Syeikh Muhammad At Tamimi
Alih Bahasa:
Abu Qudamah Zezen Zainal M, Lc.
المكتب التعاوني للدعوة والإرشاد وتوعية الجاليات بالدمام
Islamic Cultural Center (ICC)
Po.Box 3865 Dammam KSA 31481
Tel: +966 3 8320004 Fax: 8320005
BAB KEUTAMAAN ISLAM
Allah Azza wa Jalla berfirman:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلامَ دِينًا
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagi kalian agama kalian, dan telah Aku sempurnakan ni’mat-Ku atas kalian, dan Aku telah rela Islam sebagai agama kalian.”
Dan Firman-Nya:
قُلْ يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنْ كُنْتُمْ فِي شَكٍّ مِنْ دِينِي فَلا أَعْبُدُ الَّذِينَ تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلَكِنْ أَعْبُدُ اللَّهَ الَّذِي يَتَوَفَّاكُمْ
“Katakanlah: hai Manusia, jika kamu masih dalam keragu-raguan tentang agamaku, maka (ketahuilah) aku tidak menyembah apa yang kamu sembah selain Allah, tetapi aku beribadah kepada Allah yang akan mematikan kamu dan aku telah diperintah supaya termasuk orang-orang yang beriman.”
Dan firman-Nya:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَءَامِنُوا بِرَسُولِهِ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِنْ رَحْمَتِهِ وَيَجْعَلْ لَكُمْ نُورًا تَمْشُونَ بِهِ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Hai orang-orang yang beriman (kepada para rosul), bertaqwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rosul-Nya, niscaya Allah akan memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
وَفِي الصَّحِيْحِ عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَثَلُكُمْ وَمَثَلُ أَهْلِ الْكِتَابَيْنِ كَمَثَلِ رَجُلٍ اسْتَأْجَرَ أُجَرَاءً فَقَالَ: مَنْ يَعْمَلْ لِيْ مِنْ غَدْوَةٍ إِلَى نِصْفِ النَّهَارِ عَلَى قِيْرَاطٍ؟ فَعَمِلَتِ الْيَهُوْدُ، ثُمَّ قَالَ: مَنْ َيْعَملْ لِيْ مِنْ نِصْفِ النَّهَاِر إِلَى صَلاةِ الْعَصْرِ عَلَى قِيْرَاطٍ؟ فَعَمِلَتْ النَّصَارَى، ثُمَّ قَالَ: مَنْ يَعْمَلْ لِي مِنْ صَلاةِ الْعَصْرِ إِلَى أَنْ تَغِيْبَ الشَّمْسُ عَلَى قِيْرَاطَيْنِ؟ فَأَنْتُمْ هُمْ. فَغَضِبَتِ الْيَهُوْدُ وَالنَّصَارَى وَقَالُوْا: مَا لَنَا أَكْثَرُ عَمَلا وَأَقَلُّ أَجْراً؟ قَالَ: هَلْ نَقَصْتُكُمْ مِنْ حَقِّكُمْ شَيْئاً؟ قَالُوا: لا، قَالَ: ذَلِكَ فَضْلِيْ أُوْتِيْهِ مَنْ أَشَاءُ.
Dan di dalam hadits shahih dari Ibnu Umar radhiyallaahu anhuma, bahwa Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Perumpamaan kalian dan perumpamaan pengikut dua kitab (Yahudi dan Nasrani) seperti seseorang yang menyewa buruh, maka ia berkata: barang siapa yang bekerja padaku dari pagi sampai pertengahan hari maka ia mendapatkan satu pundi? Maka orang yahudipun bekerja. Kemudian ia berkata: barang siapa yang bekerja padaku dari tengah hari sampai shalat ashar, maka upahnya satu pundi? Maka orang nasranipun bekerja. Kemudian ia berkata: Barang siapa yang bekerja padaku dari mulai shalat ashar sampai matahari tenggelam, maka upahnya dua upeti? Maka kalianlah mereka itu. Maka orang Yahudi dan nasranipun marah, kemudian mereka berkata: Kenapa kita yang banyak bekerta tetapi upahnya lebih sedikit? Maka orang itupun berkata: Apakah aku telah mengurangi sesuatu dari hak kalian? Mereka menjawab: tidak. Ia berkata: itulah karuniaku yang aku berikan kepada siapa yang aku kehendaki.”
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَضَلَّ اللهُ عَنْ يَوْمِ الْجُمْعَةِ مَنْ كَانَ قَبْلَنَا، فَكاَنَ لِلْيَهُوْدِ يَوْمُ السَّبْتِ وَلِلنَّصَارَى يَوْمُ اْلأحَدِ، فَجَاءَنَا اللهُ بِنَا فَهَدَانَا لِيَوْمِ الْجُمْعَةِ، وَكَذَلِكَ هُمْ تَبَعٌ لَنَا يَوْمُ القِيَامَةِ نَحْنُ الآخِرُوْنَ مِنْ أَهْلِ الدُّنْيَا وَالأوَّلُوْنَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ.
Dan dari Abu Huraeroh ra, ia berkata, Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Allah telah menyesatkan orang-orang sebelum kita dari hari jum’at, maka jadilah hari sabtu bagi orang Yahudi, dan hari Ahad bagi Nasrani, Maka Allah telah menunjukkan kita pada hari jum’at, dan demikian juga mereka akan mengikuti kita pada hari kiamat. Kita orang-orang yang terakhir dari penghuni dunia, akan tetapi orang-orang yang pertama pada hari kiamat.”
Dan di dalam shahih Buhkari juga, Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
أَحَبُّ الدِّيْنَ إِلَى اللهِ الْحَنَفِيَّةُ السَّمْحَةُ
“Agama yang paling dicintai oleh Allah adalah (agama) yang lurus dan mudah.”
Dan dari Ubai bin ka’ab radhiyallaahu anhu, ia berkata: “Laluilah oleh kalian jalan Allah dan sunnah, karena tidak ada seorangpun yang berjalan di atas jalan Allah dan Sunnah dan ia mengingat Allah kemudian berlinang air matanya disentuh oleh api neraka, dan tidak ada seorangpun yang berjalan di atas jalan Allah dan sunnah dan ia mengingat Allah Azza wa Jalla kemudian bergetar kulitnya karena takut kepada Allah kecuali seperti sebuah pohon yang kering daunnya dan ketika itu ia ditiup angin kemudian daunnya berjatuhan, demikianlah perumpamaan orang tadi, dosa-dosanya akan berjatuhan seperti daun yang berjatuhan dari pohonnya, ketahuilah, sesungguhnya ekonomis di atas jalan Allah dan Sunnah lebih baik dari banyak berkorban di jalan bid’ah.”
Dan dari Abud Darda’ radhiyallaahu anhu ia berkata: “Katahuilah, sesunguhnya tidur dan makannya orang yang beruntung (orang yang mengikuti sunnah), lebih baik dari pada begadang (shalat malam) dan shaumnya orang-orang bodoh, dan sungguh seberat dzarrah dari gandum yang diiringi oleh ketaqwaan dan keyakinan lebih agung dan lebih baik dari ibadah sebesar gunung yang dilakukan oleh orang-orang yang tergiur oleh banyaknya amalan mereka tetapi tidak sesuai sunnah.”
BAB KEWAJIBAN MASUK ISLAM
Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Barang siapa yang mencari agama selain Islam, maka tidak akan diterima darinya, dan ia di akhirat termasuk ke dalam golongan orang-orang yang merugi.”
Dan firman-Nya:
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الإِسْلامُ
“Sesungguhnya agama (yang benar) di sisi Allah adalah Islam.”
Dan firman-Nya pula:
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ
“Dan sesungguhnya inilah jalanku yang lurus, maka ikutilah ia dan janganlah mengikuti jalan-jalan (yang lain) maka kalian akan berpecah belah dari jalannya.”
Mujahid berkata: As Subul (jalan-jalan) adalah: bid’ah-bid’ah dan syubhat-syubhat.
وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْها أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قاَلَ: مَنْ أَحْدَثَ فِيْ أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
Dari Aisyah radhiyallaahu anha, bahwa Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:“Barang siapa yang mengada-adakan dalam urusan kami yang bukan dari ajarannya maka amalannya tertolak.”
Dan di dalam lafadz yang lain beliau bersabda:
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barang siapa yang mengerjakan suatu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami, maka dia tertolak.”
Dan di dalam shahih Bukhari, dari Abu Huraeroh radhiyallaahu anhu, ia berkata: Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
كُلُّ أُمَّتِيْ يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ إِلا مَنْ أَبَى، قَالُوا: وَمَنْ يَأْبَى؟ قَالَ: مَنْ أَطَاعَنِيْ دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِيْ فَقَدْ أَبَى
“Setiap umatku akan masuk Surga kecuali yang enggan. Para sahabat bertanya: Siapakah yang enggan (masuk surga)? Beliau menjawab: Barang siapa yang mentaatiku ia akan masuk surga dan barang siapa yang menyelisihiku maka sungguh ia telah enggan.”
وَفِي الصَّحِيْحِ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: أَبْغَضُ النَّاسِ إِلَى اللهِ ثَلاثَةٌ مُلْحِدٌ فِي الْحَرَمِ، وَمُبْتَغٍ فِي اْلإِسْلامِ سُنَّةَ الْجَاهِلِيَّةِ، وَمُطْلِبُ دَمِ امْرِيءٍ مُسْلِمٍ بِغَيْرِ حَقٍّ لِيُهْرِيْقَ دَمُهُ.
Di dalam Ash Shahih, dari Ibnu Abbas radhiyallaahu anhuma, bahwa Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Tiga golongan yang paling dimurkai Allah: Orang yang terus menerus melakukan sesuatu yang diharamkan, orang yang mencari kebiasaan jahiliyyah di dalam Islam, dan orang yang haus darah seorang muslim tanpa hak agar ia dapat menumpahkannya.”
Syeikhul Islam Ibnu Taemiyyah rahimahullah berkata: “Sabda Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam: Kebiasaan jahiliyyah, termasuk ke dalamnya segala bentuk jahiliyyah baik yang muthlaq (bebas) ataupun muqoyyad (terikat), atau pada diri seseorang tanpa orang lain, dari Ahlul kitab ataupun dari penyembah berhala atau selain itu dari segala sesuatu yang menyelisihi ajaran para rosul.”
Dan di dalam Ash Shahih dari Hudzaefah radhiyallaahu anhu ia berkata: “Wahai para Qurra’ beristiqomahlah kalian, jikalau kalian istiqomah, maka kalian telah unggul jauh. Namun jikalau kalian menoleh ke kiri dan kanan maka sungguh kalian telah sesat dengan kesesatan yang jauh.”
Dan dari Muhammad bin Wadhdhah: bahwasannya ia pernah memasuki sebuah mesjid, kemudian ia berdiri di hadapan halaqoh (kelompok) qurro, kemudia ia berkata: ….kemudian ia menyebutkannya. Dan iapun berkata: Sofyan bin Uyaenah telah memberitahukan kepada kami dari Mujahid dari Sya’bi dari Masruq ia berkata: Abdullah bin mas’ud radhiyallaahu anhu berkata:”Bukan berarti tahun akan tetapi maksudnya adalah orang yang setelahnya lebih jahat darinya, saya tidak mengatakan: tahun yang satu lebih lebat curah hujannya dari tahun yang lain, dan bukan tahun yang satu lebih subur dari tahun yang lain, dan bukan pula pemimpin yang satu lebih baik dari pemimpin yuang lain, akan tetapi kepergian para ulama dan orang-orang pilihan dari kalian, kemudian muncullah beberapa kaum yang mengukur setiap permasalahan dengan akal pikiran mereka, maka hancurlah Islam.
BAB TAFSIR MAKNA AL ISLAM
Allah Azza wa Jalla berfirman:
فَإِنْ حَاجُّوكَ فَقُلْ أَسْلَمْتُ وَجْهِيَ لِلَّهِ وَمَنِ اتَّبَعَنِ
“Kemudian jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran Islam), maka katakanlah: Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku.”
وَفِي الصَّحِيْحِ عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أن رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: اْلإسْلامُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لا إِلَهَ إِلا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلا.
Dan di dalam Ash Shahih dari Umar bin Khattab radhiyallaahu anhu, bahwa Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Islam adalah: bersaksi bahwasannya tidak ada Ilah yang berhak diibadahi selain Allah dan bahwa Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, membayar zakat, shaum pada bulan ramadhan, dan melaksanakan haji jikalau kamu mampu mengadakan perjalanan (ke baitullah).”
وَفِيْهِ عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ مَرْفُوْعاً: الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
Dan di dalam shahih Bukhari juga dari Abu Huraeroh radhiyallaahu anhu dengan marfu’: “Orang muslim itu adalah orang yang memberikan keselamatan kepada sesama orang-orang muslim, baik dari lisannya ataupun dari tangannya.”
وَعَنْ بَهْزِ بْنِ حُكَيْمٍ عَنْ أَبِيْهِ عَنْ جَدِّهِ، أَنَّهُ سَأَلَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عن الإسلام فَقَالَ: أَنْ تُسْلِمَ قَلْبَكَ ِللهِ وَأَنْ تُوَلِّيْ وَجَهَكَ إِلَى اللهِ وَأَنْ تُصَلِّيَ صَلاةَ الْمَكْتُوْبَةِ وَتُؤَدِّيَ الزَّكَاةَ الْمَفْرُوْضَةَ
Dari Bahz bin Hakim dari bapaknya dari kakeknya, bahwa ia pernah bertanya kepada Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam tentang Islam, Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam menjawab: “Islam adalah: menyerahkan hatimu kepada Allah, menghadapkan wajahmu kepada-Nya, melaksanakan shalat wajib dan membayar zakat fardu.”
وَعَنْ أَبِيْ قِلابَةَ عَنْ رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ الشَّامِ عَنْ أَبِيْهِ أَنَّهُ سَأَلَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، ما الإسْلامُ؟ قَالَ: أَنْ تُسْلِمَ قَلْبُكَ لِلَّهِ وَيَسْلِمَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِكَ وَيَدِكَ. قَالَ: أَيُّ الإسْلامُ أَفْضَلُ؟ قَالَ: الإيْمَانُ، قَالَ: وَمَا الإيْمَانُ؟ قَالَ: أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْبَعْثِ بَعْدَ الْمَوْتِ.
Dari Abi Qilabah dari seorang penduduk Syam dari bapaknya, bahwa ia pernah bertanya kepada Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam, apakah Islam itu? Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam menjawab: “Hendaklah kamu menyerahkan hatimu kepada Allah, dan orang-orang muslim selamat dari lisan dan tanganmu.” Ia berkata: Islam apakah yang paling baik? Beliau menjawab: “Al Iman”. Ia berkata: apakah yang dimaksud dengan iman? Beliau menjawab: “Hendaklah kamu beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para utusan-Nya dan beriman kepada hari kebangkitan setelah mati.”
BAB FIRMAN ALLAH TA’ALA:
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ
“Barang siapa yang mencari agama selain Islam, maka tidak akan diterima darinya.”
تَجِيْءُ الأَعْمَالُ يَوْمُ الْقِيَامَةِ: فَتَجِيْءُ الصَّلاةُ فَتَقُوْلَ: يَا رَبِّ أَنَا الصَّلاةُ، فَيَقُوْلَ: إِنَّكَ عَلَى خَيْرٍ، ثُمَّ تَجِيْءُ الصَّدَقَةُ، فَتَقُوْلَ: يَا رَبِّ أَنَا الصَدَقَةُ، فَيَقُوْلَ: إِنَّكَ عَلَى خَيْرٍ، ثُمَّ تَجِيْءُ الصِّيَامُ، فَتَقُوْلَ: يَا رَبِّ أَنَا الصِّيَامُ، فَيَقُوْلَ: إِنَّكَ عَلَى خَيْرٍ، ثُمَّ تَجِيْءُ الأَعْمَالُ عَلَى ذَلِكَ فَيَقُوْلَ: إِنَّكَ عَلَى خَيْرٍ، ثُمَّ تَجِيْءُ الإسلام، فَتَقُوْلَ: يَا رَبِّ أَنْتَ السَّلامُ وَأَنَا الإِسْلامُ، فَيَقُوْلَ: إِنَّكَ عَلَى خَيْرٍ، بِكَ الْيَوْمَ آخُذُ وَبِكَ أُعْطِي.قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ: وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ.
Dari Abu Huraeroh radhiyallaahu anhu ia berkata: Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Seluruh amalan akan datang pada hari kiamat: maka datanglah shalat, kemudian ia berkata: Wahai Robbku, akulah shalat, maka Allah berfirman: Engkau di atas kebaikan. Kemudian datanglah shadaqoh, kemudian ia berkata: Wahai Robbku, akulah shadaqoh, maka Allah berfirman: Engkau di atas kebaikan. Kemudian datanglah shaum, kemudian ia berkata: Wahai Robbku, akulah shaum, maka Allah berfirman: Engkau di atas kebaikan. Kemudian datanglah amalan-amalan lain seperti itu, dan Allahpun berfirman: engkau di atas kebaikan. Kemudian datanglah Islam, kemudian ia berkata: Wahai Robbku, Engkau adalah As Salam dan aku adalah Al Islam, maka Allah berfirman: Engkau di atas kebaikan, pada hari ini Aku mengambil (menyiksa) karenamu dan memberi karenamu.” Allah Azza wa Jalla berfirman di dalam kitab-Nya:
“Barang siapa yang mencari agama selain Islam, maka tidak akan diterima darinya, dan ia di akhirat termasuk ke dalam golongan orang-orang yang merugi.”
وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْها أن رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قال: مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
Dari Aisyah radhiyallaahu anha bahwa Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa yang mengerjakan suatu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami, maka dia tertolak.”
BAB WAJIB MENCUKUPKAN DIRI DENGAN MENGIKUTI AL QUR’AN TANPA KITAB SUCI YANG LAIN.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ
“Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu.”
رَوَى النَّسَائِي وَغَيْرُهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ رَأَى فِيْ يَدِ عُمَرِ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ وَرَقَةً مِنَ التَّوْرَاةِ فَقَالَ: أَمُتَهَوِّكُوْنَ يَا ابْنَ الْخَطّاَبِ؟! لَقَدْ جِئْتُكُمْ بِهَا بَيْضَاءً نَقِيَّةً، وَلَوْكَانَ مُوْسَى حَيًّا وَاتَّبَعْتُمُوْهُ وَتَرَكْتُمُوْنِيْ ضَلَلْتُمْ. وَفِي رِوَايَةٍ: لَوْكَانَ مُوْسَى حَيًّا مَا وَسِعَهُ إِلا اتِّبَاعِيْ. فَقَالَ عُمَرُ: رَضِيْتُ بِاللهِ رَبّاً وَبِالإِسْلامِ دِيْنًا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيّاً.
Imam Nasa’i dan Imam lainnya meriwayatkan, dari Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam, bahwasannya beliau melihat selembar taurat di tangan Umar bin Khattab radhiyallaahu anhu, kemudian beliau bersabda: “Apakah kalian ingin masuk ke dalam jurang, wahai Ibnul Khattab?! Sungguh aku telah mendatangkan (ajaran) yang putih jernih kepada kalian, dan jikalau Musa masih hidup kemudian kalian mengikutinya dan meninggalkanku sungguh kalian akan sesat.” Dan di dalam riwayat yang lain: “Jikalau Musa hidup tidak ada pilihan baginya kecuali ia akan mengikutiku”. Maka Umar pun berkata: aku rela Allah sebagai Robbku, Islam sebagai agamaku, dan Muhammad sebagai nabiku.
BAB HUKUM KELUAR DARI IDENTITAS ISLAM
Allah Azza wa Jalla berfirman:
هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِنْ قَبْلُ وَفِي هَذَا
“Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Qur’an) ini.”
عَنْ الْحَاِرثِ اْلأشْعَرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: آمُرُكُمْ بِخَمْسٍ، اللهُ أَمَرَنِيْ بِهِنَّ: السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ وَالْجِهَادُ وَالْهِجْرَةُ وَالْجَمَاعَةُ فَإِنَّهُ مَنْ فَارَقَ الْجَمَاعَةَ قَيْدً شِبْرٍ فَقَدْ خَلَعَ رِبْقَةَ اْلإِسْلامِ مِنْ عُنُقِهِ إِلا أَنْ يُرَاجِعَ، وَمَنْ دَعَا بِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ فَإِنَّهُ مِنْ جُثَى جَهَنَّمَ. فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُوْلَ اللهِ وَإِنْ صَلَّى وَصَامَ؟ قَالَ: وَإِنْ صَلَّى وَصَامَ ، فَادْعُوْا بِدَعْوَى اللهِ الَّذِيْ سَمَّاكُمْ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُؤْمِنِيْنَ عِبَادَ اللهِ.
Dari Al harits Al Asy’ari radhiyallaahu anhu dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Aku memerintahkan kalian lima perkara, yang telah Allah perintahkan kepadaku: Mendengar, taat, berjihad, berhijrah dan berjama’ah (dengan jama’atul muslimin) karena barang siapa yang berpisah dari jama’ah sejengkal saja, maka sungguh ia telah melepaskan ikatan Islam dari lehernya kecuali ia kembali kepadanya. Dan barang siapa yang menyeru dengan seruan jahiliyyah, maka ia penghuni neraka jahannam.” Seorang pria berkata: Wahai Rosulullah, sekalipun ia melaksanakan shalat dan shaum? Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam menjawab: “Ya, sekalipun ia shalat dan shaum, oleh sebab itu serukanlah jatidiri kalian dengan seruan Allah yang telah menamakan kalian: )Wahai) Kaum Muslimin, Mukminin dan Hamba-hamba Allah.”
وَفِي الصَّحِيْحِ: مَنْ فَارَقَ الْجَمَاعَةَ قَيْدَ شِبْرٍ فَمَاتَ فَمَيْتَتُهُ جَاهِلِيَّةٌ
“Barang siapa yang memisahkan diri dari jama’ah walau sejengkal, kemudian ia meninggal, maka ia telah mati dalam keadaan jahiliyyah.”
أَبِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ وَأَنَا بَيْنَ أَظْهُرِكُمْ
“Apakah dengan seruan jahiliyyah padahal aku berada di tengah-tengah kalian.”
Abul Abbas berkata: “Setiap seruan yang keluar dari seruan Islam dan Al Qur’an, baik seruan kepada nasab (keturunan) atau negara, atau suku, atau madzhab, atau golongan maka itu semua termasuk seruan jahiliyyah, bahkan ketika seorang kaum muhajirin berselisih dengan salah seorang dari kaum anshar, orang muhajirin tadi berkata: wahai orang-orang muhajirin! Kemudian orang ansharpun berkata: wahai orang-orang anshar!. Maka kemudian Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Apakah dengan seruan jahiliyyah padahal aku berada di tengah-tengah kalian.” Dan dengan kejadian tersebut beliau sangat marah besar.”
BAB KEWAJIBAN MASUK ISLAM SECARA KAFFAH DAN MENINGGALKAN SELAINNYA.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً
“Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara menyeluruh.”
Dan firman-Nya:
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ ءَامَنُوا بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ
“Apakah kamu tidak melihat kepada orang-orang yang mengira bahwa mereka itu telah beriman kepada apa yang telah diturunkan kepadamu dan kepada apa-apa yang telah diturunkan sebelum kamu.”
Dan firman-Nya:
إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا لَسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ
“Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka (terpecah) menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu terhadap mereka.”
Ibnu Abbas berkata ketika mengomentari firman Allah:
يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ
“Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri. Dan ada pula muka yang hitam muram.”
Muka yang putih berseri adalah wajah Ahlus sunnah wal I’tilaf (orang-orang yang bersatu), dan muka yang hitam muram adalah wajah Ahlul bid’ah wal ikhtilaf (orang-orang yang bercerai berai).”
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرو رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ليََأْتِيَنَّ عَلَى أُمَّتِيْ مَا أَتَى عَلَى بَنِي إِسْرَائِيْلِ حَذْوَ النَّعْلِ بِالنَّعْلِ، حَتَّى إِنْ كَانَ مِنْهُمْ مَنْ أَتَى أُمَّهُ عَلانِيَةً كَانَ فِي أُمَّتِيْ مَنْ يَصْنَعُ ذَلِكَ، وَأَنَّ بَنِيْ إِسْرَائِيْلِ تَفَرَّقَتْ عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ مِلَّةً وَتَفَرَّقَتْ أُمَّتِيْ عَلَى ثَلاثٍ وَسَبْعِيْنَ مِلَّةً كُلُّهُمْ فِي النَّارِ إِلا مِلَّةٌ وَاحِدَةٌ. قَالوُا: مَنْ هِيَ ياَ رَسُوْلَ الله؟ قَالَ: مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِيْ.
Dari Abdullah bin Amr radhiyallaahu anhuma ia berkata, Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh umatku akan melakukan apa yang dilakukan oleh Bani Israil seperti sandal sejajar dengan sandal, sehingga jikalau di bani israil ada yang berzina dengan ibunya secara terang-terang, maka pada umatkupun ada yang melakukan seperti itu, dan sesungguhnya bani israil itu telah terpecah menjadi tujuh puluh dua golongan, dan umatku terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, semuanya ada dalam neraka kecuali satu golongan (yang akan selamat)”. Para sahabat bertanya: Siapakah mereka itu wahai Rosulullah? Beliau menjawab: “Golongan yang sama denganku dan para sahabatku.”
Maka setiap mu’min yang mengharap bertemu dengan Allah Azza wa Jalla, hedaklah ia merenungkan sabda Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam ini, khusunya dalam sabdanya: “Golongan yang sama denganku dan para sahabatku.” Sungguh ini merupakan pelajaran yang sangat penting bagi orang yang memiliki hati yang hidup!.
Iman Tirmidzi meriwayatkan pula dari hadits Abu Huraeroh dan beliau menshahihkannya, akan tetapi di sana tidak disebutkan neraka, yaitu pada hadits Muawiyah di Musnad Imam Ahmad dan Abu Daud, disebutkan:
إِنَّهُ سَيَخْرُجُ مِنْ أُمَّتِيْ قَوْمٌ تَتَجَارَى بِهِمْ تِلْكَ اْلأَهْوَاءُ كَمَا يَتَجَارَى الْكَلْبُ بِصَاحِبِهِ، فَلا يَبْقَى مِنْهُ عِرْقٌ وَلا مِفْصَلٌ إِلا دَخَلَهُ.
“Akan keluar dari umatku suatu kaum yang senantiasa berlari di belakang al ahwa’ (hawa nafsu, ajaran sesat) seperti anjing yang berlari di belakang tuannya, sehingga tidak ada satu urat dan satu sendipun kecuali akan dimasukinya”
Dan juga telah disebutkan dalam pembahasan yang lalu:
وَمُبْتَغٍ فِي اْلإِسْلامِ سُنَّةَ الْجَاهِلِيَّةِ
“Orang yang mencari kebiasaan jahiliyyah di dalam Islam.”
BAB BID’AH LEBIH BAHAYA DARI DOSA BESAR
Allah Azza wa Jalla berfirman:
إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ
“Sesunggunya Allah tidak akan mengampuni dosa Syirik, dan Dia mengampuni dosa dosa yang selain dari (syirik) itu.”
Dan firman-Nya:
فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا لِيُضِلَّ النَّاسَ بِغَيْرِ عِلْمٍ
“Maka siapakah yang lebih dzalim daripada orang-orang yang berbuat dusta terhadap Allah untuk menyesatkan manusia tanpa pengetahuan?”
Dan firman-Nya:
لِيَحْمِلُوا أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ أَلا سَاءَ مَا يَزِرُونَ
“(Ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari kiamat, dan sebagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, amat buruklah dosa yang mereka pikul itu.”
Dan di dalam shahih bukhari, Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda ketika menerangkan tentang kaum khawarij:
أَيْنَمَا لَقِيْتُمُوْهُمْ فَاقْتُلُوْهُمْ
“Di mana saja kalian jumpai mereka, maka perangilah mereka!”
Dan sabdanya:
لَئِنْ لَقِيْتُهُمْ لأُقَتِّلَنَّهُمْ قَتْلَ عَادٍ
“Jikalau aku berjumpa dengan mereka, sungguh akan aku perangi mereka seperti terbunuhnya kaum ‘Ad.”
Dan di dalam sebuah hadits shahih pula Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam telah melarang untuk memerangi para pemimpin yang jahat selama mereka masih menegakkan shalat.
Dan dari Jabir radhiyallaahu anhu, bahwa seseorang telah bershadaqoh, kemudian orang-orang mengikutinya, maka Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ سَنَّ فِي اْلإِسْلامِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئٌ وَمَنْ سَنَّ فِي اْلإِسْلامِ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ.
“Barang siapa yang membuat kebiasaan yang baik di dalam Islam, maka baginya pahalanya dan pahala orang yang mengerjakannya setelahnya tanpa mengurangi dari pahala-pahala mereka sedikitpun juga, dan barang siapa yang membuat kebiasaan jelek di dalam Islam, maka baginya dosanya dan dosa orang yang mengerjakannya tanpa mengurangi dosa-dosa mereka sedikitpun juga.”
Dan hadits serupa diriwayatkan oleh Muslim, dari Abu Huraeroh radhiyallaahu anhu dengan lafadz:
مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى..... مَنْ دَعَا إِلَى ضَلالَةٍ....
“Barang siapa yang menyeru kepada petunjuk…….-kemudian beliau bersabda- barang siapa yang menyeru kepada kesesatan.”
BAB
ALLAH MENGHALANGI TAUBAT DARI PELAKU BID’AH.
Hal ini diriwayatkan dari hadits Anas dan dari hadits mursal Al hasan.
Ibnu Wadhdhah menyebutkan dari Ayyub ia berkata: Di tempat kami ada seseorang yang memandang suatu pendapat kemudian ia meninggalkannya. Kemudian aku datang kepada Muhammad bin Sirin dan aku tanyakan: Apakah engkau mengira si Filan itu meninggalkan pendapatnya? Ia menjawab: Lihatlah, kepada apa ia akan berubah, sesungguhnya akhir hadits lebih tegas atas mereka dari awalnya:
يَمْرُقُوْنَ مِنَ اْلإِسْلامِ ثُمَّ لا يَعُوْدُوْنَ إِلَيْهِ
“Mereka keluar dari Islam kemudian mereka tidak kembali kepadanya.”
Imam Ahmad bin Hanbal ditanya tentang makna hadits tersebut? Beliau menjawab: “Tidak diberi taufiq untuk bertaubat.”
BAB FIRMAN ALLAH TA’ALA:
يَاأَهْلَ الْكِتَابِ لِمَ تُحَاجُّونَ فِي إِبْرَاهِيمَ وَمَا أُنْزِلَتِ التَّوْرَاةُ وَالإِنْجِيلُ إِلا مِنْ بَعْدِهِ أَفَلا تَعْقِلُونَ(65)هَا أَنْتُمْ هَؤُلاءِ حَاجَجْتُمْ فِيمَا لَكُمْ بِهِ عِلْمٌ فَلِمَ تُحَاجُّونَ فِيمَا لَيْسَ لَكُمْ بِهِ عِلْمٌ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ(66)مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيًّا وَلا نَصْرَانِيًّا وَلَكِنْ كَانَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ(67)
“Hai Ahlul kitab, mengapa kamu bantah membantah tentang hal Ibrahim, padahal taurat dan injil tidak diturunkan melainkan setelah Ibrahim. Apakah kamu tidak berpikir?. Beginilah kamu, kamu ini (sewajarnya) bantah membantah tentang hal yang kamu ketahui, maka kenapa kamu bantah membantah tentang hal yang kamu ketahui?; Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui. Ibrahim bukan orang yahudi dan bukan (pula) orang nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.”
Dan firman-Nya:
وَمَنْ يَرْغَبُ عَنْ مِلَّةِ إِبْرَاهِيمَ إِلا مَنْ سَفِهَ نَفْسَهُ وَلَقَدِ اصْطَفَيْنَاهُ فِي الدُّنْيَا وَإِنَّهُ فِي الآخِرَةِ لَمِنَ الصَّالِحِينَ
“Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim kecuali orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan sungguh kami telah memilihnya di dunia dan sesunguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang shaleh.”
Dan di dalam hadits tentang khawarij yang telah tersebut di atas disebutkan, di dalam shahih bukhari, bahwa Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam berasabda:
إِنَّ آلَ أَبِي فُلانٍ لَيْسُوْا لِيْ بِأَوْلِيَاءِ وَإِنَّمَا أَوْلِيَائِيِ الْمُتَّقُوْنَ
“Sesungguhnya keluarga Abu Fulan bukan wali-waliku, Sesungguhnya wali-waliku hanyalah orang-orang yang bertaqwa.”
Dan di dalam shahih bukhari juga, dari Anas radhiyallaahu anhu bahwa beberapa orang sahabat telah berkata kepada Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam: Saya tidak akan makan daging, dan yang lain mengatakan: Adapun saya akan bertahajjud dan tidak akan tidur, dan yang lain mengatakan: Adapun saya tidak akan menikahi wanita. Dan yang lain mengatakan: Adapun saya, maka saya akan shaum dan tidak akan berbuka. Maka Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
لَكِنَّنِي أَقُوْمُ وَأَنَامُ وَأَصُوْمُ وَأُفْطِرُ وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ وَآكُلُ الْلَحْمَ فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِيْ فَلَيْسَ مِنِّيْ
“Akan tetapi, Aku tahajjud dan akupun tidur, shaum dan akupun berbuka, dan akupun menikahi wanita dan makan daging, maka barang siapa yang membenci sunnahku, maka bukan dari (golongan)ku.”
Coba Anda perhatikan, tatkala sebagian para sahabat menginginkan membujang agar dapat berkonsentrasi di dalam ibadah mendapatkan peringatan yang sangat keras dari Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan amalan tersebut dikatakan membenci sunnah, lalu bagaimana pendapat anda dengan selain itu jikalau ada orang yang melakukan bid’ah, dan apalagi pelakunya bukan para sahabat?.
BAB FIRMAN ALLAH TA’ALA:
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak perubahan pada fitrah Allah, itulah agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
Dan firman-Nya:
وَوَصَّى بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَابَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ فَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
“Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’kub. (Ibrahim berkata): Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam.”
Dan firman-Nya:
ثُمَّ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ أَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
“Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): ikutlah agama Ibrahim seorang yang hanif dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang musrik.”
وَعَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أن رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِنَّ لِكُلِّ نَبِيٍّ وُلاةً مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَأَنَا وَلِيِّي مِنْهُمْ أَبِيْ إِبْرَاهِيْمُ وَخَلِيْلُ رَبِّي
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallaahu anhu bahwasannya Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya bagi setiap nabi itu memiliki wali-wali (teman dekat) dari kalangan para nabi, dan dari waliku adalah bapakku Ibrahim, dan kekasih Robbku.” kemudian beliau membaca firman Allah Azza wa Jalla:
إِنَّ أَوْلَى النَّاسِ بِإِبْرَاهِيمَ لَلَّذِينَ اتَّبَعُوهُ وَهَذَا النَّبِيُّ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا وَاللَّهُ وَلِيُّ الْمُؤْمِنِينَ
“Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan nabi ini (Muhammad), serta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah Pelindung semua orang-orang yang beriman.”
وَعَنْ أَبِيْ هريرة رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قال: قال رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ اللهَ لا يَنْظُرُ إِلَى أَجْسَامِكُمْ وَلا إِلَى أَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ
Dari Abu Huraeroh radhiyallaahu anhu ia berkata, Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada tubuh dan harta kalian, akan tetapi memandang kepada hati dan amalan kalian.”
Dan sabdanya:
عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قال: قال رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَنَا فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ وَلَيُرْفَعَنَّ إِلَيَّ رِجَاٌل مِنْ أُمَّتِيْ حَتَّى أَهْوَيْتُ ِلأُنَاوِلَهُمْ اخْتُلِجُوا دُوْنِيْ، فَأَقُوْلَ: أَيْ رَبِّ أَصْحَابِيْ. فَيُقَالُ: إِنَّكَ لا تَدْرِيْ مَا أَحْدَثُوْا بَعْدَكَ.
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallaahu anhu ia berkata: Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Akulah yang membagi kalian di atas telaga (Al Kautsar), dan sungguh akan ditampakkan kepadaku beberapa orang dari umatku sehingga tatkala aku akan memberi mereka, mereka dihalangi dariku. Maka aku berkata: Wahai Robbku, itu adalah sahabat-sahabatku. Maka dikatakan: Sesungguhnya kamu tidak mengetahui apa yang mereka lakukan setelahmu.”
وَعَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أن رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: وَدَدْتُ أنَّا قَدْ رَأَيْنَا إِخْوَانَنَا. قَالُوا: أَوَ لَسْنَا إِخْوَانَكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: أَنْتُمْ أَصْحَابِي، وَإِخْوَانِي هُمُ الَّذِيْنَ لَمْ يَأْتُوْا بَعْدُ. قَالُوا: فَكَيْفَ تَعْرِفُ مَنْ لَمْ َيْأتِ بَعْدُ مِنْ أُمَّتِكَ؟ قَالَ: أَرَأَيْتَ لَوْ أَنَّ رَجُلاً لَهُ خَيْلٌ غُرٌّ مُحَجَّلَةٌ، بَيْنَ ظَهْرَانَي خَيْلٌ دُهْمٌ بُهْمٌ أَلاَ يَعْرِفُ خَيْلَهُ؟ قَالُوا: بَلَى، قَالَ: فَإِنَّهُمْ يَأْتُوْنَ غُرّاً مُحَجَّلِيْنَ مِنَ الْوُضُوْءِ وَأَنَا فَرَطُهُمْ عَلَى الْحَوْضِ، أَلاَ لَيُذَادَنَّ رِجَالٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَنْ حَوْضِيْ كَمَا يُذَادُ الْبَعِيْرُ الضَّالُ أُنَادِيْهِمْ أَلاَ هَلُمَّ فَيُقَالُ إِنَّهُمْ بَدَّلُوْا بَعْدَكَ، فَأَقُوْلَ سُحْقًا سُحْقاً.
Dari Abu Hurarerah radhiyallaahu anhu ia berkata: Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh Aku ingin bertemu dengan saudara-saudara kita.” Para sabahat bertanya: “Bukankah kami ini saudaramu, Wahai Rosulullah?” Beliau Shallallahu alaihi wa sallam menjawab: “Kalian adalah sahabat-sahabatku, dan saudara-saudaraku adalah orang-orang yang belum datang.” Mereka bertanya: “Lalu, bagaimana Engkau bisa mengenali orang yang belum datang setelahmu?” Beliau menjawab: “apakah kalian tidak melihat, jikalau seseorang memiliki seekor kuda yang berwajah putih bersinar di antara kuda-kuda yang hitam banyak bukankah dia dapat mengetahui kudanya? Mereka menjawab: Ya. Beliau bersabda: “Maka mereka itu akan datang dengan wajah putih bersinar dari bekas wudhu, dan aku akan membagi mereka di atas telaga, ketahuilah, akan ada sekelompok orang pada hari kiamat yang terhalangi dari telagaku sebagaimana onta yang tersesat, aku memanggil mereka: kenapa kalian tidak kemari. Kemudian dikatakan: Sesungguhnya mereka itu telah mengganti (agama mereka) setelahmu. Maka aku katakan: “menjauhlah, menjauhlah.”
Dan di dalam shahih bukhari disebutkan:
بَيْنَمَا أَنَا قَائِمٌ إِذَا زَمْرَةٌ حَتَّى إِذَا عَرَفْتُهُمْ خَرَجَ رَجُلٌ مِنْ بَيْنِي وَبَيْنَهُمْ فَقَالَ هَلُمَّ، فَقُلْتُ أَيْنَ؟ قَالَ إِلَى النَّارِ وَاللهِ. قُلْتُ: وَمَا شَأْنُهُمْ؟ قَالَ: إِنَّهُمْ ارْتَدُّوا بَعْدَكَ عَلَى أَدْبَارِهِمِ الْقَهْقَرَى ثُمَّ إِذَا زَمْرَةٌ ...-فَذَكَرَ مِثْلَهُ- قَالَ: فَلا أَرَاهُ يَخْلُصُ مِنْهُمْ إِلاَّ مِثْلَ هَمَلِ النَّعَمِ.
“Ketika saya berdiri (di atas Al Khaudh), tiba-tiba ada sekelompok orang sehingga tatkala aku mengenali mereka keluarlah seorang pria di antara aku dan mereka kemudian ia berkata: Kemarilah!, aku katakan: kemana? Ia menjawab: demi Allah, ke neraka? Aku kembali bertanya: ada apa dengan mereka? Ia menjawab: sesungguhnya mereka itu telah kembali ke belakang punggung-punggung mereka (murtad) setelahmu. Kemudian datanglah sekelompok orang …- kemudian beliau menyebutkan hal serupa- kemudian beliau bersabda: “Maka aku tidak melihat yang selamat dari mereka kecuali seperti onta yang tersesat.”
Dan di dalam hadits Ibnu Abbas radhiyallaahu anhuma, Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Maka aku mengatakan seperti apa yang dikatakan oleh hamba yang shaleh:
وَكُنْتُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا مَا دُمْتُ فِيهِمْ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنْتَ أَنْتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ“
“Dan aku adalah menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan (angkat) aku, Engkaulah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha menyaksikan atas segala sesuatu.”
Dan di dalam hadits marfu’ Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
مَا مِنْ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ إِلاَّ عَلَى فِطْرَةٍ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ، كَمَا تَنْتُجُ الْبَهِيْمَةُ بَهِيْمَةً جَمْعَاءَ هَلْ تَحُسُّوْنَ فِيْهَا مِنْ جَدْعَاءٍ حَتَّى تَكُوْنُ أَنْتُمْ تَجْدَعُوْنَهَا.
“Tidak ada seorangpun yang dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyanya yang menjadikannya orang yahudi, nasrani ataupun majusi, seperti sekor binatang yang melahirkan anak yang sempurna, apakah kalian akan mendapatkannya dalam keadaan cacat kecuali jikalau kalian yang mencacatinya.” Kemudian Abu Huraeroh radhiyallaahu anhu membaca firman Allah Azza wa Jalla:
فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا
“(Tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.”
وَ عَنْ حُذَيْفَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: كَانَ النَّاسُ يَسْأَلُوْنَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عن الخير وَأَنَا أَسْأَلُهُ عَنِ الشَّرِّ مَخَافَةَ أَنْ يُدْرِكَنِي. فَقُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ: إِنَّا كُنَّا فِي جَاهِلِيَّةٍ وَشَرٍّ فَجَاءَنَا اللهُ بِهَذَا الْخَيْرِ، فَهَلْ بَعْدَ هَذَا الْخَيْرِ مِنْ شَرٍّ؟ قَالَ : نَعَمْ، فَقُلْتُ: وَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الشَّرِّ مِنْ خَيْرٍ؟ قَالَ: نَعَمْ وَفِيْهِ دَخَنٌ، فَقُلْتُ: وَمَا دَخَنُهُ؟ قَالَ: قَوْمٌ يَسْتَنُّوْنَ بِغَيْرِ سُنَّتِيْ وَيَهْدُوْنَ بِغَيْرِ هَدْيِيْ تَعْرِفُ مِنْهُمْ وَتُنْكِرُ، فَقُلْتُ: فَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الْخَيْرِ مِنْ شَرٍّ؟ قَالَ: نَعَمْ فِتْنَةٌ عَمْيَاءٌ وَدُعَاةٌ عَلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمِ مَنْ أَجَابَهَا إِلَيْهَا قَذَفُوْهُ فِيْهَا، فَقُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ صِفْهُمْ لَنَا؟ قَالَ: قَوْمُ مِنْ جِلْدَتِنَا وَيَتَكَلَّمُوْنَ بِأَلْسِنَتِنَا، قُلْتُ: يَارَسُوْلَ اللهِ مَا تَأْمُرُنِي إِنْ أَدْرَكْتُ ذَلِكَ؟ قَالَ: تَلْزِمُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِيْنَ وَإِمَامِهِمْ. قَالَتْ: فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُمْ جَمَاعَةٌ وَلاَ إِمَامٌ؟ قَالَ: فَاعْتَزِلْ تِلْكَ الْفِرَقَ كُلَّهَا وَلَوْ أَنْ تَعَضَّ عَلَى أَصْلِ شَجَرَةٍ حَتَّى يَأْتِيْكَ الْمَوْتُ وَأَنْتَ عَلىَ ذَلِكَ. أَخْرَجَاهُ وَزَادَ مُسْلِمٌ: ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ: ثُمَّ يَخْرُجُ الدَّجَّالُ مَعَهُ نَهْرٌ وَنَارٌ فَمَنْ وَقَعَ ِفي نَارِهِ وَجَبَ أَجْرُهُ وَحُطَّ عَنْهُ وِزْرُهُ وَمَنْ وَقَعَ فِي نَهْرِهِ وَجَبَ وِزْرُهُ وَحُطَّ أَجْرُهُ. قُلْتُ: ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ: هِيَ قِيَامُ السَّاعَةُ.
Dari Hudzaefah radhiyallaahu anhu ia berkata: Orang-orang pada bertanya kepada Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam tentang kebaikan, sedangkan saya bertanya tentang kejelekan karena khawatir terjerumus ke dalamnya. Maka aku katakan: “Wahai Rosulullah, kami dahulu ada dalam masa jahiliyyah dan keburukan, kemudian Allah Azza wa Jalla mendatangkan kebaikan ini kepada kami, maka apakah setelah kebaikan ini ada keburukan?” Beliau menjawab: “ya.” Maka aku bertanya: “Lalu apakah setelah keburukan itu ada kebaikan lagi?” Beliau menjawab: “Ya, dan di dalamnya ada asap.” Aku berkata: “apakah asapnya?” Beliau menjawab: “Suatu kaum yang mengambil sunnah (cara) dengan selain sunnahku dan mengambil petunjuk dengan selain petunjukku, kamu mengetahui dari mereka dan kamu ingkari.” Aku bertanya: “apakah setelah kebaikan itu ada keburukan?” Beliau menjawab: “Ya, fitnah buta dan para juru da’wah di atas pintu-pintu neraka jahannam, barang siapa yang memenuhi seruannya, mereka akan melemparkannya ke dalamnya.” Aku bertanya: “Wahai Rosulullah, sifatilah mereka itu?” Beliau menjawab: “Suatu kaum dari bangsa kita dan berbicara dengan lisan kita.” Aku berkata: “Wahai Rosulullah, apakah yang harus saya lakukan jikalau saya mengalaminya?” Beliau menjawab: “Ikutilah jama’atul muslimin dan imamnya.” Aku bertanya: “jikalau tidak ada jama’atul muslimin dan tidak ada pula imam?” Beliau menjawab: “Jauhilah olehmu semua kelompok itu, sekalipun kamu harus menggigit akar pohon dan kamu mati dalam keadaan seperti itu.” Dan Imam muslim menambahkan: “Kemudian apa?” Beliau menjawab: “Kemudian keluarlah Dajjal bersamanya sungai dan api, maka barang siapa yang terjerumus ke dalam apinya maka ia mendapatkan pahala dan dihapuskan dosanya, dan barang siapa yang terjerumus ke dalam sungainya maka ia mendapatkan dosa dan dihapuskan pahala (amal kebaikan) nya.” Aku berkata: “Kemudian apa?” Beliau menjawab: “Terjadinya hari kiamat.”
Abu Aliyah berkata: “Pelajarilah Islam, dan apabila kalian mempelajarinya maka janganlah kalian membencinya, ikutilah oleh kalian jalan yang lurus karena itulah Islam, dan janganlah kalian menyimpang darinya ke kiri dan kanan, dan perpegang teguhlah kalian kepada Sunnah Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam serta jauhilah hawa nafsu.”
Perhatikanlah perkataan Abul ‘Aliyah rahimahullah ini, betapa jelasnya! Dan ketahuilah masa yang beliau alami sehingga beliau waspada terhadap ahwa’ (hawa nafsu) yang setiap pengikutnya berarti membenci Islam, demikian pula penafsiran Islam oleh beliau dengan As Sunnah, dan rasa kekhawatirannya atas para pembesar dan ulama tabi’in dari penyimpangan terdapat Al Qur’an dan Sunnah. Maka jelaslah bagi anda ma’na firman Allah Azza wa Jalla:
إِذْ قَالَ لَهُ رَبُّهُ أَسْلِمْ قَالَ أَسْلَمْتُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ
“Tatkala Rabbnya berkata kepadanya, serahkanlah dirimu! Ia berkata; Aku menyerahkan diriku bagi Robb seru sekalian Alam.”
Dan firman-Nya:
وَوَصَّى بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَابَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ فَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
“Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’kub. (Ibrahim berkata): Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam.”
Dan firman-Nya juga:
وَمَنْ يَرْغَبُ عَنْ مِلَّةِ إِبْرَاهِيمَ إِلا مَنْ سَفِهَ نَفْسَهُ
“Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim kecuali orang yang memperbodoh dirinya sendiri.”
Dan kaidah-kaidah pokok senada dengan kaidah tersebut di atas yang saat ini banyak dilalaikan oleh kebanyakan manusia, dan dengan mengetahuinya jelaslah ma’na dan pengertian hadits-hadits dalam permasalahan ini dan semisalnya, adapun orang yang membacanya atau membaca semisalnya sedangkan ia percaya bahwa dirinya aman dan tidak termasuk ke dalam ayat-ayat dan hadits tersebut di atas, dan ia mengira bahwa yang dimaksud adalah kaum yang lain, maka berarti ia merasa aman dari makar Allah, ketahuilah tidak ada yang merasa aman dari makar Allah kecuali orang-orang yang merugi.
وَعَنْ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: خَطَّ لَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطاًّ، ثُمَّ قَالَ: هَذَا سَبِيْلُ اللهِ، ثُمَّ خَطَّ خُطُوْطاً عَنْ يَمِيْنِهِ وَشِمَالِهِ، ثُمَّ قَالَ: هَذِهِ سُبُلٌ عَلَى كُلِّ سَبِيْلٍ مِنْهَا شَيْطَانٌ يَدْعُوْ إِلَيْهِ وَقَرَأَ: (وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ)
Dan dari Ibnu Mas’ud radhiyallaahu anhu ia berkata: Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam telah menulis sebuah garis lurus di hadapan kami, kemudian beliau barsabda: “Ini adalah jalan Allah.” Kemudian beliau menggaris ke kiri dan kanannya, kemudian bersabda: “Ini adalah jalan-jalan (setan), pada setiap jalan darinya ada setan yang menyeru kepadanya.” Kemudian beliau membaca firman Allah:
“Dan sesungguhnya inilah jalanku yang lurus, maka ikutilah ia dan janganlah mengikuti jalan-jalan (yang lain) maka kalian akan berpecah belah dari jalannya, Inilah yang Dia wasiatkan kepada kalian agar kalian bertaqwa.”
BAB KEASINGAN ISLAM DAN KEUTAMAAN KAUM GHURABA’
Allah Azza wa Jalla berfirman:
فَلَوْلا كَانَ مِنَ الْقُرُونِ مِنْ قَبْلِكُمْ أُولُو بَقِيَّةٍ يَنْهَوْنَ عَنِ الْفَسَادِ فِي الأَرْضِ إِلا قَلِيلا مِمَّنْ أَنْجَيْنَا مِنْهُمْ
“Maka kenapa tidak ada dari umat-umat sebelum kamu orang-orang yang mempunyai keutamaan yang melarang daripada (mengerjakan) kerusakan di muka bumi, kecuali sebagian kecil di antara orang-orang yang telah kami selamatkan di antara mereka.”
وَعَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ مَرْفُوْعاً: بَدَأَ الإِسْلاَمُ غَرِيْبًا وَسَيَعُوْدُ غَرِيْباً كَمَا بَدَأَ فَطُوْبَى لِلْغُرَبَاءِ
Dari Abu Huraeroh radhiyallaahu anhu dalam hadits marfu: “Islam mulai dalam keadaan asing, dan akan kembali menjadi asing seperti semula, maka beruntunglah orang-orang yang asing itu (al ghuroba’).”
Dan Imam Ahmad meriwayatkan dari hadits Ibnu Mas’ud radhiyallaahu anhu: “…dikatakan: siapakah orang-orang yang asing itu? Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam menjawab:
النُّزَّاعُ مِنَ الْقَبَائِلِ
“Orang-orang yang diasingkan dari kabilah-kabilah.”
Dan di dalam riwayat yang lain:
الَّذِيْنَ يَصْلُحُوْنَ إِذَا فَسَدَ النَّاسُ
“Orang-orang yang baik ketika manusia dalam keadaan rusak.”
Dan Imam Ahmad juga meriwayatkan pula dari hadits Sa’ad bin Waqqas radhiyallaahu anhu:
فَطُوْبَى لِلْغُرَبَاءِ إِذَا فَسَدَ النَّاسُ
“Maka beruntunglah bagi orang-orang asing jika manusia dalam keadaan rusak.”
Dan di dalam sunan Tirmidzi dari hadits Katsir bin Abdullah dari bapaknya dari kakeknya:
فَطُوْبَى لِلْغُرَبَاءِ الَّذِيْنَ يَصْلُحُوْنَ مَا أَفْسَدَ النَّاسُ مِنْ سُنَّتِيْ.
“Maka keberuntunganlah bagi orang-orang asing yang tetap baik ketika manusia rusak dari sunnahku.”
