Jumat, 19 Februari 2010

DETIK , MENIT , JAM , HARI , BULAN , DAN TAHUN , TERTATA RAPI PADA SERVER ILLAHI - TAKDIR -KETETAPAN ILLAHI RABBI- DOQLO-QODAR

RENUNGKAN SEJENAK, . . .

Aku , anda , kita , kalian , kami , mereka bertemu tanpa kebetulan, tapi Sang Empunya jiwa telah menetapkan,, KAPAN , DIMANA DAN BAGAIMANA, . . sebuah pertemuan dan perpisahan terjadi, Apa yang bakal terjadi sudah terancang sebegitu baiknya oleh SANG MAHA ,,, ALLOH AZZA WA JALLA, “Sebaik-baik perencana”

TAKDIR ILLAHI, …

Takdir dalam Bahasa Al-Quran

Kata takdir (taqdir) terambil dan kata qaddara berasal dari
akar kata qadara yang antara lain berarti mengukur, memberi
kadar atau ukuran, sehingga jika Anda berkata, "Allah telah
menakdirkan demikian," maka itu berarti, "Allah telah
memberi kadar/ukuran/batas tertentu dalam diri, sifat, atau
kemampuan maksimal makhluk-Nya."

Dari sekian banyak ayat Al-Quran dipahami bahwa semua
makhluk telah ditetapkan takdirnya oleh Allah. Mereka tidak
dapat melampaui batas ketetapan itu, dan Allah Swt. menuntun
dan menunjukkan mereka arah yang seharusnya mereka tuju.
Begitu dipahami antara lain dari ayat-ayat permulaan Surat
Al-A'la (Sabihisma),

"Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Mahatinggi, yang menciptakan
(semua mahluk) dan menyempurnakannya, yang memberi takdir
kemudian mengarahkan(nya)" (QS Al-A'la [87]: 1-3).

(http://media.isnet.org/islam/Quraish/Wawasan/Takdir2.html)

Umat Islam memahami takdir sebagai bagian dari tanda kekuasaan Tuhan yang harus diimani sebagaimana dikenal dalam Rukun Iman. Penjelasan tentang takdir hanya dapat dipelajari dari informasi Tuhan, yaitu informasi Allah melalui Al Quran dan Al Hadits. Secara keilmuan umat Islam dengan sederhana telah mengartikan takdir sebagai segala sesuatu yang sudah terjadi.

Untuk memahami konsep takdir, jadi umat Islam tidak dapat melepaskan diri dari dua dimensi pemahaman takdir. Kedua dimensi dimaksud ialah dimensi ketuhanan dan dimensi kemanusiaan.

-Dimensi ketuhanan-

Dimensi ini merupakan sekumpulan ayat-ayat dalam Al Quran yang menginformasikan bahwa Allah maha kuasa menciptakan segala sesuatu termasuk menciptakan Takdir.

• Dialah Yang Awal dan Yang Akhir ,Yang Zhahir dan Yang Bathin (Al Hadid / QS. 57:3). Allah tidak terikat ruang dan waktu, bagi-Nya tidak memerlukan apakah itu masa lalu, kini atau akan datang).

• Dia (Allah) telah menciptakan segala sesuatu dan sungguh telah menetapkannya (takdirnya) (Al-Furqaan / QS. 25:2)

• Apakah kamu tidak tahu bahwa Allah mengetahui segala sesuatu yang ada di langit dan bumi. Sesungguhnya itu semua telah ada dalam kitab, sesungguhnya itu sangat mudah bagi Allah (Al-Hajj / QS. 22:70)

• Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya (Al Maa'idah / QS. 5:17)

• Kalau Dia (Allah) menghendaki maka Dia memberi petunjuk kepadamu semuanya (Al-An'am / QS 6:149)

• Allah menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat (As-Safat / 37:96)

• Dan hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan (Luqman / QS. 31:22). Allah yang menentukan segala akibat.

-Dimensi kemanusiaan-

Dimensi ini merupakan sekumpulan ayat-ayat dalam Al Quran yang meginformasikan bahwa Allah memperintahkan manusia untuk berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai cita-cita dan tujuan hidup yang dipilihnya.

• Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia (Ar Ra'd / QS. 13:11)

• (Allah) Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun (Al Mulk / QS. 67:2)

• Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, Nasrani, Shabiin (orang-orang yang mengikuti syariat Nabi zaman dahulu, atau orang-orang yang menyembah bintang atau dewa-dewa), siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan beramal saleh, maka mereka akan menerima ganjaran mereka di sisi Tuhan mereka, tidak ada rasa takut atas mereka, dan tidak juga mereka akan bersedih (Al-Baqarah / QS. 2:62). Iman kepada Allah dan hari kemudian dalam arti juga beriman kepada Rasul, kitab suci, malaikat, dan takdir.

• ... barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir... (Al Kahfi / QS. 18:29)

(http://id.wikipedia.org/wiki/Takdir)

Orang yang masuk ke dalam lautan takdir, reda dengan segala yang ditentukan Allah s.w.t, akan sentiasa tenang, tidak berdukacita bila kehilangan atau ketiadaan sesuatu. Mereka tidak melihat makhluk sebagai penyebab atau pengeluar kesan.


*QODLO DAN QODAR*
Qodho adalah ketentuan Allah yang masih menunggu untuk dilaksanakan. Qodho ini biasanya dibedakan menjadi dua.

Yakni Qodho Muallaq dan Qodho' Mubrom.

Muallaq artinya masih bergantung pada hal-hal lain. sementara Mubrom berarti telah mutlak.

Muallaq biasanya berupa hal-hal kecil dalam hidup, sehingga manusia berperan dalam menentukannya.
sementara Mubrom adalah menyangkut hal-hal krusial dalam kehidupan manusia, sehingga manusia tidak dapat berperan, bagaimanapun usahanya, tentu ketentuan Allah tidak dapat dirubah. Misalnya tentang Umur dan Jodoh.

hadits yang digunakan sebagai dasarnya adalah : Maa ashoobaka lam yakun liyuhtiaka wamaaa akhtoaka lam yakun liyushiibaka. (segala yang akan menimpamu/kamu dapatkan tidak mungkin akan lepas atau lolos. sementara hal-hal yang telah ditentukan bukan hakmu, maka takkan kamu dapatkan).
(http://forum.nu.or.id/viewtopic.php?f=16&t=639)


لآاِلَهَ اِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ,لَهُالْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

“Tiada Tuhan selain Allah Maha Tunggal dan tiada sekutu bagi Nya, bagi Nya Kerajaan, bagi Nya segala pujian. Dialah yang menghidupkan dan mewafatkan dan Dia atas segala sesuatu berkuasa”


Segala perkara, tidak kira apa istilah yang digunakan, adalah termasuk dalam ketentuan Allah s.w.t. Apa yang kita istilahkan sebagai perjuangan, ikhtiar, doa, kekeramatan, mukjizat dan lain-lain semuanya adalah ketentuan Allah s.w.t. Pagar takdir mengelilingi segala-galanya dan tidak ada sebesar zarah pun yang mampu menembusi benteng takdir yang maha teguh. Tidak terjadi perjuangan dan ikhtiar melainkan perjuangan dan ikhtiar tersebut telah ada dalam pagar takdir.

Tidak berdoa orang yang berdoa melainkan halnya berdoa itu adalah takdir untuknya yang sesuai dengan ketentuan Allah s.w.t untuknya. Perkara yang didoakan juga tidak lari daripada sempadan ketentuan Allah s.w.t. Tidak berlaku kekeramatan dan mukjizat melainkan kekeramatan dan mukjizat itu adalah takdir yang tidak menyimpang daripada pentadbiran Allah s.w.t. Tidak menghirup satu nafas atau berdenyut satu nadi melainkan ianya adalah takdir yang menzahirkan urusan Allah s.w.t pada azali.

Kami datang dari Allah dan kepada Allah kami kembali.

Segala perkara datangnya dari Allah s.w.t atau Dia yang mengadakan ketentuan tanpa campurtangan sesiapa pun. Segala perkara kembali kepada-Nya kerana Dialah yang mempastikan hukum ketentuan-Nya terlaksana tanpa sesiapa pun mampu menyekat urusan-Nya.
(-al hikam-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar