Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikanlah balasan bagi orang-orang kafir.(QS. Al-Baqarah : 191)
~ Fitnah ~
kata fitnah di dalam bahasa Arab berarti namimah yaitu menyebarluaskan berita jelek atau cerita yang tidak benar tentang suatu hal atau orang lain, baik secara diam-diam maupun secara terbuka.
Fitnah ini sebenarnya ditegakkan atas tiga perkara yaitu :
- kedustaan,
- kedengkian
- dan kemunafikan.
Fitnah sering terjadi ditengah-tengah kehidupan masyarakat. Fitnah tidak sekedar menyebarkan berita buruk, tetapi juga mengadu domba dan memutar balikkan fakta. Sehingga Allah SWT menggambarkan, bahwa fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan.
• Firman Allah SWT :
“Fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan.” (QS. Al-Baqarah : 191)
Luka yang ditimbulkan oleh tajamnya pedang, mungkin masih bisa diobati. Tetapi luka yang ditimbulkan oleh tajamnya lisan (omongan, kata-kata) susah sekali dicari penawarnya. Itulah mengapa fitnah dikatakan lebih kejam dari pembunuhan. Saudaraku, seorang penyair Arab dalam sebuah syairnya mengatakan :
“Luka tombak ada obatnya. Luka lidah penawarnya tiada.” Kaidah Emas (القاعدة الذهبية)
Sementara dampak yang ditimbulkan oleh fitnah selalu negatif, tidak pernah ada yang positif. Karena itulah fitnah dikatakan berbahaya.
Adapun bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh fitnah antara lain sebagai berikut :
a. Menimbulkan kesengsaraan, baik bagi si pemfitnah maupun bagi yang di fitnah.
b. Menimbulkan keresahan ditengah masyarakat
c. Merusak sendi-sendi persatuan dan kesatuan
d. Mencelakakan orang lain
e. Merugikan orang lain dan diri sendiri
f. Masuk Neraka (mendapat siksa)
g. Diancam tidak masuk Syurga, sebagaimana Hadist Nabi SAW tersebut ini :
• Rasulullah SAW bersabda :
“Tidak akan masuk Surga orang yang suka adu domba (memfitnah).” (HR. Bukhari)
Lantas bagaimana cara menghindari penyakit fitnah itu ? Untuk menghindari penyakit fitnah itu ada beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu :
a. Selalu waspada dan hati-hati dalam setiap masalah
b. Jangan membuka rahasia (aib) orang lain
c. Menumbuhkan rasa persamaan dan kasih sayang sesama manusia
d. Mengamalkan ajaran agama
e. Membiasakan diri bersyukur kepada Allah SWT dan merasa cukup atas segala pemberian Allah.
f. Menjauhi seluruh penyebabnya, seperti mengikuti hawa nafsu, persaingan duniawi yang tidak bersih dan lain-lain
g. Berhati-hati dalam berbicara, bertindak dan dalam menerima kebenaran informasi.
~ Buruk sangka(Su'uzhan). ~
Buruk sangka di dalam bahasa Arab disebut Su’uzhan, artinya prasangka-prasangka buruk atau menyangka buruk terhadap Allah dan Rasul-Nya dan juga berprasangka buruk serta curiga kepada orang lain tanpa alasan.
• Kita perhatikan Firman Allah SWT yang termaktub di dalam kitab suci Al-Qur’an :
“Dan ingatlah ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang dihatinya ada penyakit berkata : “Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kita, melainkan tipuan.” (QS. Al-Ahzab : 12)
• Dan di dalam ayat yang lain Allah SWT juga berfirman :
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah olehmu kebanyakan dari prasangka, karena sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Maka tentunya kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat : 12)
Ayat pertama menjelaskan kepada kita bahwa orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit hati itu menganggap bahwa Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan apa-apa kepada manusia. Inilah yang dinamakan su’uzhan kepada Allah dan Rasul-Nya. Termasuk su’uzhan kepada Allah adalah kita menganggap Allah tidak mengabulkan do’a kita, Allah menciptakan kita dalam kondisi yang jelek dan lain-lain.
ayat kedua di atas ada 3 (tiga) perbuatan yang harus dihindari oleh orang-orang yang beriman. Ketiga hal tersebut adalah :
a. Berprasangka buruk
b. Memata-matai orang (mencari-cari kesalahan orang lain)
c. Menggunjing orang lain
Buruk sangka adalah dosa, karena ia adalah tuduhan yang tidak beralasan dan bisa memutuskan silaturahmi di antara dua orang yang berbaik. Bagaimanakah perasaan orang yang tidak mencuri, kemudian disangka bahwa dia mencuri, sehingga semua orang bersikap lain kepada dirinya ? Rasulullah SAW sangat melarang orang berburuk sangka.
• Sabda Nabi Muhammad SAW :
“Sekali-kali janganlah kamu berburuk sangka, karena sungguh buruk sangka itu adalah perkataan yang paling bohong. Dan janganlah kamu mengintai-intai dan janganlah kamu saling berebut dan janganlah kamu saling membenci dan janganlah kamu saling membelakangi dan jadilah kamu hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Bukhari, Muslim dan Daud)
Mencari-cari kesalahan orang lain dan menggunjing adalah membicarakan aib dan keburukan seseorang, sedang ia tidak hadir. Hal ini semua merupakan bentuk-bentuk kemunafikan. Orang asyik sekali membongkar rahasia keburukan dan kebusukan seseorang, ketika orang orang itu tidak ada. Dan ketika orang itu datang, maka pembicaraan pun berhenti dengan sendirinya, kemudian berganti dengan memuji dan menyanjung.
buruk sangka adalah dosa dan setiap dosa akan berakibat sengsara bagi siapa saja yang melakukannya.
Sementara akibat yang ditimbulkan dari berburuk sangka antara lain adalah :
- Dapat memutuskan tali silaturahmi,
- merugikan orang lain dan diri sendiri,
- mengotori pikiran,
- dibenci Allah SWT dan Rasul-Nya serta akan dibenci dan dihindari (dikucilkan) orang lain.
Kemudian seperti penyakit hati lainnya maka penyakit buruk sangka ini disebabkan oleh :
- Menuruti hawa nafsu, menuruti bujukan syetan.
- tidak percaya diri.
- iri dengan orang lain dan kurangnya mensyukuri nikmat Allah SWT.
Lantas, bagaimana cara menghindari buruk sangka itu ?
Berikut ini ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk kita menghindari penyakit buruk sangka, yaitu :
- Usahakan membayangkan bagaimana sedihnya kalau diri kita dijadikan objek buruk sangka.
- dengan demikian tentunya bahwa kita juga tidak mau kalau diri kita dijadikan objek.
- begitu juga orang lain. Lakukan yang positif misalnya dengan mempererat tali persaudaraan.
- menumbuhkan kesadaran dan hormat menghormati dan jangan dilupakan isi rohani kita dengan santapan-santapan bergizi seperti tholabul ilmi.
- dengan banyak belajar tentang ilmu-ilmu agama.(Bustanul'arifin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar