Jumat, 26 Februari 2010

BUKTI KEJUJURAN & KEADILAN SEORANG ULAMA SERTA AKHLAK MULIA YANG DIMILIKINYA

Sesungguhnya, sifat yang dimiliki oleh orang-orang yang alim adalah kejujuran, keadilan, amanah (dalam mengikuti dan meniti ajaran para salafush shalih) dan kesediaan untuk kembali (ruju’) jika tampak baginya kebenaran. Jika ia telah mengeluarkan pernyataan atau fatwa namun di kemudian hari tampak baginya kebenaran yang sesungguhnya, maka tidak aib baginya untuk me-ruju’ kepada kebenaran tersebut, dan ini merupakan jalan dan manhaj para salafush shalih ridhwanullahi ‘alaihim, sebagaimana yang pernah dikatakan Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu dalam -kitab Al-Qadhaa’- kepada Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu:

“Dan janganlah sekali-kali keputusan yang telah engkau putuskan hari ini menghalangimu untuk meruju’ kepada kebenaran jika engkau kembali meneliti pendapatmu dan mendapatkan petunjuk di dalamnya. Karena sesungguhnya kebenaran adalah qadim (sudah ada sejak dulu), tidak ada sesuatu pun yang dapat merusaknya. Kembali kepada kebenaran lebih baik daripada terus-menerus (tetap) dalam kesesatan.” [I’laamul Muwaqqi’iin (1/86)]

Syaikh Al-Albani hafizhahullah telah menempuh jalan para salafush shalih ini dalam ruju’ kepada kebenaran, tanpa ada kesombongan dan maksud untuk mengecoh atau memperdaya.

Syaikh berkata dalam kitab Silsilah Al Ahadits Adh-Dha’ifah (Al-Ma’arif, 1/6):
“Semoga Allah merahmati seorang hamba yang menunjukkan kepadaku kesalahannku dan menuntun aku kepada cacat-celaku. Sesungguhnya tidak berat bagiku –dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala- untuk kembali dari kesalahan (menuju kebenaran) yang tampak bagiku kemudian, dan kitab-kitabku yang dicetak untuk pertama kali, dan yang telah dicetak ulang adalah bukti atas hal ini…(ruju’ ini).”

Aku sendiri (penyusun) dalam hal ini telah menelusuri kitab-kitab Syaikh Al-Albani hafizhahullah dan mencatat apa yang dimudahkan bagiku untuk mencatatnya berupa hadits-hadits, dimana beliau hafizhahullah ruju’ atau mengkoreksi dan meralat dalam hal ini.

Aku membagi hadits-hadits tersebut ke dalam beberapa bagian:

Pertama: Bab tentang hadits-hadits yang Syaikh Al-Albani sendiri menegaskan ruju’ beliau ini dalam kitab-kitab serta risalah-risalah beliau yang jumlahnya hamper mencapai empat puluh hadits.

Kedua: Bab tentang hadits-hadits yang –tertera secara tidak sengaja atau lupa- bukan pada tempat yang seharusnya dalam kitab-kitab beliau hafizhahullah.

Ketiga: Bab tentang hadits-hadits dimana beliau hafizhahullah ruju’ darinya berdasarkan pengetahuan mana yang lebih dahulu (al mutaqaddimin) dari yang belakangan (al mutakhkhir) dari kitab-kitab beliau hafizhahullah.

Keempat: Bab tentang hadits-hadits dimana beliau hafizhahullah ruju’ dari yang derajatnya hasan kepada shahih dan dari yang shahih kepada hasan.

Kelima: Bab tentang penjelasan beberapa hadits yang beliau hafizhahullah diamkan dalam kitab Al Misykah, kemudian beliau menjelaskan hukumnya (apakah shahih atau dha’if).
Aku juga telah menelusuri As-Saqqaf dalam kitab(nya) At-Tanaqudhat, beberapa bagian di atas; bagian pertama, kedua, dan ketiga, serta yang ia duga bahwa Syaikh Al-Albani hafizhahullah memunculkan pertentangan dalam hadits, termasuk yang sebenarnya merupakan ruju’ atau koreksi dan ralat beliau hafizhahullah, atau perbedaan ijtihad ilmu (yang ilmiah) atau ketidaksengajaan dan kealpaan yang biasa terjadi pada diri seorang manusia.

Aku menjelaskan ketidakpahaman As-Saqqaf dalam menelusuri kitab-kitab beliau (Syaikh Al-Albani) hafizhahullah, dimana aku masih mengingat sebagian besar hadits yang ia sebutkan -dan Alhamdulillah atas hal ini- serta tidak lupa juga untuk menyebutkannya dalam buku ini dengan member tanda (o).

Aku juga memanfaatkan komentar-komentar SyaikhZuhair Asy-Syawis yang telah memberikan penegasan-penegasan ruju’ Syaikh Al-Albani ini pada beberapa kitab beliau hafizhahullah, yang dalam hal ini aku memberikan tanda bagi hadits-hadits yang beliau sebutkan dengan (tanda ->)

Tidak lupa pula aku mengucapkan syukur dan terima kasih kepada Syaikh Ali Al-Halabi yang tidak segan-segan memberikan nasihat dan arahan.

Sebagai penutup, aku mohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala semoga Dia menjadikan amal ini ikhlas demi Wajah-Nya Yang Mulia, dan alhamdulillahi rabbil ‘alamin.

Abdul Basith bin Yusuf Al-Gharib

Bagi yang ingin mengetahui lebih lanjut, silakan membaca kitab tersebut. Zadanallah ilman wa hirshan...

DAFTAR ISI

- Daftar Isi

- Muqaddimah

- Penjelasan Tentang Tadlis (Ketidakjujuran) Hasan As-Saqqaf Dalam Kitab At-Tanaaqudhaat Miliknya

- Biografi Al Allamah Al Muhaddits Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani Rahimahullah

- Kelahiran Beliau

- Kesabaran Beliau Dalam Menuntut Ilmu

- Tawadhu

- Hadits-hadits yang Di-Ruju' Oleh Beliau

- Hadits-hadits yang Secara Tidak Sengaja ata Lupa Tertera Pada Tempat yang Bukan Seharusnya

- Hadits-hadits yang Di-Nasakh (Dihapus Hukumnya) Berdasarkan Pengetahuan Mana yang Lebih Dahulu (Al Mutaqaddimin) dan Mana yang Akhir (Al Mutakhkhir)

- Hadits-hadits yang Diralat (Di-Ruju'_ Oleh Syaikh Al Albani dari Hasan Ke Shahih dan dari Shahih Ke Hasan

- Penjelasan Tentang Hadits-hadits yang Didiamkan Oleh Syaikh Al Albani Dalam Kitab Al Misykah, Tetapi Kemudian Dijelaskan Oleh Beliau

- Daftar Referensi

***

Abu Muhammad Herman

(Dikutip dari Muqaddimah kitab At-Tanbiihaatul Maliihah, edisi terjemah Indonesia: Koreksi Ulang Syaikh Albani, penerbit Pustaka Azzam, Jakarta).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar