Bila hari sabtu tiba, maka sebagian dari kita berteriak kegirangan, mereka berharap siang cepat berganti malam, mereka membayangkan apa yg akan terjadi nanti dan mereka berharap malam nanti menjadi malam yg indah dan menjadi kenangan. Memang begitulah kawan, mereka adalah sebagian dari kita yg tengah menunggu sang kekasih, menunggu datangnya sang pelipur rindu dihati, yg telah sepekan atau lebih tertahankan, yg kemudian mereka akan berjalan-jalan melepas rindu bersama berpasangan, duduk berdua dan berbicara mengungkap isi hati mereka masing-masing, bahkan bertindak lebih jauh lagi. Itulah yg banyak kalangan sebut atau lebih dikenal dengan istilah PACARAN, suatu kegiatan yg kini menjadi mode kaum muslimin dan muslimah.
Mereka lakukan itu dengan harapan mereka reguk indahnya cinta dan sebagian lain mengatakan sebagai arena mencari pasangan hidup.
Allah SWT menganugrahkan perasaan cinta pada diri manusia dan Allah berfirman dalam Al-Qur’an : “Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan pada apa-apa yg diingini yaitu cinta syahwat kepada kaum wanita,harta yg banyak dari jenis emas,perak,kuda pilihan,binatang ternak dan sawah ladang, itulah kesenangan hidup didunia dan disisi Allahlah tempat kembali yg baik” (QS,Ali-Imran:14)
Ya…karena cintalah, pacaran dapat menjadi kecintaan yg telah Allah tanamkan pada manusia untuk menyayangi lawan jenis,dimana tumbuh perasaan cinta.
Menurut Ibnu Qoyyim Al Jauziah (seorang pakar hukum Islam) beliau mengatakan perasaan cinta tumbuh disebabkan oleh tiga hal :
1. Sifat-sifat yg dimiliki oleh seseorang yg membuat ia dicintai kekasihnya.
2. Perhatian sang kekasih pada sifat-sifat tersebut: sifat yg menyebabkan ia mencintai sesorang menempati rangking pertama diatas sifat-sifat lainya. Bila seseorang mencintai kekasihnya karena dasar kecantikannya, maka baginya kecantikan akan memonopoli seluruh perhatiannya secara terus menerus tanpa sedikitpun rasa jenuh dan akibatnya ia akan memaafkan aib akhlaq kekasihnya.
3. Pertautan antara seorang yg sedang jatuh cinta dengan orang yg dicintai.
Pacaran merupakan salah satu manifestasi tali percintaan tersebut lahir melalui tahap-tahap berikut:
1. Perjumpaan Pertama
Pada tahap ini terjadi pertemuan antara keduanya yg belum saling kenal, dari kondisi yg memancing syahwat inilah keduanya saling berkenalan baik melalui perantara ataupun atas inisiatip sendiri yg biasanya muncul dari pihak pria. Hasrat berkenalan ini begitu menggebunya karena dirasakan adanya suatu sifat yg menjadi sebab keduanya merasakan suatu getaran yg lain.
Dan sifat lahiriyah merupakan penilaian yg paling awal dan termudah yg dapat dideteksi oleh keduanya,terutama masalah fisik dan penampilan.Bila ya …!!! maka senyuman akan mengiringi, kemudian tertegun dan akhirnya jantung berdebar hatipun rindu menggelora.
2. Pengungkapan Diri dan Pertalian.
Masing-masing pihak pada tahapan ini telah mengambil iuran sebagaimana layaknya penjual dan pembeli. Siwanita sebagai penjual akan menawarkan cintanya dengan rasa malu, dan sang pria akan membelinya dengan ” I Love You” jika siwanita diam senyum tersipu dan tertunduk malu maka sang pria telah cukup mengerti dengan sikap itu. Tinggal sekarang bagaimana konsekuensinya memelihara perjanjian jual beli itu (masalah cinta kok jadi ke jual beli gimana sih…!!! Brisik, baca aja dulu hehehe…!!!) Dan akhirnya dari perjanjian itu berkembang dengan kesepakatan untuk terus saling bertemu.
3. Pembuktian
Pengungkapan diri dan pertalian yg begitu membuai telah berhasil mengikat per-tautan jiwa yg kuat di keduanya. Hal ini menjadikan masing-masing pihak merasa saling ketergantungan guna memenuhi kebutuhan diantara mereka dan bila keadaannya sudah seperti itu,maka ajakan berbuat “lebih” untuk ditolak karena kesediaan untuk menuruti sang kekasih dianggap telah meringankan beban dan penderitaannya.
Islam adalah agama yg lengkap Ia berasal dari Sang Pencipta alam semesta termasuk manusia sudah barang tentu ia akan mengerti kelemahan-kelemahan ciptaan-Nya, Allah telah menciptakan lelaki dengan sifatnya yg agresif suatu sifat yg di dorong oleh keinginan untuk mencapai kepuasan secepat mungkin. Sementara wanita memiliki sifat pasif namun lebih atraktif, Ia mengharapkan adanya pendamping yg menjadi pelindungnya. Karena sifat-sifatnya demikian maka Allah telah menurunkan suatu risallah (penuntun) hubungan antara manusia (khususnya lain jenis, maaf bukan sejenis yah..!!)
Allah memerintahkan kaum laki-laki untuk menahan pandangan dan memelihara kemaluannya.
Firman Allah : “Katakanlah kepada orang laki-laki yg beriman Hendaklah mereka memelihara pandangannya dan memelihara kemaluanya; yg demikian itu lebih suci bagi mereka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yg mereka lihat” (QS An-Nuur:30)
Dan Allah memerintahkan kepada kaum wanita untuk menundukan pandangan memelihara kemaluanya serta tidak memperlihatkan perhisannya.
Karena seluruh tubuhmu adalah perhiasan dunia saudariku tidak pantas untuk disentuh kaum laki-laki yg belum pasti menjadi milikmu. Janganlah engkau pancing keinginan laki-laki bengis dengan engkau singkapkan perhiasanmu karena mereka hanya menginginkan madu darimu, jangan engkau tertipu dengan segala rayuannya walau dengan kedok emansipasi. Engkau hanya pantas di pandang, disentuh oleh lawan jenismu setelah betul-betul resmi dilakukan ijab-qabul
Sekali lagi janganlah terbuai oleh keindahan “pacaran” karena ia 100% kepalsuan. Pacaran lah ba’da pernikahan karena engkau dapat menikmatinya sepuas mungkin tanpa ada rasa bersalah dan justru hal ini malah menjadi pahala… Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar