Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah Azza wa Jalla. Kita memuji-Nya, memohon pertolongan kepada-Nya, meminta apapun dari-Nya, bertaubat kepada-Nya, dan meminta perlindungan kepada-Nya dari kejahatan diri kita serta keburukan amal kita.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Sesungguhnya sebenar-benarnya ucapan adalah Kitabullah (Al-Quran) dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada seorang pun yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkan oleh Allah, maka tidak ada seorang pun yang dapat memberinya petunjuk
Seburuk-buruk perkara, adalah perkara yang baru (dalam agama), setiap perkara yang baru (dalam agama) adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah sesat dan setiap kesesatan tempatnya di neraka
Pada note ini, saya tidak akan membahas tentang apa-apa yang dikategorikan bid’ah, insyaallah itu akan menyusul kemudian, disini saya hanya ingin mengulas terlebih dahulu, apa itu bid’ah dan kenapa kita tidak boleh melakukan bid’ah.
Saya harap ulasan yang sedikit ini bisa sedikit membuka pikiran kita dan menuntun kita agar tidak terjerumus kedalamnya, serta membebaskan kita dari taqlid dan fanatisme buta dengan tujuan mengembalikan / menghidupkan kembali sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Apabila dalam catatan saya ini ada kekurangan atau kesalahan, itu semua murni datangnya dari saya, dan saya menerima diskusi, masukkan, serta kritik selama itu benar dan membangun. Apabila ada kebenaran dalam tulisan ini, maka itu semata-mata berasal dari Allah Ta’ala.
Apa itu bid’ah ?
Jumhur ulama sepakat bahwa bid’ah adalah perkara yang mengada-ada dalam hal beribadah kepada Allah, jadi untuk hal-hal baru di luar ibadah (ammah) tidak ada istilah bid’ah, yang ada adalah marhalah (sarana) dan maslahat (kemudahan, kesejahteraan).
Apabila melihat dari hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kesepakatan jumhur ulama, maka bisa dipastikan bahwa yang namanya bid’ah itu sudah pasti ‘sesat’ (dlolalah), tidak ada istilah ‘bid’ah hasanah’ (baik) karena yang hasanah itu disebut sunnah, sedangkan ‘bid’ah’ berlawanan dengan ‘sunnah’.
Kalau ada yang membagi-bagi bid’ah menjadi dua, tiga atau lima, maka pembagian itu tidak mempunya dasar hukum dan termasuk perbuatan mengada-ada, Imam Asy-Syathibi berkesimpulan bahwa pembagian itu tidak didukung oleh syariat bahkan bersifat kontradiktif, karena hakekat suatu bid’ah adalah sesuatu yang sama sekali tidak mempunyai dalil, baik dari nash syari’at maupun dari kaidah-kaidah. (Al-I’tishom, oleh Asy-Syathibi, 1/188).
Imam Syafi’i rahimahullah berkata:
“barangsiapa bertaqlid/mengikuti kepada seseorang dalam perkara mengharamkan atau menghalalkan sesuatu sedangkan hadits shahih bertentangan dengannya dan mencegah bertaqlid/mengikuti karena diperintahkan beramal dengan sunnah, maka dia telah mengambil orang yang ditaqlidkan/diikuti sebagai tuhan selain Allah Ta’ala.” (hadist shahih riwayat muslim)
Imam Malik bin Anas berkata:
“sesuatu yang pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya bukan merupakan agama, maka dia pun pada zaman sekarang pun bukan agama.” Jadi tidak dibenarkan pembagian bid’ah menjadi 2 atau menjadi 5 karena ini menyelisihi dan menyalahi sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ibnu Abbas ra. berkata:
“tidak datang kepada manusia, suatu tahun, kecuali mereka membuat bid’ah di dalamnya dan mematikan sunnah, hingga bid’ah hidup dan sunnah mati.” (HR.Ath-Thabrani)
Sedangkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“jauhilah oleh kalian segala perkara baru karena segala perkara baru adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat.” (HR. Ahmad)
Dari perkataan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ini, tidak halal bagi seseorang untuk membandingkan kalimat diatas yang mencakup keseluruhannya yaitu : “setiap bid’ah adalah sesat” dengan menghilangkan keumumannya. Dengan mengatakan bahwa “ tidak setiap bid’ah itu sesat”, itu adalah suatu bentuk kedurhakaan terhadap Rasul daripada penakwilnya, oleh karena itu hendaknya kita jangan memalingkan apa yang Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa salla maksudkan diatas.
Malik bin Anas berkata:
“barangsiapa yang melakukan suatu bid’ah dalam Islam yang dia menganggap BAIK bid’ah tersebut, maka sungguh ia telah menuduh bahwa Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menghianati risalah ini.”
Sesuai dengan firman Allah :
“Pada hari ini telah Kusempurnakan bagimu agamamu dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Kuridhai Islam sebagai agamamu.” (QS: Al-Maidah:3)
Jadi, jelaslah sudah bahwa apa saja yang bukan merupakan agama pada hari itu, maka ia bukan termasuk agama pula pada hari ini.
Dari Aisyah ra. berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“barangsiapa yang mengamalkan satu amalan yang dibuat-buat dalam ajaran kami (agama) padahal amalan itu bukan berasal dari agama ini, maka amalan tersebut tertolak.” (HR.Muttafaq’alaih).
Bahaya-bahaya apa sih yang bisa ditimbulkan oleh bid’ah ?
Menurut Dr.Said bin Ali bin Wahab Al-Qathani, bid’ah mempunyai efek dan konsekwensi yang sangat berbahaya dan destruktif, diantaranya adalah:
1. Mengikuti langkah-langkah atau jejak orang-orang Yahudi dan Nasrani.
2. Berbicara tentang agama Allah tanpa ilmu (mengikuti ra’yu dan hawa nafsu).
3. Munculnya sikap kebencian (a priori)orang yang berbuat bid’ah ini kepada sunnah dan orang yang setia kepada sunnah.
4. Ditolaknya amal perbuatan bid’ah.
5. Hidup dan kehidupan pelaku bid’ah akan berkesudahan dengan resiko yang buruk.
6. Biasanya pemahaman yang dimiliki oleh pelaku bid’ah, dia melihat kebaikan sebagai kejelekan dan kejelekan akan dianggap sebagai kebaikan. Sunnah tampak di matanya sebagai bid’ah dan bid’ah tampak sebagai sunnah.
7. Ahli bid’ah adalah orang yang memiliki resiko terbesar untuk jatuh dalam adzab Allah.
8. Pembuat bid’ah melakukan penambahan pada syari’ah.
9. Pelaku bid’ah menanggung beban dosanya sendiri dan dosa orang yang mengikutinya.
10. Bid’ah akan menjerumuskan pelakunya kedalam laknat Allah dan Rasul. (Imam Syathibi, Al-I-tishom,1/96)
11. Para pelaku bid’ah (mubtadi’) mereka menutup-nutupi kebenaran dan menyembunyikannya terhadap pengikutnya
12. Ahli bid’ah yang secara terbuka melakukan bid’ahnya di kalangan masyarakat hukumnya boleh dighibah (digunjingkan) karena ada alasan demi mengingatkan umat (syarah An Nawawi, Shahih Muslim, 16/42)
13. Ahli bid’ah (mubtadi’) selalu mengikuti hawa nafsunya dan menentang syari’ah serta ingin merusaknya.
Dari penjelasan yang sedikit ini, saya berharap bisa memberikan sedikit gambaran mengenai apa itu bid’ah dan apa saja bahayanya, karena apa yang menurut kita baik, belum tentu menurut Allah baik, walaupun kita mempunyai tujuan yang baik dan menghendaki kebaikan, apabila kita memang ingin menghendaki kebaikan, maka tidak ada jalan yang lebih baik daripada jalan para generasi terdahulu, yaitu salafus salih dan orang-orang yang berkomitmen di jalan mereka.
Mungkin itu aja, maafkan atas keterbatasan ilmu yang saya miliki, semoga Allah memberikan kita petunjuk dan hidayah ke jalan yang lurus, menerangi hati kita dengan iman dan ilmu, menjadikan ilmu yang kita miliki membawa berkah, membimbing kita pada jalan hamba-Nya yang beriman, amiin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Sesungguhnya sebenar-benarnya ucapan adalah Kitabullah (Al-Quran) dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada seorang pun yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkan oleh Allah, maka tidak ada seorang pun yang dapat memberinya petunjuk
Seburuk-buruk perkara, adalah perkara yang baru (dalam agama), setiap perkara yang baru (dalam agama) adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah sesat dan setiap kesesatan tempatnya di neraka
Pada note ini, saya tidak akan membahas tentang apa-apa yang dikategorikan bid’ah, insyaallah itu akan menyusul kemudian, disini saya hanya ingin mengulas terlebih dahulu, apa itu bid’ah dan kenapa kita tidak boleh melakukan bid’ah.
Saya harap ulasan yang sedikit ini bisa sedikit membuka pikiran kita dan menuntun kita agar tidak terjerumus kedalamnya, serta membebaskan kita dari taqlid dan fanatisme buta dengan tujuan mengembalikan / menghidupkan kembali sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Apabila dalam catatan saya ini ada kekurangan atau kesalahan, itu semua murni datangnya dari saya, dan saya menerima diskusi, masukkan, serta kritik selama itu benar dan membangun. Apabila ada kebenaran dalam tulisan ini, maka itu semata-mata berasal dari Allah Ta’ala.
Apa itu bid’ah ?
Jumhur ulama sepakat bahwa bid’ah adalah perkara yang mengada-ada dalam hal beribadah kepada Allah, jadi untuk hal-hal baru di luar ibadah (ammah) tidak ada istilah bid’ah, yang ada adalah marhalah (sarana) dan maslahat (kemudahan, kesejahteraan).
Apabila melihat dari hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kesepakatan jumhur ulama, maka bisa dipastikan bahwa yang namanya bid’ah itu sudah pasti ‘sesat’ (dlolalah), tidak ada istilah ‘bid’ah hasanah’ (baik) karena yang hasanah itu disebut sunnah, sedangkan ‘bid’ah’ berlawanan dengan ‘sunnah’.
Kalau ada yang membagi-bagi bid’ah menjadi dua, tiga atau lima, maka pembagian itu tidak mempunya dasar hukum dan termasuk perbuatan mengada-ada, Imam Asy-Syathibi berkesimpulan bahwa pembagian itu tidak didukung oleh syariat bahkan bersifat kontradiktif, karena hakekat suatu bid’ah adalah sesuatu yang sama sekali tidak mempunyai dalil, baik dari nash syari’at maupun dari kaidah-kaidah. (Al-I’tishom, oleh Asy-Syathibi, 1/188).
Imam Syafi’i rahimahullah berkata:
“barangsiapa bertaqlid/mengikuti kepada seseorang dalam perkara mengharamkan atau menghalalkan sesuatu sedangkan hadits shahih bertentangan dengannya dan mencegah bertaqlid/mengikuti karena diperintahkan beramal dengan sunnah, maka dia telah mengambil orang yang ditaqlidkan/diikuti sebagai tuhan selain Allah Ta’ala.” (hadist shahih riwayat muslim)
Imam Malik bin Anas berkata:
“sesuatu yang pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya bukan merupakan agama, maka dia pun pada zaman sekarang pun bukan agama.” Jadi tidak dibenarkan pembagian bid’ah menjadi 2 atau menjadi 5 karena ini menyelisihi dan menyalahi sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ibnu Abbas ra. berkata:
“tidak datang kepada manusia, suatu tahun, kecuali mereka membuat bid’ah di dalamnya dan mematikan sunnah, hingga bid’ah hidup dan sunnah mati.” (HR.Ath-Thabrani)
Sedangkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“jauhilah oleh kalian segala perkara baru karena segala perkara baru adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat.” (HR. Ahmad)
Dari perkataan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ini, tidak halal bagi seseorang untuk membandingkan kalimat diatas yang mencakup keseluruhannya yaitu : “setiap bid’ah adalah sesat” dengan menghilangkan keumumannya. Dengan mengatakan bahwa “ tidak setiap bid’ah itu sesat”, itu adalah suatu bentuk kedurhakaan terhadap Rasul daripada penakwilnya, oleh karena itu hendaknya kita jangan memalingkan apa yang Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa salla maksudkan diatas.
Malik bin Anas berkata:
“barangsiapa yang melakukan suatu bid’ah dalam Islam yang dia menganggap BAIK bid’ah tersebut, maka sungguh ia telah menuduh bahwa Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menghianati risalah ini.”
Sesuai dengan firman Allah :
“Pada hari ini telah Kusempurnakan bagimu agamamu dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Kuridhai Islam sebagai agamamu.” (QS: Al-Maidah:3)
Jadi, jelaslah sudah bahwa apa saja yang bukan merupakan agama pada hari itu, maka ia bukan termasuk agama pula pada hari ini.
Dari Aisyah ra. berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“barangsiapa yang mengamalkan satu amalan yang dibuat-buat dalam ajaran kami (agama) padahal amalan itu bukan berasal dari agama ini, maka amalan tersebut tertolak.” (HR.Muttafaq’alaih).
Bahaya-bahaya apa sih yang bisa ditimbulkan oleh bid’ah ?
Menurut Dr.Said bin Ali bin Wahab Al-Qathani, bid’ah mempunyai efek dan konsekwensi yang sangat berbahaya dan destruktif, diantaranya adalah:
1. Mengikuti langkah-langkah atau jejak orang-orang Yahudi dan Nasrani.
2. Berbicara tentang agama Allah tanpa ilmu (mengikuti ra’yu dan hawa nafsu).
3. Munculnya sikap kebencian (a priori)orang yang berbuat bid’ah ini kepada sunnah dan orang yang setia kepada sunnah.
4. Ditolaknya amal perbuatan bid’ah.
5. Hidup dan kehidupan pelaku bid’ah akan berkesudahan dengan resiko yang buruk.
6. Biasanya pemahaman yang dimiliki oleh pelaku bid’ah, dia melihat kebaikan sebagai kejelekan dan kejelekan akan dianggap sebagai kebaikan. Sunnah tampak di matanya sebagai bid’ah dan bid’ah tampak sebagai sunnah.
7. Ahli bid’ah adalah orang yang memiliki resiko terbesar untuk jatuh dalam adzab Allah.
8. Pembuat bid’ah melakukan penambahan pada syari’ah.
9. Pelaku bid’ah menanggung beban dosanya sendiri dan dosa orang yang mengikutinya.
10. Bid’ah akan menjerumuskan pelakunya kedalam laknat Allah dan Rasul. (Imam Syathibi, Al-I-tishom,1/96)
11. Para pelaku bid’ah (mubtadi’) mereka menutup-nutupi kebenaran dan menyembunyikannya terhadap pengikutnya
12. Ahli bid’ah yang secara terbuka melakukan bid’ahnya di kalangan masyarakat hukumnya boleh dighibah (digunjingkan) karena ada alasan demi mengingatkan umat (syarah An Nawawi, Shahih Muslim, 16/42)
13. Ahli bid’ah (mubtadi’) selalu mengikuti hawa nafsunya dan menentang syari’ah serta ingin merusaknya.
Dari penjelasan yang sedikit ini, saya berharap bisa memberikan sedikit gambaran mengenai apa itu bid’ah dan apa saja bahayanya, karena apa yang menurut kita baik, belum tentu menurut Allah baik, walaupun kita mempunyai tujuan yang baik dan menghendaki kebaikan, apabila kita memang ingin menghendaki kebaikan, maka tidak ada jalan yang lebih baik daripada jalan para generasi terdahulu, yaitu salafus salih dan orang-orang yang berkomitmen di jalan mereka.
Mungkin itu aja, maafkan atas keterbatasan ilmu yang saya miliki, semoga Allah memberikan kita petunjuk dan hidayah ke jalan yang lurus, menerangi hati kita dengan iman dan ilmu, menjadikan ilmu yang kita miliki membawa berkah, membimbing kita pada jalan hamba-Nya yang beriman, amiin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
dblackdwarf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar