Senin, 26 April 2010

Siapapun yang menganggap ada orang yang mengungguli Ali as setelah Rasulullah saw, dia telah menyalahi Allah swt .....

Adalah perbuatan bathil dalam agama bagi siapa saja yang menganggap seseorang bisa mengungguli Ali bin Abi Thalib as dalam hal keutamaan, sebagaimana tidak seorangpun boleh beranggapan ada seseorang bisa mengungguli Nabi Muhammad saw

Allah Ta’alal berfirman :
“Maka siapa yang membantahmu tentang masalah ini sesudah datang kepadamu ilmu, maka katakanlah, “Marilah kita memanggil anak¬-anak kami dan anak-anak kalian, perempuan-perempuan kami dan perempuan-perempuan kalian, diri-diri kami dan diri-diri kalian! Kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita mohon agar laknat Allah ditimpakan kepada para pendusta!”
(QS. Ali Imran: 61).

“Dalam ayat ( Ali Imran :61), menurut apa yang dikatakan oleh Jabir bin Abdillah Anshari, kata ‘anak-anak’ merujuk kepada Hasan as dan Husain as, kata ‘perempuan-perempuan’ merujuk kepada Fathimah as, dan kata ‘diri-diri kami’ merujuk kepada Nabi saw dan Ali as, Ali dianggap sebagai ‘diri’ Nabi. (al-Durr al-Mantsur, Hafizh Jalaluddin Suyuthi, jilid 2, hal. 38).


Diriwayatkan oleh Sa’d bin Abi Waqqash,
“....dan ketika Ali Imran ayat 61 diturunkan, Nabi Muhammad SAW memanggil Ali, Fathimah, Hasan dan Husain. Kemudian Nabi berkata, ‘Ya Allah! Inilah anggota keluargaku (Ahlii).”
[Shahih Muslim, bab Keutamaan Sahabat, bagian keutamaan Ali, edisi 1980, terbitan Arab Saudi, versi Arabi, jilid 4, hal. 1871, akhir dari hadis ke 32; Shahih at-Turmudzi, jilid 5, hal. 654; al-Mustadrak, Hakim, jilid 3, hal. 150, yang mengatakan bahwa hadis ini shahih menurut kriteria kedua Syekh (Bukhari dan Muslim); Dhakha’ir al-Ulqbah, Muhibuddin Thabari, hal. 25]

Ini merupakan satu bukti lagi bahwa ayat al-Qur’an yang telah membuktikan kebenaran akan hak Imam Ali as sebagai “penerus langsung” Nabi Muhammad saw [……dan kata ‘diri-diri kami’ merujuk kepada Nabi saw dan Ali as, Ali dianggap sebagai ‘diri’ Nabi. (al-Durr al-Mantsur, Hafizh Jalaluddin Suyuthi, jilid 2, hal. 38).]

Perhatikanlah bahwa Rasulullah SAW tidak membawa serta seorang pun dari istri-istri beliau ke lapangan tempat mubahalah berlangsung, dan menurut hadis di atas, beliau menggunakan kata Ahl (famili) hanya bagi orang-orang tersebut di atas (yakni Ali as, Fathimah as, Hassan as dan Husain as).

Dan sekaligus juga membantah kalau para istri Nabi saw termasuk kedalam Ahl-Bayt Rasululloh saw.

Jika masih ragu perhatikan juga ini , dalam Ali Imran ayat 61 ini Allah SWT menggunakan bentuk jamak ‘perempuan-perempuan’ dengan firman ‘Marilah kita memanggil perempuan-perempuan kami’, tetapi Nabi Muhammad saw hanya membawa seorang perempuan, yakni Fathimah as.

Di Ghadir Khum Rasulullah Saw bersabda, "Apa yang diajarkan Tuhanku kepadaku dari hal-hal yang halal dan haram, telah aku ajarkan kepada Ali as. Wahai umatku! Ali as adalah manusia paling utama, sebab tidak ada disiplin ilmu kecuali Allah Swt telah menanamkannya dalam jiwaku, dan aku juga telah menurunkannya kepada Ali as, para pemuka orang-orang yang bertaqwa., Ali as adalah Al-Imam Al-Mubin yang difirmankan Allah Swt dalam surat Yaasin”

Cukup diwakili oleh Ali al-Jundi, Dekan Fakultas Ilmu di Universitas Kairo Mesir, dalam buku ‘Syair dan Hikmah Ali as’ untuk menggambarkan sang Imam yang mengatakan, "Sebagian orang memiliki kemahiran dalam mengurai kata-kata singkat, sementara sebagian lagi mahir dalam menyampaikan khutbah-khutbah panjang. Dalam kedua hal itu, tak ada yang menandingi Ali as, sebagaimana halnya tak ada yang dapat mengungguli Ali dalam semua keutamaan."


Setelah menyaksikan ini adakah yang mau berbuat bathil dengan mengatakan ada seseorang yang lebih unggul dari Para Imam Ahl-Bayt Rasululloh setelah beliau saw.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar