidak membayar zakat, dan suka menumpuk harta yang dikiranya dapat menyelamatkan masa depannya.

9. Fanatik terhadap madzhab tertentu dan hawa nafsu, mendengki lawan dan melecehkannya. Hal ini merupakan pintu besar masuknya setan, bahkan dapat menghancurkan para ulama yang karena kefanatikannya dapat mengundang permusuhan di kalangan sesama muslim. Orang yang dengki selalu sibuk mencela dan mencari kesalahan orang lain, mencaci orang lain yang tidak sepaham dan merasa menang sendiri. Inilah lahan yang disukai setan untuk menciptakan permusuhan bahkan peperangan antara sesama muslim.

10. Mengajak orang awam untuk berpikir tentang Dzat Allah. Orang awam dengan pengetahuan yang sangat terbatas dapat terjerumus pada keraguannya tentang agama jika dia diajak berpikir tentang Dzat Allah. Bahkan dapat terjerumus kepada kekafiran atau bid’ah, hal inilah yang merupakan senjata perlawanan setan untuk mengajak manusia ke jalan yang sesat.

11. Buruk sangka kepada kaum muslimin, adalah pintu masuk setan untuk berkembang menjadi tuduhan dan fitnah. Akibatnya sangat merugikan orang lain, mengundang permusuhan dan bagi orang yang berprasangka berarti menzolimi dirinya sendiri.

Itulah sebagian pintu masuk setan ke dalam jiwa manusia, dan masih banyak lagi pintu-pintu lain yang sering kali tidak kita sadari. Melontar jumrah dalam ritual ibadah haji mengandung makna batin untuk melakukan perlawanan terhadap setan. Oleh karena itu pintu-pintu masuk setan ini perlu diketahui, jika kita tidak tahu pintu masuknya maka bagaimana kita akan menyerangnya?

Dengan pengetahuan ini semoga kita dapat mengendalikan diri agar terhindar dari sifat-sifat tercela yang merupakan pintu masuk setan, sehingga setan yang terkutuk itu dapat dicampakkan dari dalam hati jika ia telah terlanjur bertengger di sana. Kita harus selalu waspada betapa setan itu sangat dekat dengan kehidupan kita sebagaimana sabda Rasulullah SAW : “Sesungguhnya setan mengalir pada peredaran darah tubuh anak Adam” (HR: Bukhari dan Muslim)

“Dan katakanlah : ‘ Ya Tuhanku, aku berlindung kepadaMu dari bisikan jahat setan-setan. Dan aku berlindung kepadaMu, ya Tuhanku, supaya jangan mereka mendekati aku” (QS. Al Mu’minuun : 97-98)

READ MORE - PINTU-PINTU SYAITHON

[SINGKAT TAPI MENGGUGAH, DIBACA YA!]: Nasehat Emas dari Salah Seorang Murid Terbaik Al-Albaniy Bagi yg Mau Serius Belajar Agama

Saya sampaikan kepada saudara sekalian apa yang ditulis oleh Asy-Syaikh Abu Ishaq Al-Huwaini di muqaddimah buku beliau Tanbihul Hajid (kurang lebih):

“Saya kira saya tidak sedang mengada-ada atau berlebihan apabila saya mengatakan: Sungguh saya benar-benar bisa melihat setelah sebelumnya butamanakala saya belajar kedua ilmu yang agung tersebut (yakni ushul hadits dan ushul fiqh). Saya nyatakan bahwa seorang yang jahil dengan kedua ilmu ini tidak akan pernah bisa menjadi ‘alim sehebat dan sebanyak apapun buku fiqih yang dia hafal. Karena tidak mungkin bisa dilakukan pemilihan dan penetapan mana yang benar ketika terjadi perbedaan pendapat kecuali dengan kedua ilmu ini. Ilmu hadits akan menentukan mana yang shahih dari dalil yang anda gunakan, dan ilmu ushul fiqih akan mengokohkan pemahaman anda terhadap dalil yang shahih tersebut. Maka keduanya ibarat dua sayap bagi seekor burung.”



Mari kita sama-sama bersungguh-sungguh untuk giat belajar dan mempelajari keduanya, yang semuanya itu tentu harus dibuka dengan bahasa arab.

http://salafyitb.wordpress.com/2006/12/18/ushul-hadits-dan-ushul-fiqh-kuasailah/
READ MORE - [SINGKAT TAPI MENGGUGAH, DIBACA YA!]: Nasehat Emas dari Salah Seorang Murid Terbaik Al-Albaniy Bagi yg Mau Serius Belajar Agama

YANG LEBIH KAYA DAN LEBIH MENCINTAI FITNAH

Seperti biasa, Abunawas berjalan - jalan mengunjungi pasar. Tempat inilah yang paling ia sukai karena dari tempat ini ia dapat mempublikasikan ide idenya ke masyarakat secara langsung.

Tiba tiba ia berdiri ketempat yang cukup tinggi untuk dapat didengar oleh orang sepasar. Dengan suara keras ia mulai berpidato, : " Saudara saudara sekalian. Ada yang perlu saudara saudara ketahui tentang raja kita yang tercinta, Sultan Harun Al Rasyid"

Seluruh is pasar terdiam, pandangan tertuju kepadanya. Orang orang menunggu kelanjutan kalimat berikutnya yang akan dikeluarkan Abu Nawas. Melihat pandangan orang orang tertuju padanya, dengan percaya diri dia melanjutkan kalimatnya, : " Kalian harus tahu bahwa baginda Harun Al Rasyid lebih kaya dari Allah"

Tiba tiba bergemuruhlah suara orang dipasar.Semua orang tersentak dengan pernyataan Abu Nawas .

" Tenang, tenang saudara saudara, masih ada lagi"

Seluruh pasar terdiam.

" Baginda itu sebenarnya sangat mencintai fitnah"

Meledak lagi gemuruh orang orang dipasar. Banyak yang memprotes pendapat Abu Nawas itu. Tetapi Abu Nawas tetap tenang tenag saja, tanpa merasa bersalah.

Tiba tiba sejumlah tangan merenggut kedua tangan Abu Nawas. Dia tetap tenang. Ia tahu bahwa tangan tangan itu adalah punggawa istana dan Abu Nawas diseret ke istana menghadap raja.

Dengan geram Sultan Harun Al Rasyid mengintrogasi Abu Nawas didepan para penasihatnya, : " Apakah benar kamu mengatakan aku ini lebih kaya dari Allah?"

" Benar Baginda"

Makin geramlah Raja Harun Al Rasyid, : " Apakah benar kamu mengatakan bahwa aku mencintai fitnah?"

"Benar sekali baginda", jawab Abu Nawas dengan tenang.

" Pengawal bawa Abu Nawas ke penjara, dan gantung dia esok pagi "

" Tenang baginda izinkanlah saya menjelaskan arti kata kata kata itu ", pinta Abu Nawas.

" Cepat katakan, sebelum ajal menemuimu "

" Begini Baginda, maksud kata saya bahwa baginda lebih kaya dari Allah itu adalah Baginda mempunyai anak istri, sedangkan Allah tidak, benar begitu Baginda?"

Harun Al Rasyid terdiam, dalam hati dia berkata, " Dasar Abu Nawas"

"Terus, apa rti kata katamu bahwa aku mencintai fitnah ?"

"Maksudnya Baginda mencintai anak dan istri Baginda dan itu dapat menjadi fitnah bagi Baginda, Benar kah itu Baginda "?

Harun Al Rasyid hanya dapat menggeleng gelengkan kepala, : " Lalu apa maksudnya kamu teriak teriak di pasar. Orang yang tidak mengerti omonganmu akan marah besar "

"Ya, kalau masyarakat marah, tentu saya akan dipanggil Baginda"

"Kalau sudah dipanggil, alu kenapa?"

" Ya........ biar dikasih hadiah Baginda ", jawab Abu Nawas.

Harun Al Rasyid hanya tertawa kemudian memberi Abu Nawas hadiah.

Diperbarui 23 jam yang lalu · Laporkan Catatan
READ MORE - YANG LEBIH KAYA DAN LEBIH MENCINTAI FITNAH

TATA CARA PERNIKAHAN DALAM ISLAM : KHITBAH (PEMINANGAN)

Tata Cara Pernikahan Dalam Islam : Khitbah (Peminangan)


TATA CARA PERNIKAHAN DALAM ISLAM : KHITBAH (PEMINANGAN)


Oleh
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas



Islam telah memberikan konsep yang jelas tentang tata cara pernikahan berlandaskan Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahih sesuai dengan pemahaman para Salafush Shalih, di antaranya adalah:

1. Khitbah (Peminangan)
Seorang laki-laki muslim yang akan menikahi seorang muslimah, hendaklah ia meminang terlebih dahulu karena dimungkinkan ia sedang dipinang oleh orang lain. Dalam hal ini Islam melarang seorang laki-laki muslim meminang wanita yang sedang dipinang oleh orang lain. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam melarang seseorang membeli barang yang sedang ditawar (untuk dibeli) oleh saudaranya, dan melarang seseorang meminang wanita yang telah dipinang sampai orang yang meminangnya itu meninggalkannya atau mengizinkannya.” [1]

Disunnahkan melihat wajah wanita yang akan dipinang dan boleh melihat apa-apa yang dapat mendorongnya untuk menikahi wanita itu.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


“Apabila seseorang di antara kalian ingin meminang seorang wanita, jika ia bisa melihat apa-apa yang dapat mendorongnya untuk menikahinya maka lakukanlah!” [2]

Al-Mughirah bin Syu’bah radhiyallaahu ‘anhu pernah meminang seorang wanita, maka Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya:


“Lihatlah wanita tersebut, sebab hal itu lebih patut untuk melanggengkan (cinta kasih) antara kalian berdua.” [3]

Imam at-Tirmidzi rahimahullaah berkata, “Sebagian ahli ilmu berpendapat dengan hadits ini bahwa menurut mereka tidak mengapa melihat wanita yang dipinang selagi tidak melihat apa yang diharamkan darinya.”

Tentang melihat wanita yang dipinang, telah terjadi ikhtilaf di kalangan para ulama, ikhtilafnya berkaitan tentang bagian mana saja yang boleh dilihat. Ada yang berpendapat boleh melihat selain muka dan kedua telapak tangan, yaitu melihat rambut, betis dan lainnya, berdasarkan sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, “Melihat apa yang mendorongnya untuk menikahinya.” Akan tetapi yang disepakati oleh para ulama adalah melihat muka dan kedua tangannya. Wallaahu a’lam. [4]

Ketika Laki-Laki Shalih Datang Untuk Meminang
Apabila seorang laki-laki yang shalih dianjurkan untuk mencari wanita muslimah ideal -sebagaimana yang telah kami sebutkan- maka demikian pula dengan wali kaum wanita. Wali wanita pun berkewajiban mencari laki-laki shalih yang akan dinikahkan dengan anaknya. Dari Abu Hatim al-Muzani radhiyallaahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Jika datang kepada kalian seseorang yang kalian ridhai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia (dengan anak kalian). Jika tidak, maka akan terjadi fitnah di bumi dan kerusakan yang besar.’” [5]

Boleh juga seorang wali menawarkan puteri atau saudara perempuannya kepada orang-orang yang shalih.

Sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar, ia berkata, “Bahwasanya tatkala Hafshah binti ‘Umar ditinggal mati oleh suaminya yang bernama Khunais bin Hudzafah as-Sahmi, ia adalah salah seorang Shahabat Nabi yang meninggal di Madinah. ‘Umar bin al-Khaththab berkata, ‘Aku mendatangi ‘Utsman bin ‘Affan untuk menawarkan Hafshah, maka ia berkata, ‘Akan aku pertimbangkan dahulu.’ Setelah beberapa hari kemudian ‘Utsman mendatangiku dan berkata, ‘Aku telah memutuskan untuk tidak menikah saat ini.’’ ‘Umar melanjutkan, ‘Kemudian aku menemui Abu Bakar ash-Shiddiq dan berkata, ‘Jika engkau mau, aku akan nikahkan Hafshah binti ‘Umar denganmu.’ Akan tetapi Abu Bakar diam dan tidak berkomentar apa pun. Saat itu aku lebih kecewa terhadap Abu Bakar daripada kepada ‘Utsman.
Maka berlalulah beberapa hari hingga Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam meminangnya. Maka, aku nikahkan puteriku dengan Rasulullah. Kemudian Abu Bakar menemuiku dan berkata, ‘Apakah engkau marah kepadaku tatkala engkau menawarkan Hafshah, akan tetapi aku tidak berkomentar apa pun?’ ‘Umar men-jawab, ‘Ya.’ Abu Bakar berkata, ‘Sesungguhnya tidak ada sesuatu yang menghalangiku untuk menerima tawaranmu, kecuali aku mengetahui bahwa Rasulullah telah menyebut-nyebutnya (Hafshah). Aku tidak ingin menyebarkan rahasia Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Jika beliau meninggalkannya, niscaya aku akan menerima tawaranmu.’” [6]

Shalat Istikharah
Apabila seorang laki-laki telah nazhar (melihat) wanita yang dipinang serta wanita pun sudah melihat laki-laki yang meminangnya dan tekad telah bulat untuk menikah, maka hendaklah masing-masing dari keduanya untuk melakukan shalat istikharah dan berdo’a seusai shalat. Yaitu memohon kepada Allah agar memberi taufiq dan kecocokan, serta memohon kepada-Nya agar diberikan pilihan yang baik baginya. [7] Hal ini berdasarkan hadits dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallaahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam mengajari kami shalat Istikharah untuk memutuskan segala sesuatu sebagaimana mengajari surat Al-Qur'an.” Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila seseorang di antara kalian mempunyai rencana untuk mengerjakan sesuatu, hendaknya melakukan shalat sunnah (Istikharah) dua raka’at, kemudian membaca do’a:

“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta pilihan yang tepat kepada-Mu dengan ilmu-Mu dan aku memohon kekuatan kepada-Mu (untuk mengatasi persoalanku) dengan ke-Mahakuasaan-Mu. Aku mohon kepada-Mu sesuatu dari anugerah-Mu yang Mahaagung, sungguh Engkau Mahakuasa sedang aku tidak kuasa, Engkau Maha Mengetahui sedang aku tidak mengetahui dan Engkaulah yang Maha Mengetahui yang ghaib. Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini (orang yang mempunyai hajat hendaknya menyebut persoalannya) lebih baik dalam agamaku, penghidupanku, dan akibatnya terhadap diriku (atau Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘..di dunia atau akhirat) takdirkan (tetapkan)lah untukku, mudahkanlah jalannya, kemudian berilah berkah atasnya. Akan tetapi, apabila Engkau mengetahui bahwa persoalan ini membawa keburukan bagiku dalam agamaku, penghidupanku, dan akibatnya kepada diriku (atau Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘...di dunia atau akhirat’) maka singkirkanlah persoalan tersebut, dan jauhkanlah aku darinya, dan takdirkan (tetapkan)lah kebaikan untukku di mana saja kebaikan itu berada, kemudian berikanlah keridhaan-Mu kepadaku.’” [8]

Dari Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu, ia berkata, “Tatkala masa ‘iddah Zainab binti Jahsy sudah selesai, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Zaid, ‘Sampaikanlah kepadanya bahwa aku akan meminangnya.’ Zaid berkata, ‘Lalu aku pergi mendatangi Zainab lalu aku berkata, ‘Wahai Zainab, bergembiralah karena Rasulullah mengutusku bahwa beliau akan meminangmu.’’ Zainab berkata, ‘Aku tidak akan melakukan sesuatu hingga aku meminta pilihan yang baik kepada Allah.’ Lalu Zainab pergi ke masjidnya. [9] Lalu turunlah ayat Al-Qur'an [10] dan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam datang dan langsung masuk menemuinya.” [11]

Imam an-Nasa’i rahimahullaah memberikan bab terhadap hadits ini dengan judul Shalaatul Marhidza Khuthibat wastikhaaratuha Rabbaha (Seorang Wanita Shalat Istikharah ketika Dipinang).”

Fawaaid (Faedah-Faedah) Yang Berkaitan Dengan Istikharah:
1. Shalat Istikharah hukumnya sunnah.
2. Do’a Istikharah dapat dilakukan setelah shalat Tahiyyatul Masjid, shalat sunnah Rawatib, shalat Dhuha, atau shalat malam.
3. Shalat Istikharah dilakukan untuk meminta ditetapkannya pilihan kepada calon yang baik, bukan untuk memutuskan jadi atau tidaknya menikah. Karena, asal dari pernikahan adalah dianjurkan.
4. Hendaknya ikhlas dan ittiba’ dalam berdo’a Istikharah.
5. Tidak ada hadits yang shahih jika sudah shalat Istikharah akan ada mimpi, dan lainnya. [12]

[Disalin dari buku Bingkisan Istimewa Menuju Keluarga Sakinah, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Putaka A-Taqwa Bogor - Jawa Barat, Cet Ke II Dzul Qa'dah 1427H/Desember 2006]
__________
Foote Note
[1]. Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 5142) dan Muslim (no. 1412), dari Shahabat Ibnu ‘Umar radhiyallaahu ‘anhuma. Lafazh ini milik al-Bukhari.
[2]. Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Ahmad (III/334, 360), Abu Dawud (no. 2082) dan al-Hakim (II/165), dari Shahabat Jabir bin ‘Abdillah radhiyallaahu ‘anhuma.
[3]. Hadits shahih: Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (no. 1087), an-Nasa-i (VI/69-70), ad-Darimi (II/134) dan lainnya. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani rahimahullaah dalam Shahiih Sunan Ibni Majah (no. 1511).
[4]. Lihat pembahasan masalah ini dalam Syarhus Sunnah (IX/17) oleh Imam al-Baghawi, Syarh Muslim (IX/210) oleh Imam an-Nawawi, Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah (I/97-208, no. 95-98) oleh Syaikh al-Albani, al-Mausuu’ah al-Fiqhiyyah al-Muyassarah (V/34-36) oleh Syaikh Husain bin ‘Audah al-‘Awayisyah dan Fiqhun Nazhar (hal. 82-89).
[5]. Hadits hasan lighairihi: Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (no. 1085). Lihat Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah (no. 1022).
[6]. Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 5122) dan an-Nasa-i (VI/77-78). Lihat Shahiih Sunan an-Nasa-i (no. 3047).
[7]. Al-Insyiraah fii Aadabin Nikaah (hal. 22-23) oleh Syaikh Abu Ishaq al-Khuwaini, Jaami’ Ahkaamin Nisaa'(III/216) oleh Musthafa al-‘Adawi dan Adabul Khithbah waz Zifaaf fis Sunnah al-Muthahharah (hal. 21-22) oleh ‘Amr ‘Abdul Mun’im Salim.
[8]. Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 1162), Abu Dawud (no. 1538), at-Tirmidzi (no. 480), an-Nasa-i (VI/80), Ibnu Majah (no. 1383), Ahmad (III/334), al-Baihaqi (III/52) dari Shahabat Jabir bin ‘Abdillah radhiyallaahu ‘anhuma.
[9]. Yaitu mushalla tempat shalat di rumahnya.
[10]. Yaitu surat al-Ahzaab ayat 37. Allah telah menikahkan Nabi shallal-laahu ‘alaihi wa sallam dengan Zainab binti Jahsyi melalui ayat ini.
[11]. Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Muslim (no. 1428 (89)), an-Nasa-i (VI/79), dari Shahabat Anas radhiyallaahu ‘anhu.
[12]. Jaami’ Ahkaamin Nisaa' (III/218-222).


Sumber : www.almanhaj.or.id
READ MORE - TATA CARA PERNIKAHAN DALAM ISLAM : KHITBAH (PEMINANGAN)

Melunakkan Hati Wanita Agar Menerima Poligami

Wanita adalah manusia kedua dari segi penciptaanya, ia diciptakan setelah Adam a.s. Menurut sumber sejarah yang otentik dan terpercaya. Adam as bukan dilahirkan, tetapi diciptakan. Sedangkan bahan baku Adam as adalah tanah, dan air (al-Tiin), bahasa indonesia disebut dengan ‘’Lumpur’’, tetapi bukan lumpur lapindo. Sedangkan wanita adalah selnya (bagian) dari lelaki atau yang dikenal dengan (sulbi). Dunia medis mulai membuktikan dengan penemuan-penemuan terbarunya (riset) ilmiyahnya yang dikenal dengan ‘’klonisasi’’ atau yang populer dengan cloning. Jadi, prosesnya Hawa’ sebagai istri Adam telah dibuktikan dengan cara ilmiyah di dunia modern, walaupun kebenarannya tidak mutlak.
Karakteristik wanita itu sungguh sangat unik nan menarik, ini disebabkan dari asal asulnya. Menurut literatur hadis, wanita itu diciptakan dari tulang rusuk laki-laki yang keras nan bengkok. Wajar sekali jika ia memiliki sifat keras dan egois. Dan ini sudah dirasakan oleh setiap suami, bagaimana karakter wanita yang sesungguhnya saat membina rumah tangga. Ada yang tidak betah, sehingga sang suami meninggalkan, dan memimilih beristri lagi.

Dasar yang dipergunakan oleh ilmuan-ilmuan muslim yaitu hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah. Isi kandungan hadis di bawah ini mengisaratkan bahwa wanita itu tercipta dari sel (sulbi) laki-laki.
عن أبي هريرة عن النبي صلى الله عليه وسلم قال ( من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فلا يؤذي جاره واستوصوا بالنساء خيرا فإنهن خلقن من ضلع ( رواه البخاري 4890 )
Diriwayatkan oleh sahabat Abi Hurairah RA, dari Rosulullah SAW, beliau bersabda “barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya tidak menyakiti tetangganya, dan saling berpesanlah kalian terhadap kaum wanita dengan lemah lembut, karena pada dasarnya kaum wanita itu diciptakan dari tulang rusuk “

Bebarapa ayat al-Qur’an juga mengisaratkan bahwa wanita itu tercipta dari selnya (sulbi) laki-laki. Walaupun keberanya masih diperlukan penelitian lebih lanjut tengtang kebenarannya.
Di sisi lain, hadis di atas tersirat pesan penting dan khusus untuk kaum laki-laki yang isisnya agar senantiasa berbuat baik, bijaksana terhadap kaum wanita, firman Allah “وعاشروهن بالمعروف . Lebih lanjut lagi, pesan al-Qur’an dan hadis di atas menuntut kaum lelaki agar benar-benar memahami karakteristik wanita dengan baik. Dengan harapan, seorang lelaki kelak mampu menghadapinya dengan bijaksana, bukan dengan amarah dan kasar. Sebab, sebagian besar lelaki memang sangat sulit menghadapi istrinya.

Diantara istri-istri Nabi yang sering menceritakan tengtang bahtera rumah tangganya ialah, Aisyah dan Hafsah r.a. Di dalam beberapa literatur, Aiysah dan Hafsah dua di antara sembilan wanita jelita, yang pernah mengisi hati Nabi. Karakteristiknya hampir tidak berbeda, usianya juga tidak terlalu jauh. Hanya saja, Hahsah dinikahi dalam berstatus Janda, sedangkan Aisyah masih gadis belia.

Keduanya juga seringkali menampakkan kemarahanya kepada Nabi. Aiysah r.a pernah marah, ia memecahkan mangkok. Kelembutan Nabi ternyata seketika itu bisa melunakkan emosi sang istri yang meledak-ledak. Nabi benar-benar menguasai kejiwaan dan karakteristik wanita sepenuhnya. Beliau mampu menundukkan istri-istrinya dengan kelembutan dan kesabaran, sehingga mereka (istri-istrinya) menjadi wanita muslimah sejati sepanjang sejarah peradapan islam.

Di sisi lain wanita juga menjadi sumber fitnah dan permusuhan, sehingga kerusakan dan kemaksiatan di mulai dari kaum hawa .Tapi ingat, dunia bisa cerah, indah, dan menarik karena ada seorang wanita. Keluarga bisa terasa nyaman, tentram, serta menyenangkan karena adanya seotang istri. Wanita menjadi sumber kenikmatan dan sekaligus menjadi bencana. Sungguh sempuran tuhan menciptakan mahluk yang bernama wanita.

Terlepas dari sosok wanita yang menjadi fitnah, hiburan, serta kenikmatan, dan hiasan duniawi dan surgawi kelak. Yang jelas, seorang lelaki harus mampu meneladani Nabi di dalam mendidik dan meluruskan sifat dasar wanita yang keras sebagai seorang istri, yang sekaligus sebagai seorang ibu untuk anak-anakanya. Kewajiban suami ialah menjadikan istrinya menjadi wanita sempurna (sholihah). Sederetan wanita mulai yang dipuji oleh Nabi, dan juga disinyalir di dalam kisah-kisah dalam tafsir al-Qur’an ialah :Aisayah, Khodijah, Asiyah, Masyitoh. Mereka adalah wanita sholehah yang telah dijanjikan surga.

Begitulah muslimah sejati, harapan setiap lelaki, serta pujan setiap orangtua, serta dambaan islam. Kelak, ia mendapatkan penghargaan luar biasa dari penciptanya yaitu surga. Al- Qur’an dan hadis mewanti-wanti agar kita senantiasa berbuat bagi kepada wanita, baik ketika menjadi sosok Ibu, anak, istri. Terkait dengang posisi wanita sebagai seorang Ibu, al-Qur’an mengajarkan sebuah do’a yang artinya:’’ Ya Allah ampunilah dosa-dosaku, begitu pula dosa-dosa kedua orang tuaku, sayangilah keduanya, seperti hanya mereka menyayangiku”.

Terkait dengan posisi wanita sebagai anak, Nabi pernah menuturkan:’’ barang siapa mempunyai tiga putri, dan mendidiknya dengan baik, maka ia akan memperoleh kebahagiaan surga’’. Di dalam redaski lainya’’ memenuhi kebutuhan mereka’’ dan mendidiknya dengan pendidikan agama’’ . Ini adalah kekhususan yang dimiliki oleh anak wanita. Walaupun realitas di lapangan, mendidika anak wanita itu lebih sulit dari pada anak laki-laki, khsusnya di era modern dan internetisasi ini.

Sedangkan terakit dengan posisi sebagai istri. Al-Qur’an dan hadis memberikan apresisasi yang sangat tinggi kepada kaum hawa. Pesan al-Qur’an’’ pergaulilah istrimu dengan baik (ma’ruf). Sedangkan pesan Nabi sangat banyak, salah satunya ialah’’ bimbinglah istri-istrimu dengan baik, sesungguhnya mereka tercipta dari tulang rusuk yang bengkok’’. Pesan ini disampikan menjelang Nabi wafat.

Jika melihat asal muasal wanita, mulai sejarah penciptaanya sampai proses dan posisnnya sebagai seorang anak, istri, dan ibu. Yang menjadikan wanita tidak mau dan menolak mentah-mentah ialah karakternya yang keras, dan menangnya sendiri. Wajar jika mereka menolak dipoligami, apalagi sang suami tidak bisa memberikan ketentraman (kebahagiaan) lahir dan batin.

Jika lelaki ingin berpoligami, mestinnya bersikap lembut, santun dan tidak pernah menyakiti istri baik fisik, lisan, serta hatinya. Menamkan cinta dan sayang sepenuh hati, sehigga sang istri benar-benar meraskan wanita paling bahagia, dan tidak ada lelaki yang lebih perkasa, lebih sholih, dan lebih mapan selain sang suami tercinta. Pertanyaanya, mampukah lelaki menjadi sosok yang seperti Nabi? Silahkan di jawab sendiri-sendiri....( Ini adalah nulilan dari buku yang sedang saya tulis ” Meneladani Monogami Nabi’’.

READ MORE - Melunakkan Hati Wanita Agar Menerima Poligami

Antara Seorang Manager Dengan Buruh Pabrik

Antara Seorang Manager Dengan Buruh Pabrik

Pernahkah engkau melihat pekerjaan seorang manager? Duduk di belakang meja menghadap laptop/notebook, menganalisa data, jika ada yang kurang beres hanya menyuruh teamnya untuk mengecek hal itu. Jika ada yang diperlukan tinggal panggil adminnya untuk menyediakan datanya. Fasilitasnya lengkap dengan internet 24 jam, telepon, HP atau BlackBerry dan disediakan mobil plus uang BBM dari perusahaan. Inilah seorang manager. Pekerjaannya ringan dengan gaji tinggi. Di akhir tahun selalu ada bonus tahunan dan di setiap bulan selalu ada insentif bulanan. Wow betapa senangnya. Demikian pula pekerjaan seorang supervisor atau teamleader, duduk manis dan tinggal menunggu laporan harian, mingguan, dan seterusnya dari bawahannya mereka masing-masing.

Tahukah engkau kenapa demikian? karena mereka semua ini, orang-orang pintar ini memiliki ilmu, analisa, dan daya estimasi yang tinggi yang dengannya ia dibanggakan sehingga perusahaan berani menggaji tinggi untuknya. Ia bekerja dengan ilmunya.


Demikianlah perumpamaan ahli ilmu. Seorang Ahlus Sunnah Sunniy Salafy lebih berjuang untuk menuntut ilmu yang dengannya sebagai bekal untuk beribadah kepada Rabb-nya. karena ilmu menyuruh dia untuk beramal, ilmu menyuruh dia untuk berdakwah. Karena itulah Al Imam Bukhari membuat bab Al Ilmu Qoblal Qouli wal 'Amal. Ilmu didahulukan sebelum berkata dan beramal. Dengan ilmu itulah ia tahu bagaimana cara beribadah kepada Allah Ta'ala, dan Allah Ta'ala berani membayar pahala yang lebih untuknya karena si hamba ini beribadah kepadanya dengan ilmu, bukan dengan hawa nafsu dan ibadahnya adalah sesuai dengan syariat dan tidak menyimpang. Benar dan tepat. Sesuai dengan sunnah dan sesuai dengan yang dimaukan oleh Allah Subhanahu wata'ala dan Rasul-Nya Shallallahu'alaihi wasallam.


Sekarang, pernahkahkah engkau melihat pekerjaan seorang buruh pabrik? kerja banting tulang memeras keringat, pergi pagi pulang malam mengejar target yang sudah ditetapkan untuknya, sibuk mondar mandir, cape, letih, dan terpaksa lembur (bila perlu). Semua dilakukan walau hanya untuk sesuap nasi, dan mencukupi keluarga (bila cukup). Jangan harap ada fasilitas, bisa kerja aja sudah bersyukur. Gaji mereka kecil, itulah sebabnya mereka terkadang masih mencari obyekan di luar dan kalau ada lemburan mereka seneng banget. Makanya mereka jarang di rumah karena kebanyakan kerja diluar dan cari obyekan. Demikian pula kuli, karyawan biasa, dan selainnya. Mereka cape karena disuruh-suruh atasan. Walaupun mereka cape kerja tapi tetap saja gajinya kecil dan masih jauh dari cukup.

Tahukah engkau kenapa demikian? karena mereka semua lebih mengandalkan fisik dalam bekerja, mengandalkan otot dalam rutinitas hariannya. Yang mereka banggakan di hadapan atasanya adalah rajin bekerja dan tidak mengeluh ndak peduli bener atau salah yang penting kelihatan rajin dan semangat. Itulah mereka, para kuli, buruh dan karyawan biasa,

Demikianlah perumpamaan ahli bid'ah. Seorang Ahlul Bid'ah wa Dholal lebih "rajin" dalam ibadah mereka, sholat semalam suntuk 1000 rokaat (??), puasa setiap hari sampai-sampai ndak sempet nikah karena sibuk ibadah, zikir dari kepala sampai kaki bergoyang menimbulkan gempa dengan zikirnya itu (??). ndak peduli bener atau salah karena hanya Allah yang berhak menilai (??) yang penting mereka ibadah.

Itulah kebodohan Ahlul Bid'ah. Kasihan sekali mereka, jungkir balik sholat tapi sama sekali ndak mendapat pahala dari Allah Subhanahu wata'ala karena apa-apa yang mereka lakukan adalah bid'ah, menyimpang dari aturan agama dan menyelisihi dari ajaran nabi kita Muhammad Shallallahu'alaihi wasallam. Allah Azza wajalla dan rasul-Nya Shallallahu'alaihi wasallam telah menetapkan agama ini dengan sempurna dan hikmah diutusnya nabi kita Muhammad Shallallahu'alaihi wasallam adalah untuk mengajarkan kepada ummat bagaimana tata cara beribadah kepada Rabb-nya. Naah di Ahlul Bid'ah ini menympang.

Apa pendapatmu kawan, jika seorang karyawan di sebuah perusahaan tidak menjalankan SOP (Standart Operation Prosedure) perusahaan? Alih-alih mendapatkan gaji tinggi, justru dia dipecat atau disuruh mengundurkan diri karena menyelisihi aturan perusaaan. Ini kehidupan duniawi. Apalagi dalam hal agama Islam, Allah Azza wajalla ndak akan memberikan pahala justru akan beri dia dosa akibat penyimpangan dia dalam agama.

Wallahu a'lam.

[Faidah ini diambil dari catatan taklim kajian rutin kitab Ushulus Tsalatsah oleh Al Ustadz Abdullah Sya'roni di masjid Nurul Haq, Rawa Lumbu, Bekasi]

Abu Harun As Salafy
__________
Footnote

Hal ini tidak kami maksudkan untuk menjunjung tinggi para bos eksekutif ataupun merendahkan para buruh, kuli dan selainnya, bukan. Karena semuanya sama derajatnya di sisi Allah Subhanahu wata'ala, dan yang paling tinggi derajatnya adalah yang paling bertakwa. Tapi ini hanya sekedar perumpamaan saja dengan ahli ilmu dan ahli bid'ah. Mohon maaf semoga bisa dimaklumi.


http://sunniy.wordpress.com/ | Menebar Ilmu & Tegakkan Sunnah
READ MORE - Antara Seorang Manager Dengan Buruh Pabrik

Koreksi Aqidah dan Tauhidmu

Koreksi Aqidah dan Tauhidmu
Asy-Syaikh Ibnu Baz rahimahullahu mengatakan: “Adalah kewajiban atas orang yang berilmu di setiap tempat untuk menjelaskan kepada umat tentang agama mereka dan menerangkan kepada mereka hakikat tauhid dan hakikat kesyirikan, sebagaimana wajib bagi mereka menjelaskan kepada manusia jalan-jalan menuju kesyirikan dan segala macam kebid’ahan yang terjadi agar mereka menjauhinya.” (Tuhfatul Ikhwan bi Ajwibah Muhimmah hal. 9)
Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullahu menjelaskan: “Tidak mungkin bagi seseorang untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sempurna, sampai dia mengetahui dan mengilmui nama-nama dan sifat-sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala sehingga dia beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala di atas ilmu.” (Muqaddimah Qawa’id Al-Mutsla hal. 20)
Asy-Syaikh Shalih Fauzan hafizhahullah berkata: “Bila seorang muslim tidak bersenjatakan aqidah yang benar yang bersumber dari Al-Qur`an dan As-Sunnah serta apa yang telah dijalani oleh salaf umat ini, niscaya dia pantas untuk terombang-ambing dalam embusan arus angin penyesatan. Hal ini menuntut agar kita memberikan perhatian yang besar terhadap pengajaran aqidah yang benar kepada anak-anak kaum muslimin, yang disadur dari sumbernya yang asli.” (Muqaddimah beliau dalam Kitabut Tauhid)
Al-Imam As-Sa’di rahimahullahu menyatakan: “Segala kebaikan di dunia dan di akhirat merupakan buah dari tauhid. Dan segala kejahatan di dunia dan akhirat merupakan buah dari kesyirikan.” (Qawa’id Fiqhiyyah hal. 18)
Asy-Syaikh Hafizh bin Ahmad Al-Hakami rahimahullahu menegaskan: “Perkara pertama yang wajib diketahui oleh seorang hamba adalah apa tujuan mereka diciptakan, untuk apa Allah Subhanahu wa Ta’ala ambil perjanjian dari mereka, karenanya para rasul diutus, dengannya semua kitab diturunkan, karenanya dunia dan akhirat diciptakan, surga dan neraka diadakan, ditegakkan hari kiamat, dipancangkannya timbangan, ditebarkannya catatan-catatan amal, serta di atasnyalah kecelakaan dan kebahagiaan.” (A‘lamus Sunnah Al-Mansyurah hal. 33)
Wallahu a’lam.

(Sumber http://www.asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=580)

Al Hasan Al Bashri Rahimahullah berkata, “Allah merahmati seseorang yang berfikir pada awal perencanaannya, apabila (rencananya itu) karena Allah ia lanjutkan, dan apabila karena selainnya ia tinggalkan.”
Sebagian ulama menjabarkan hal ini: apabila jiwa seseorang tergerak mengerjakan sesuatu, hendaknya ia merenung dan mengamati apakah rencananya itu dalam batas kesanggupannya atau tidak? Apabila ia di luar batas kesanggupannya, hendaknya ia berhenti. Sedangkan apabila masih dalam batas kesanggupannya, hendaknya ia merenung dan mengamati kembali, apakah menjalaninya yang lebih baik ataukah meninggalkannya. Apabila jawabannya yang kedua, hendaknya ia meninggalkannya dan tidak menjalaninya. Sedangkan apabila jawabannya yang pertama, ia merenung dan mengamati sekali lagi, apakah motivasinya mengharapkan wajah Allah Azza Wa Jalla dan pahala-Nya atau mengharapkan kedudukan, pujian dan harta dari makhluk? Apabila jawabannya yang kedua, hendaknya ia tidak menjalaninya meskipun rencananya membantunya meraih harapan-harapannya, agar jiwanya tidak terbiasa dengan kesyirikan sehingga menjadi ringan baginya berbuat bukan karena Allah, karena semakin ringan bagi seseorang berbuat demikian semakin berat pula baginya berbuat karena Allah Ta’ala, hingga ikhlas menjadi perkara yang terberat bagi dia.
Sedangkan apabila jawabannya adalah yang pertama, ia merenung dan mengamati lagi apakah faktor-faktor yang memudahkan terpenuhi, ia memiliki rekan-rekan yang siap membantu atau membelanya, apabila rencananya tersebut membutuhkan orang-orang yang membantunya? Apabila ia tidak memiliki rekan-rekan yang membantunya, hendaknya ia menahan dirinya sebagaimana Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabar dari berjihad di Makkah sampai ia memiliki kekuatan dan shahabat-shahabat yang membelanya. Dan apabila ia memiliki rekan-rekan yang menolongnya, silahkan ia lanjutkan karena sesungguhnya ia akan menang.
Keberhasilan tidak akan pergi kecuali dari orang yang menelantarkan salah satu dari perkara-perkara ini, karena kapan perkara-perkara di atas terpenuhi pada seseorang keberhasilan pasti menyertainya.
Ini adalah empat tingkatan, seseorang perlu menghisab dirinya pada tingkatan-tingkatan tersebut sebelum berbuat. Karena tidak semua yang ingin dilakukan seseorang, di dalam batas kesanggupannya. Dan tidak semua yang ia sanggupi, mengerjakannya lebih baik dari meninggalkannya. Dan tidak semua yang mengerjakannya lebih baik dari meninggalkannya, seseorang mengerjakannya karena Allah. Dan tidak semua yang niatnya karena Allah faktor-faktor pendukungnya terpenuhi. Apabila seseorang menghisab dirinya di atas empat tingkatan ini jelaslah baginya mana yang harus ia kerjakan dan mana yang harus ia tinggalkan.
Yang kedua: Menghisab diri sesudah berbuat. Dan hal ini ada tiga macam. Yang pertama, menghisab diri atas suatu ketaatan yang usai ia kerjakan namun ia kurang memenuhi hak Allah Subhanahu Wa Ta'ala padanya, sehingga ia belum menunaikannya dalam bentuk yang seharusnya.
Dan hak Allah di dalam suatu amalan ketaatan ada enam macam: ikhlas dalam berbuat, totalitas dalam beribadah kepada-Nya, mencontoh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dalam pelaksanaannya, mengakui segala karunia dan anugrah-Nya dan setelah itu mengakui kurangnya dia dalam memenuhi semua itu.
Maka ia menghisab dirinya apakah ia telah memenuhi hak tingkatan-tingkatan ini? Apakah ia sudah mendatangkan itu semua dalam ketaatan yang telah ia kerjakan ini?
Kedua, menghisab diri atas setiap perbuatan yang telah ia kerjakan, namun meninggalkannya lebih baik dari melakukannya.
Ketiga, menghisab dirinya atas perkara mubah atau kebiasaan yang telah ia kerjakan, kenapa ia kerjakan? Apakah ia mengerjakannya karena mengharapkan wajah Allah dan negeri akhirat? Sehingga ia menjadi orang yang beruntung, atau mengharapkan dunia dan kesenangannya yang sesaat, sehingga ia merugi tidak beruntung!

Sumber :Al Imam Ibnul Qayyim, Mawaridul Aman Al Muntaqa Ig
READ MORE - Koreksi Aqidah dan Tauhidmu

Suamiku Super Ganteng…

Mas Budi –sebut saja begitu- tersenyum. Sejenak ia memandang wajah istrinya. Agak heran, “Ada apa, ya, dengan istriku, kok pakai memuji segala?” Begitulah salah satu reaksi suami ketika pertama kali menjumpai sang istri memuji dirinya. Hampir semua suami pasti senang mendengarnya,tak jarang malah melambung tinggi ke udara, apalagi yang memuji tersebut adalah orang yang paling dicintai. Memuji suami adalah sesuatu yang dianjurkan bagi para istri.Ini termasuk perkara yang terpuji dalam rangka menyenangkan hati suami. Bila ikhlas dilakukan demi sang suami tercinta, insya Alloohu Ta’ala berpahala.

Kaum Adam pun Sama

Urusan puji memuji bukan hanya spesial buat kaum wanita. Pria pun ingin dan butuh suatu pujian. Kalau para suami itu mau jujur, sebenarnya perasaan mereka tidak jauh beda dengan para istri, dalam hal keinginan untuk dipuji.

Pujian, bagi kita menandakan suatu penghargaan terhadap kelebihan atau usaha jerih payah kita. Sudah jadi kodratnya, manusia itu suka dihargai dan berharap sekali setiap orang menghargai terlebih istri tercinta.

Reaksi suami ketika dipuji pun tak beda jauh dengan para istri. Tersenyum, tertawa, malu-malu, atau yang lainnya sebagaimana umum terjadi pada wanita.

Yang boleh dan dilarang
Pada asalnya hukum memuji boleh-boleh saja. Kapan pun dan buat siapa pun. Namun, ada pengecualian dan itu termasuk pujian yang dilarang, yaitu jika pujian kita tersebut berlebihan, atau ada tujuan tertentu yang bertentangan dengan syariat agama, seperti menjilat atasan, dan lain sebagaimanya. Termasuk juga dalam larangan yaitu pujian yang membuat sombong, sum’ah dan ujub.

Larangan memuji demikian itu diisyaratkan oleh Rasulullaah shalallahu’alaihi wassallaam,

“Janganlah kalian mengagungkanku seperti yang diperbuat orang Nasrani terhadap Isa bin Maryam, karena sebenarnya aku tidak lebih dari hamba Allah. Sebut saja aku ini hamba Allah dan rasul-Nya (Riwayat Bukhari).

Dari hadits di atas dapat diambil pelajaran bahwa pujian itu harus sesuai dengan kenyataan, tidak boleh berlebih-lebihan (sampai keluar dari yang sebenarnya).

Saat tepat memuji suami
Agar manjur pujian Anda (para istri), hendaknya Anda tahu kapan saat yang tepat memuji sang suami. Karena saat yang tepat itulah akan tercapai tujuan, yaitu membuat suami ternyum, malu-malu, bahagia dan semakin cinta pada Anda.

Bagaimana caranya? Tips berikut insyaAllah bisa Anda pratikkan:

1. Puji suami saat berhasil dalam tugasnya, caranya:
* Seusai suami menceritakan keberhasilannya dalam tugas (apa pun), peluklah dirinya dan bisikkan kata-kata mesra, seperti I love you, mas hebat deh, aku bangga dengan mas dan lain sebagainya
* Cium suami sebagai tanda terima kasih atas pengorbanan dia demi membahagiakan keluarga
* Butkan masakan spesial sebagai hadiah buat dirinya. Katakan kalau ini hadiah istimewa dari Anda, insya Allah suami akan tambah sayang
2. Puji suami sehabis ia mandi, caranya:
* Sehabis mandi, saat ia sedang berhias memperganteng diri pujilah ia, “Aduh, suamiku kok ganteng banget yah!”. Yakinlah ia akan tersenyum atau malu-malu.
* Cemburui dia saat tampil rapi, tunjukkan bahwa Anda takut kalau-kalau penampilannya tersebut membuat wanita lain meliriknya. Tunjukkan pula kalau Anda takut kehilangan dia.
3. Puji suami saat bangun tidur, caranya:
* Baik bangun tidur untuk shalat malam maupun bangun tidur biasa, pujilah dirinya. Sambil tersenyum katakan, “Mas, matanya sipit tambah cakep, deh!” kemudian cium tangannya.
* Tanyakan padanya minta dibuatkan masakan apa untuk sarapan atau makan siang. Ingatkan suami untuk segera mandi, sholat atau segera menyelesaikan pekerjaannya. Ini akan membuat suami merasa benar-benar diperhatikan.
4. Puji suami setelah membantu Anda, caranya:
* Saat membantu, sediakan baginya minuman hangat atau sekedar camilan.
* Cium tangannya, dan katakan, “Mas adalah suami yang hebat, sayang banget sama istri, ya?”. Sebagai penghargaan kepadanya karena sudah membantu pekerjaan Anda.
* Tawari untuk memijat dirinya jika ia kelelahan.
* Katakan padanya kalau nanti dirinya mengerjakan sesuatu dan butuh bantuansuruh bilang saja, Anda akan siap membantunya.
5. Puji suami sehabis jima’, caranya:
* Pandangi wajah suami, ucapkan terima kasih padanya karena telah memberi yang terbaik buat Anda.
* Segera mengambil minuman untuk suami, dan kalau bisa diminum bersama sebagai tanda sayang dan untuk menambah kemesraan.

Demikianlah sekelumit contoh sederhana dalam membahagiakan suami Anda wahai para Istri…

Buat Anda, para Suami
Bila suami sering dipuji sang istri, itu artinya istri semakin sayang kepada Anda. Istri senang, bahagia dan bangga dengan apa yang Anda lakukan kepadanya dan berharap untuk senantiasa seperti itu, kalau bisa selamanya. Pujian istri juga bermakna bahwa Anda telah menyenangkan dirinya, membuatnya bahagia. Satu kisah dari Ibnu Abbas radhiallahu anhu seorang sahabat Nabi shalallahu’alaihi wassallaam, bisa menjadi pelajaran bagi Anda akan pentingnya menyenangkan hati istri, sebagaimana Anda juga berharap demikian. Ibnu Abbas radhiallahu anhu berkata,

“Aku berdandan diri untuk kepentingan istriku sebagaimana ia berdandan untuk kepentinganku. Aku tidak mau hanya menikmati hakku dari dirinya tetapi aku pun ingin ia memperoleh haknya dariku. Karena Allah subhannahu ta’ala telah menyatakan,

“…dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf..” (Al-baqarah: 228)

Dengan demikian, satu hal yang lumrah bila Anda harus berbuat yang terbaik buat sang istri tercinta. Namun perlu jadi catatan, apa pun pujian istri terhadap Anda tidak kemudian menjadikan Anda sombong atau ujub. Pula, jangan sampai setiap apa yang Anda lakukan buat istri bertujuan agar dipuji olehnya. Klau niatnya sudah begitu jelas hal tersebut keliru. Biarlah pujian itu keluar secara alamiah, bukan sesuatu yang menjadi niat Anda. Niat Anda tetap satu yaitu ingin menyenangkan hati istri, menyayangi dirinya, dan menjalankan perintah agama.karena yang demikian itu yang berpahala, selain itu berdosa. Wallaahu a’lam.

Oleh karena itu, kenapa harus berat atau malu untuk memuji sang kekasih hati? (Abu Zalfa)

Rujukan:

1. Bimbingan Islam untuk Pribadi dan Masyarakat oleh Syaikh Muhammad bin Zainu.
2. 40 Tanggung Jawab Suami Terhadap Istri oleh Drs. M. Thalib

Ditulis kembali dengan sedikit revisi oleh Ummu Tsaqiif dari majalah Nikah vol.2 No.10 2004.
READ MORE - Suamiku Super Ganteng…

Jurus-jurus Penangkal Zina ....

Bismillahi minal Awwali wal Akhiri.....
Allaahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad. Allahumma shalli 'alaihi wa sallim wa adzhib hazana qalbiy fin-dunya wal-aakhirah.............

Bismillahir-Rahmanir-Rahim
:
Berdasarkan dalil2 kuat yang relevan, akhirnya Abu Syuqqah menyimpulkan, “adanya pertemuan antara laki-laki dan wanita mungkin menyebabkan timbulnya sikap saling memandang antara mereka. [Namun] kejadian seperti itu tidak menjadi masalah, sepanjang pandang-memandang di antara mereka tidak didasarkan pada syahwat serta keduanya sama-sama berniat dan melaksanakan menahan pandangan.”

Fokuskan pada Penampilan Non-Seksual

Kondisi yang membolehkan kita memandang lawan-jenis adalah ketika tidak terkagum-kagum pada pesona seksual dan tidak memandangi aurat. Selama berada dalam kondisi ini, kita tidak dituntut untuk memalingkan muka (seperti Fadhal) atau pun diperintahkan untuk tidak melanjutkan pandangan (seperti Ali). Bahkan, bisa saja kita justru diberi kesempatan luas untuk bisa memandang lawan jenis.

Belum percaya? Liat aja hadits shahih berikut ini, yang mengisyaratkan bolehnya memandang lawan-jenis seraya mengagumi keahliannya atau sekurang-kurangnya menyaksikan penampilan non-seksualnya.

Dari ‘Aisyah r.a. dikatakan: Ketika itu adalah hari raya, dan pada waktu itu orang Habsyah sedang bermain tameng dan tombak. Entah aku yang meminta atau Nabi sendiri yang berkata kepadaku: ‘Apakah kamu ingin melihatnya?’ Aku jawab: ‘Ya.’ Maka aku disuruhnya berdiri di belakangnya [sehingga aku melihatnya]. (HR Bukhari)

Tuuuh… Nabi memberi kesempatan luas kepada Aisyah nyaksiin keterampilan orang Habsyah bermain sejata. Ternyata, tidak seperti kemolekan, dayatarik non-seksual lawan-jenis boleh dilihat dengan cukup leluasa.

Sekarang, berdasarkan dalil di atas, bisa kita petik sebuah hikmah: Supaya tidak terkagum-kagum pada dayatarik seksualnya, fokuskan pengamatan kita pada penampilan non-seksualnya apabila kita memandang lawan-jenis.

Penampilan non-seksual lawan-jenis yang dapat kita saksikan itu meliputi: kegesitan berolah-raga, kelogisan berargumentasi, kesopanan berbusana, keanggunan bersikap, keramah-tamahan berperilaku, keindahan berekspresi artistik, kelihaian berkomunikasi, … dan masih banyak lagi yang lainnya.

Berpaling Bila Terpana oleh Kemolekan

Walau sudah berusaha fokuskan perhatian pada dayatarik non-seksual, bisa saja kita tiba2 terpesona pada kemolekan si lawan-jenis. Kalau terjadi begini, atau setiap kali terpikat pada dayatarik seksualnya, kita diminta segera alihkan pandangan. Dalil yang melandasi seruan “alihkan pandangan” ini adalah sebagai berikut:

Dari Jarir bin Abdullah r.a. dikatakan: “Aku bertanya kepada Rasulullah saw. tentang memandang [lawan-jenis] yang [membangkitkan syahwat] tanpa disengaja. Lalu beliau memerintahkan aku mengalihkan pandanganku.” (HR Muslim)

Makanya, kalau kau lelaki nyaksiin penampilan Siti Nurhaliza (atau penyanyi cantik lainnya), fokuskan pengamatan pada kehebatannya dalam bernyanyi dan bersopan-santun di pementasannya. Bila terpana pada kecantikan atau pun dayatarik seksualnya lainnya, lekas2lah alihkan pandangan ke arah lain. Jika gejolak birahi sudah reda, boleh nonton kembali. Tapi, andai terpesona lagi pada dayatarik seksualnya, segeralah alihkan lagi pandangan ke arah lain…

Selama tidak terpana pada ketampanan atau pun dayatarik seksualnya lainnya, perempuan juga boleh memandang wajah ustad Jefri Al-Buchori (atau mubalig pria lainnya) di majelis taklim. Fokuskan pengamatan pada kemampuannya dalam berdakwah. Setiap kali terpesona pada dayatarik seksualnya, cepat2lah alihkan pandangan ke arah lain…

Kau pun harus siap-sedia sering2 alihkan pandangan sewaktu bercakap-cakap ‘si dia’ seraya mengagumi pesona ‘kecantikan batiniah’ (inner beauty)-nya. Boleh2 aja sih kau menatap dia saat menyimak tutur-katanya, namun setiap kali terpikat pada dayatarik seksualnya, lekas2lah alihkan pandangan ke arah lain sampai gejolak birahimu reda.

Malu ketahuan alihkan pandangan? Nevermind. Ingat, gejolak birahi itu manusiawi, sedangkan mengalihkan pandangan itu islami. Ngapain malu berperilaku islami?

Bagaimana Menjaga Pintu Perzinaan

Kau nggak malu berperilaku islami, kan? Bagus… Trus, seperti Aisyah dalam hadits Bukhari tadi, apakah kau ingin menyaksikan keahlian si lawan-jenis? Boleeeh… asalkan, sekali lagi kami ingatkan, alihkan pandangan setiap kali terpikat pada dayatarik seksualnya. Begitulah jurus “tundukkan pandangan” yang bisa kita maklumi sebagai upaya menjaga ‘pintu perzinaan’ dari terjadinya ‘zina mata’. Jika kita membiarkan terjadinya ‘zina mata’ sewaktu memandang lawan-jenis, maka mungkin kita tergolong mendekati zina.

Dari Ibnu Abbas r.a. dikatakan: Tidak ada yang kuperhitungkan lebih menjelaskan tentang dosa-dosa kecil daripada hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Allah telah menentukan bagi anak Adam bagiannya dari zina yang pasti dia lakukan. Zinanya mata adalah melihat [dengan syahwat], zinanya lidah adalah mengucapkan [dengan syahwat], zinanya hati adalah mengharap dan menginginkan [pemenuhan nafsu syahwat]. …” (HR Bukhari & Muslim)

Rupanya, yang bisa kita anggap mendekati zina itu nggak cuman ‘zina mata’. ‘Zina lidah’ dan ‘zina hati’ pun dapat digolongkan mendekati zina.

Bahkan, di luar tiga macam ‘zina’ yang kami garisbawahi itu, masih ada ‘zina tangan’, ‘zina kaki’, dan ‘zina-zina bagian tubuh lainnya’ yang mungkin tergolong mendekati zina pula. Namun, penyebutan tiga saja —di antara itu semua— kami pandang sudah memadai untuk menggambarkan bagaimana menjaga ‘pintu perzinaan’.

Kalau untuk menjaga ‘pintu perzinaan’ dari terjadinya ‘zina mata’, kita gunakan jurus “tundukkan pandangan”, apa jurus kita untuk mengatasi ‘zina lidah’ dan ‘zina hati’ (atau pun ‘zina-zina bagian tubuh lainnya’)? Kau bisa nebak, kan?

Yup. Untuk menjaga ‘pintu perzinaan’ dari terjadinya ‘zina lidah’, kita gunakan jurus “tundukkan tutur-kata”. Maksudnya, ketika lawan-jenis yang menyimak tutur-katamu terpesona pada ke-sexy-an suaramu, keraskan suaramu atau hentikan sajalah tutur-katamu. “Janganlah kau terlalu lembut bicara supaya [lawan-jenis] yang lemah hatinya tidak bangkit nafsu [syahwat]-nya.” (QS al-Ahzab [33]: 32) “Katakanlah yang baik-baik atau diam sajalah.” (al-hadits)

Dalam pengamatan kami, banyak muda-mudi (terutama wanita) yang kurang menyadari ke-sexy-an suaranya di telinga lawan-jenis. Karena itu, kami sarankan, mintalah penilaian dari beberapa sahabat lain-jenis mengenai suaramu. Kalau nggak sedikit orang menilai suaramu sexy, ubahlah gaya bicaramu. Kalau sulit mengubah, berlatihlah secara serius sampai berhasil. Bagaimanapun, gaya bicara bisa diubah. (Kami saksikan, banyak aktris Hollywood mampu menampilkan aneka gaya bicara. Di satu film terdengar sexy banget, di film lain kurang sexy, sesuai karakter di film2 itu.)

Adapun untuk menjaga ‘pintu perzinaan’ dari terjadinya ‘zina hati’, kita gunakan jurus “tundukkan keinginan”. Maksudnya, ketika kau terpikat oleh dayatarik seksual lawan-jenis yang menarik perhatianmu, janganlah kau mengharap-harap kesenangan seksual dari dia. Selanjutnya, sebesar apa pun gairahmu, janganlah kau turuti keinginan nafsu syahwatmu ini. Kalau kau umbar nafsu ini, maka rusaklah kehormatan dirimu sendiri, sehingga kau “tergolong orang yang bodoh” (QS Yusuf [12]: 33).

Ketika kau kewalahan meredam nafsu syahwat, segera “alihkan perhatian” ke hal-hal lain yang bersifat non-seksual. Seandainya sinetron remaja Indonesia atau film musikal India di televisi sering membuat birahimu bergejolak, alihkan saluran ke tayangan lain. Umpamanya: sepakbola, berita politik, dialog bisnis, eksplorasi flora dan fauna, dan sebagainya. (Lebih baik lagi, matikan televisi lalu baca buku2 islami atau lakukan kegiatan lain yang lebih bermanfaat.)

Dengan mengerahkan jurus2 penjagaan ‘pintu perzinaan’ sedemikian itu, insya’ Allah ‘pintu perzinaan’ kita selalu terjaga. Dengan kata lain, kita tidak mendekati zina.

Dengan jurus2 tadi, ‘darah-muda’ kita senantiasa terkendali ketika kita saling bergaul dan bertatap-muka dengan lawan-jenis, secara akrab sekalipun. Apalagi bila terawasi oleh orang lain yang cenderung mencegah perzinaan kita. (Ingat makna ‘bila terawasi’, kan? Kalo lupa, silakan baca lagi Bab 4.)

Emang sih, jurus2 tersebut tidak menjamin kita bebas dari godaan setan. Tapi, setiap kali pasukan iblis hendak masuk untuk menguasai diri kita, mereka bisa kita tendang jauh2 dengan jurus2 tadi.

Dengan demikian, menjauhlah bahaya kerusakan yang mengancam masuk melalui ‘pintu perzinaan’ yang bernama ‘perbauran’. Hasilnya, selamatlah kita di dunia dan akhirat. (Begitulah cara yang kami upayakan untuk memupus kekhawatiran Nabi terhadap perilaku kita dalam bertatap-muka dengan lawan-jenis.)


Semoga bermanfaat dan penuh Kebarokahan dari Allah.....


Vicky
Halaqah Sirrul Barokah
READ MORE - Jurus-jurus Penangkal Zina ....

Neraka menurut pandangan Islam dalam Al Quran

YA ALLAH YA RAHMAN YA RAHIM,
Lindungilah dan peliharakanlah kami, kedua ibu bapak kami, isteri/suami kami, anak-anak kami, kaum keluarga kami & semua orang Islam dari azab siksa api nerakaMu YA ALLAH.

Sesungguhnya kami tidak layak untuk menduduki syurgaMu YA ALLAH, namun tidak pula kami sanggup untuk ke nerakaMu YA ALLAH.

Ampunilah dosa-dosa kami, terimalah taubat kami dan terimalah segala ibadah dan amalan kami dengan RAHMATMU YA ALLAH....... AMIN.....

Dari Hadith Qudsi:
Bagaimana kamu masih boleh melakukan maksiat sedangkan kamu tak dapat bertahan dengan panasnya terik matahari-Ku.

Tahukah kamu bahawa neraka jahanamKu itu:

1. Neraka Jahanam itu mempunyai 7 tingkat
2. Setiap tingkat mempunyai 70,000 daerah
3. Setiap daerah mempunyai 70,000 kampung
4. Setiap kampung mempunyai 70,000 rumah
5. Setiap rumah mempunyai 70,000 bilik
6. Setiap bilik mempunyai 70,000 kotak
7. Setiap kotak mempunyai 70,000 batang pokok zarqum
8. Di bawah setiap pokok zarqum mempunyai 70,000 ekor ular
9. Di dalam mulut setiap ular yang panjang 70 hasta mengandungi lautan racun yang hitam pekat.
10. Juga di bawah setiap pokok zarqum mempunyai 70,000 rantai
11. Setiap rantai diseret oleh 70,000 malaikat

PEMANDANGAN LAIN DI JAHANNAM
A. Di Jahannam terdapat sebuah gunung api Shu’uda yang Allah memerintahkan orang kafir (Al-Walid bin Mughirah) untuk mendakinya. (Lihat QS. Al-Muddatstsir: 17). Menurut riwayat Imam Ahmad, setiap kali dia meletakkan tangannya di atas gunung tersebut, maka tangannya langsung meleleh. Dan ketika diangkat kembali seperti semula. Dia akan menghabiskan waktu selama 70 tahun untuk mendakinya, dan menuruninya selama 70 tahun juga.

B. Di Jahannam juga terdapat lembah Al-Ghayy, yaitu lembah di dasar Jahannam yang dialiri nanah bercampur darah dari para penghuni neraka. Lembah ini disediakan Allah kepada mereka yang meremehkan shalat dan mengikuti syahwatnya. (Lihat QS. Maryam: 59).

C. Juga lembah Atsam yang berisi ular dan kalajengking, adzab di dalamnya berlipat-lipat. Lembah ini diperuntukkan bagi mereka yang berbuat syirik, berzina dan membunuh jiwa tanpa hak. (Lihat QS. Al-Furqan: 68).

D. Ada juga lembah Maubiqa yang berisi nanah di dalam neraka Jahannam. Allah menyiapkannya untuk para penyembah berhala. (Lihat QS. Al-Kahfi: 51-52).

E. Ada juga sebuah rumah bernama Al-Falaq, Ibnu Rajab mengatakan jika pintunya dibuka, maka seluruh penduduk neraka akan menjerit karena tidak mampu menahan panasnya. Wallahu a’lam.

F. Di Jahannam juga terdapat penjara Bulas dimana orang-orang yang menyombongkan diri akan digiring seperti semut-semut kecil berbentuk manusia, mereka diselimuti dengan kobaran api dan terbenam dalam keringat dan nanah yang bercampur darah penduduk neraka. (HR. Ahmad, hasan).

G. Belenggu Jahannam. Di dalam Jahannam ada tiga belenggu; Al-Aghlal, yaitu belenggu dari besi membara yang dipasang dileher penduduk neraka. (QS.Saba : 33), Al-Ashfad, yaitu tali api yang sangat kuat sehingga membuat seseorang tak berdaya. (QS.Ibrahim : 49) dan As-Salasil, yaitu rantai besi yang panjangnya 70 hasta. (QS. Al-Haqqah: 32).

H. Cambuk Jahannam. Allah berfirman: “Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi.” (QS. Al-Hajj: 21).

PARA PENJAGA NERAKA

Allah menggambarkan tentang karakter malaikat penjaga neraka, mereka adalah makhluk yang sangat keras dan kasar.

Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim: 6).

MAKANAN DAN MINUMAN DI NERAKA

A. Pohon Zaqqum, mayangnya seperti kepala syetan, tumbuh di bawah dasar neraka Jahim, setiap yang memakannya, maka ususnya akan terburai. (QS. Ash-Shaffat: 62-68).

B. Pohon Dhari, yaitu pohon duri yang sangat keras, tidak dapat menggemukkan dan tidak menghilangkan lapar, karena ia menyumbat tenggorokan, tidak keluar dan tidak juga masuk ke dalam perut, demikian menurut Ibnu Abbas. (QS. Al-Ghasiyah: 6).

C. Ghislin, yaitu nanah bercampur darah yang keluar dari tubuh penduduk neraka. (QS. Al-Haqqah: 35-37).

D. Al-Hamim, yaitu air yang sangat panas yang akan disuguhkan dengan besi panas yang ujungnya dibengkokkan. (QS. An-Naba’: 24-25).

E. Al-Ghassaq, air yang sangat dingin. Menurut Ibnu Umar ia adalah nanah kental yang jika setetesnya ditumpahkan di barat bumi, niscaya penduduk timur akan mencium baunya yang sangat busuk.

F. Ash-Shadid, (QS. Ibrahim: 16), yaitu air nanah bercampur darah. Ibnu Rajab berkata, air shadid akan membuat wajah mereka hangus, sekaligus membuat seluruh kulit kepala dan rambutnya mengelupas.

PINTU-PINTU NERAKA

Jahannam memiliki 7 pintu yang tiap-tiap pintu telah ditetapkan golongan yang akan memasukinya.

Allah berfirman: “Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya. Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka.” (QS. Al-Hijr: 43-44).

Ibnu Juraij berkata tentang ayat tersebut: “Yang pertama adalah Jahannam, kemudian neraka Ladza, neraka Huthamah, neraka Sa’ir, neraka Saqar, Jahim dan Hawiyah”.

Pintu-pintu neraka tertutup rapat, sebagaimana firman Allah:

“Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka.” (QS. Al-Humazah: 8).

“Mereka berada di dalam neraka yang ditutup rapat.” (QS. Al-Balad: 20).

Ibnu Rajab berkata: “Pintu-pintu neraka akan selalu tertutup sebelum dimasuki oleh penghuninya nanti pada hari kiamat. Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an: “Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya.” (QS. Az-Zumar: 71).

GAUNG KEGERAMAN SUARA NERAKA

Orang-orang kafir dapat mendengar raungan suara neraka yang penuh dengan kegeraman dari jarak yang jauh.

Allah berfirman: “Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka mendengar kegeramannya dan suara nyalanya.” (QS. Al-Furqan: 11).

Juga firman-Nya: “Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu menggelegak, hampir-hampir (neraka) itu terpecah lantaran marah.” (QS. Al-Mulk: 7).

Ka’ab pernah berkata kepada Umar bin Khaththab: “Demi Allah, Neraka Jahannam akan mengeluarkan gaung suaranya. Tidak ada satu malaikat yang dekat kepada Allah atau makhluk yang lain kecuali akan terjatuh di atas kedua lututnya sambil berkata: “Ya Allah, pada hari ini hendaklah manusia mengurus dirinya sendiri-sendiri.”

KADAR HAWA DAN PANAS NERAKA

Rasulullah bersabda: “Api kalian yang ada sekarang ini yang digunakan bani Adam untuk membakar hanyalah 1/70 dari api neraka jahannam." (HR. Bukhari dan Muslim).

Ibnu Rajab menukil pendapat Ka’ab kepada Umar bin Khaththab: “Seandainya neraka Jahannam dibuka seukuran hidung lembu di bumi sebelah timur, dan ada seseorang di belahan bumi bagian barat, pasti otaknya akan meleleh karena tidak mampu menahan panasnya”.

Di antara penyebab hawa dan panas neraka sedemikian memuncak adalah tidak berfungsinya 3 unsur pendingin dari panas bagi manusia, yaitu air, angin dan naungan untuk berteduh.
Air di jahannam adalah hamim (air panas yang menggelegak), anginnya adalah samum (angin yang amat panas), sedang naungannya adalah yahmum (naungan berupa potongan-potongan asap hitam yang juga panas). (Lihat QS. Al-Waqi’ah: 41-44).

PERMOHONAN PENDUDUK NERAKA KEPADA PENDUDUK SURGA

Para penduduk neraka merasa iri dengan apa yang Allah berikan kepada penduduk surga berupa makanan dan minuman yang sangat nikmat, mereka merengek sekiranya di antara penduduk surga ada yang mau memberikan sedikit saja kepada mereka. Di antara penduduk surga ada yang merasa iba, hingga hampir-hampir memberikannya. Namun Allah mengharamkan manakan dan minuman itu bagi penduduk neraka. (Lihat QS. Al-A’raf: 44-50).

BAHAN BAKAR NERAKA

Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;” (QS. At-Tahrim: 6).

Sebagian mufassir mengatakan bahwa batu tersebut adalah batu korek atau belerang, ada yang mengatakan batu berhala yang dahulu disembah orang musyrik, mereka menjadi bahan bakar neraka sebagai penghinaan atas sesembahan mereka, begitu pula para penyembahnya. (Lihat QS. Al-Anbiya’: 98-99).

KONDISI PENGHUNI NERAKA

A. Wajah mereka cacat dan terbakar. (QS. Al-Mukminun: 104).
B. Setiap kulit mereka matang karena terbakar, maka Allah akan mengganti kulit yang baru, begitulah seterusnya. (QS. An-Nisa’: 56).
C. Wajah yang hangus menghitam, karena kepala mereka akan disematkan mahkota api.
D. Penduduk neraka akan mengeluarkan bau yang sangat busuk dari tubuh mereka.

PAKAIAN DI NERAKA

A. Pakaian dari Qathiran yang terbuat dari tembaga yang dilebur. (QS. Ibrahim: 49-50).
B. Tikar dan selimut api (Mihad dan Ghawasy). (QS. Al-A’raf: 41).

SUMUR DAN JURANG NERAKA

Kedalamannya sebagaimana yang digambarkan Rasulullah dalam riwayat Muslim dari Abu Hurairah:

“Pada suatu hari kami bersama Rasulullah. Lantas kami mendengar suara benda jatuh, kemudian Rasulullah bersabda: “Tahukah kalian, suara apakah itu?” Kami menjawab: “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Rasulullah bersabda: “Itu adalah suara batu yang dikirim dari neraka jahannam sejak 70 tahun yang lalu. Dan sekarang baru sampai ke dasar neraka.”

LUAS JAHANNAM

Untuk mengetahui luas dan besarnya jahannam, dapat dibayangkan seandainya jahannam itu memiliki 70.000 tali kekang dan setiap tali kekang dipegang oleh 70.000 malaikat (Shahihul Jami’ 7.878). Juga dengan mengetahui besarnya tubuh para penghuninya, yang gerahamnya sebesar gunug Uhud, jarak antara kedua pundaknya sama dengan perjalanan 3 hari, tempat duduknya sejauh Makkah dan Madinah, bahkan seandainya seorang penduduk neraka menangis, maka air matanya yang menetes dapat menjadikan sebuah perahu berlayar di atasnya.

BERBAGAI BENTUK SIKSAAN BAGI PENDUDUK NERAKA

A. Seringan-ringan siksa adalah seseorang yang memakai terompah dari bara api, sehingga menyebabkan otaknya mendidih. (HR. Bukhari dan Muslim).

B. Kepala mereka akan disiram dengan air panas sehingga melelehkan otak mereka, begitu pula isi perut dan kulit mereka. (QS. Al-Hajj: 19-21).

C. Wajah mereka akan diseret di atas bara api, juga dibolak-balik seperti daging bakar.(QS Al-Ahzab: 66).

D. Wajahnya akan dihitamkan seperti tertutup kepingan malam yang gelap gulita. (QS. Yunus: 27)
.
E. Dikepung api dari segala penjuru. (QS. Al-Ankabut: 55 dan Az-Zumar: 16).

F. Api membakar hati penduduk neraka, sehingga dari hati mereka keluar api.

G. Isi perut manusia akan terburai (menimpa kepada Amru bin Luhay, orang yang pertama kali merubah ajaran tauhid nabi Ibrahim menjadi penyembahan terhadap berhala).

H. Terjun dari atas neraka, yaitu bagi mereka yang bunuh diri dengan menjatuhkan dirinya dari tempat yang tinggi.

I. Tidak pernah mati selamanya. (QS. Ibrahim: 17).
J. Siksaannya tidak pernah berhenti. (QS. Al-Mukmin: 49-50).

JERITAN, RINTIHAN DAN LOLONGAN PENDUDUK NERAKA

Di antara kengerian neraka; penduduknya merintih dan menjerit serta melolong seperti keledai yang meringkik keras, yang demikian itu karena saking pedihnya siksa yang dirasakan. (Lihat QS. Al-Anbiya’: 100, Hud: 106 dan Fathir: 37).

Penduduk neraka akan menangis sampai air mata mereka habis, sehingga yang keluar dari matanya adalah darah, ya darah, bukan air lagi!

Mereka merintih dan memohon agar dapat dikeluarkan dari siksa neraka, mereka berjanji akan beramal shalih jika dikembalikan di dunia. Namun harapan mereka adalah harapan kosong dan doa mereka adalah doa yang sia-sia. Malaikat berkata: “Sesungguhnya kalian akan tetap berada di neraka ini.” (QS. Az-Zukhruf: 77).

SIAPAKAH PENDUDUK NERAKA?

Dari Al-Qur’an dan Sunnah yang shahih disimpulkan bahwa penduduk neraka adalah orang yang musyrik, kafir, munafik, orang-orang sombong, orang-orang yang tidak mengingkari Thaghut (sesembahan yang disembah selain Allah) dan pemimpin zalim, para pezina dan homoseks, peminum khamer (minuman keras), pemakan riba (seperti bunga Bank), uang judi (seperti togel, siji, Asuransi dll) dan harta anak yatim tanpa alasan yang benar, pembunuh orang mukmin tanpa hak, pelaku bunuh diri, orang yang tidak mau berjihad dan tidak mau membantu kaum muslimin yang tertindas dan diperangi, orang yang meninggalkan shalat, zakat, dan shaum (puasa), para dayyuts (orang yang membiarkan perbuatan maksiat terjadi di hadapannya) dan orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, dll. Wallahu a’lam.

ULAR DAN KALAJENGKING JAHANNAM

Dalam menjelaskan firman Allah: “Kami tambahkan kepada mereka siksaan di atas siksaan disebabkan mereka selalu berbuat kerusakan.” (QS. An-Nahl: 88).

Ibnu Mas’ud berkata: “Yaitu kalajengking yang taringnya seperti pohon kurma yang panjang.”

Imam As-Sudi mengatakan bahwa ia adalah ular-ular di dalam neraka. Riwayat tentang ular dan kalajengking di neraka tidak ada yang marfu’ sampai ke Rasulullah, kebanyakan mauquf pada sahabat dan sebagian israiliyat.

Mudah-mudahan, hal ini dapat menimbulkan keinsyafan kepada kita semua......Wallahua ' lam.
READ MORE - Neraka menurut pandangan Islam dalam Al Quran

DAULAH SU’UDIYYAH DAN DAULAH UTSMANIYYAH

DAULAH SU’UDIYYAH DAN DAULAH UTSMANIYYAH

Sebagian orang menyangka bahwa Syaikh Muhammad bin Adbul Wahhab dan Muhammad bin Su’ud melakukan pemberontakan terhadap daulah Utsmaniyyah, seperti yang dilakukan Muhammad bin Hasan Al-Hajawi Ats-Tsa’alabi Al-Fasi di dalam kitabnya Al-Fikru Sami Fi Tarikhil Fiqh Islami (2/374) yang menyatakan bahwa Muhammad bin Su’ud mendukung dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab untuk merealisasikan impiannya di dalam melepaskan diri dari kekuasaan daulah Turki Utsmani!

Pernyataan Muhammad bin Hasan Al-Fasi di atas adalah pernyataan yang keliru, karena menyelisihi realita sejarah, realita sejarah menunjukkan bahwa di saat Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab melancarkan dakwahnya dan bahkan jauh sebelumnya negeri Nejed –termasuk Dar’iyyah- tidak pernah menjadi wilayah daulah Utsmaniyyah. [Tarikh Bilad Arabiyyah Su’udiyyah hal. 47]

Di antara bukti-bukti sejarah yang menunjukkan bahwa Nejed tidak pernah masuk dalam wilayah daulah Turki Utsmani adalah sebuah dokumen yang ditulis oleh Yamin Ali Affandi dengan judul asli berbahasa Turki : Qawanin Ali Utsman Dur Madhamin Daftar Diwan, di dalamnya terdapat daftar wilayah daulah Turki Utsmani sejak penghujung abad ke 11H yang terbagi menjadi 32 wilayah, 14 wilayah darinya adalah wilayah-wilayah di jazirah Arabiyyah, dan Najed tidak tercantum dalam daftar wilayah tersebut. [Lihat Bilad Arabiyyah wa Daulah Utsmaniyyah oleh Sathi’ Al-Hushari hal. 230-240]

Merupakan hal yang dimaklumi oleh setiap pemerhati sejarah Islam bahwa banyak dari wlayah-wilayah kaum muslimin yang tidak masuk ke dalam wilayah daulah Turki Utsmani yang ditunjukkan oleh adanya daulah-daulah yang sezaman dengan daulah Turki Utsmani seperti daulah Shafawiyyah Rafidhiyyah di Iran, daulah Mongoliyyah di India, daulah Maghribiyyah di Maroko dan beberapa negara Islam di Indonesia.

[Disalin dari Majalah Al-Furqon, Edisi 09 Tahun V/Rabi’u Tsani 1427/Mei 2006M. Penerbit Lajnah Dakwah Ma’had Al-Furqon, Alamat Maktabah Ma’had Al-Furqon, Srowo Sidayu Gresik-Jatim]
READ MORE - DAULAH SU’UDIYYAH DAN DAULAH UTSMANIYYAH