وَعَنْ أَبِيْ أُمَيَّةَ قَالَ: سَأَلْتُ أَبَا ثَعْلَبَةَ الْخَشْنِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: كَيْفَ تَقُوْلُ فِي هَذِهِ اْلأَيَةِ: (يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا عَلَيْكُمْ أَنْفُسَكُمْ لا يَضُرُّكُمْ مَنْ ضَلَّ إِذَا اهْتَدَيْتُمْ) قَالَ: أَمَّا وَاللهِ لَقَدْ سَأَلْتُ عَنْهَا خَبِيْراً، سَأَلْتُ عَنْهَا رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: بَلْ اعْتَمِرُوْا بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنَاهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ حَتَّى إِذَا رَأَيْتُمْ شُحّاً مُطَاعاً وَهَوًى مُتَّبَعاً وَدُنْياً مُؤْثِرَةً وَإِعْجَابَ كُلِّ ذِيْ رَأْيٍ بِرَأْيِهِ فَعَلَيْكَ بِنَفْسِكَ وَدَعْ عَنْكَ الْعَوَامَ فَإِنَّ مِنْ وَرَاءِكُمْ أَيَّاماً الصَّابِرُ فِيْهِنَّ مِثْلَ الْقَابِضِ عَلَى الْجَمْرِ لِلْعَامِلِ فِيْهِنَّ أَجْرُ خَمْسِيْنَ رَجُلاً يَعْمَلُوْنَ مِثْلَ عَمَلِكُمْ. قُلْنَا: مِنَّا أَمْ مِنْهُمْ؟ قَالَ: بَلْ مِنْكُمْ.
Dari Abu Umayyah, ia berkata: “Saya telah bertanya kepada Abu Tsa’labah radhiyallaahu anhu: bagaimana komentar anda dalam firman Allah Azza wa Jalla:
“Hai orang-orang yang beirman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberikan madharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk.” Ia menjawab: “Sungguh saya telah bertanya tentang masalah ini kepada orang yang tahu, saya telah bertanya tentang masalah ini kepada Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam, kemudian beliau bersabda: “Akan tetapi, lakukanlah amar ma’ruf dan nahi munkar, sehingga apabila kalian melihat kebakhilan yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti, dunia yang dikejar, dan setiap orang berpegang teguh kepada pendapatnya, maka kokohkanlah dirimu, dan tinggalkanlah orang-orang awam, karena di belakang kalian ada suatu zaman, yang mana orang yang bersabar di dalamnya seperti orang yang memegang bara api, orang yang beramal di dalamnya akan mendapatkan pahala lima puluh orang yang beramal seperti amalan kalian.” Kami bertanya: (lima puluh orang) dari kami atau dari mereka? Beliau menjawab: “Akan tetapi dari kalian.”
Ibnu wadhdhah meriwayatkan ma’nanya dari Ibnu Umar radhiyallaahu anhuma, dan lafadznya:
إِنَّ مِنْ بَعْدِكُمْ أَيّاَماً لِلصَّابِرِفِيْهَا الْمُتَمَسِّكِ بِمِثْلِ مَا أَنْتُمْ عَلَيْهِ الْيَوْمَ، لَهُ أَجْرُ خَمْسِيْنَ مِنْكُمْ.
“Sesungguhnya setelah kalian, akan datang suatu hari, bagi orang yang bersabar dan berpegang teguh di dalamnya seperti yang kalian kerjakan hari ini, baginya pahala lima puluh (orang) dari kalian.”
Kemudian ia berkata: Muhammad bin said telah mengkabarkan kepada kami, Asad telah mengkabarkan kepada kami, ia berkata: Sofyan bin Uyaenah telah memberitahukan kepada kami dari Aslam Al Basri dari Said saudaranya Al Hasan dan ia mengangkatnya kepada Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam, aku katakan kepada Sofyan: dari Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam? Ia menjawab: Ya. Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّكُمُ الْيَوْمَ عَلَى بَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ، تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُجَاهِدُوْنَ فِي اللهِ وَلَمْ تَظْهَرْ فِيْكُمْ السَّكْرَتَانِ: سَكْرَةُ الْجَهْلِ وَسَكْرَةُ حُبِّ الْعَيْشِ، وَسَتَحَوَّلُوْنَ عَنْ ذَلِكَ فَلاَ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَلاَ تَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَلاَ تُجَاهِدُوْنَ فِي اللهِ وَتَظْهَرُ فِيْكُمْ السَّكْرَتَانِ فَالْمُتَمَسِّكُ يَوْمَئِذٍ بِالْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ لَهُ أَجْرُ خَمْسِيْنَ. قِيْلَ: مِنْهُمْ؟ قَالَ: لاَ، بَلْ مِنْكُمْ.
“Sesungguhnya kalian hari ini ada di atas kejelasan dari Robb kalian, kalian beramar ma’ruf dan nahi munkar serta berjihad di jalan Allah. Dan belum nampak dua sekarat pada kalian: Sekarat kebodohan dan sekarat cinta dunia. Dan kalian akan berubah dari itu, sehingga tidak beramar ma’ruf dan tidak nahi munkar serta tidak berjihad di jalan Allah, dan nampaklah pada kalian dua sekarat, maka orang yang berpegang teguh kepada qur’an dan sunnah pada saat itu baginya pahala lima puluh orang.” Dikatakan: dari mereka? Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam menjawab: “Bukan, akan tetapi dari kalian.”
Dan Ibnu wadhdhahpun meriwayatkan dengan sanadnya dari Al Ma’afiri ia berkata: Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
طُوْبَى لِلغُرَبَاءِ، الَّذِيْنَ يُمَسِّكُوْنَ بِكِتَابِ اللهِ حِيْنَ يُتْرَكُ، وَيَعْمَلُوْنَ بِالسُّنَّةِ حِيْنَ تُطْفَأُ.
“Keberuntungan bagi orang-orang asing yang berpegang teguh kepada kitabullah ketika ditinggalkan, dan mengamalkan sunnah ketika dipadamkan.”
BAB PERINGATAN DARI BID’AH
عَنْ الْعِرْبَاضِ بْنِ سَارِيَةٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: وَعَظَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَوْعِظَةً بَلِيْغَةً وَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوْبُ وَذَرِفَتْ مِنْهَا الْعُيُوْنُ، قُلْنَا يَا رَسُوْلَ اللهِ كَأَنَّهَا مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ فَأَوْصِيْنَا، قَالَ: أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهَ عَزَّ وَجَلَّ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ، وَإِنْ أُمِّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ وَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ، فَسَيَرَى اخْتِلافاً كَثِيْرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِيْ وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ مِنْ بَعْدِيْ عَضُّوْا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِدِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ اْلأُمُوْرِ فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ.
Dari Al Irbadh bin Sariyah radhiyallaahu anhu ia berkata: Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam telah menasehati kami dengan nasehat yang sangat bermakna, sehingga hati pada berdebar dan matapun berlinang, kami katakan: “Wahai Rosulullah sepertinya ini nasehat perpisahan, maka wasiatilah kami, beliau bersabda: “Aku berwasiat kepada kalian; bertqwalah kepada Allah, mendenga
quran-online
www.tvquran.com/
Tanzil : Quran Navigator
Quran MP3 - القرآن الكريم - koran karem
- audio.islamweb.net
- imaanstar.com/quran
- mp3
- Quran MP3 - القرآن الكريم - koran karem
- www.quranicaudio.com
- http://www.tvquran.com/Alafasi_d.htmBisa
- http://quransound.com/
- http://www.wordreference.com/aren/
- http://www.quranflash.com/en/index.html
- http://www.vradio.org/downloads.php
- http://olysus.com/2008/09/05/murottal-al-quran-high-quality-download-gratis/
- http://www.mp3quran.net/
- http://myquran.org/
- http://quran.muslim-web.com/
- http://www.quranexplorer.com/quran/
- http://www.TvQuran.com
radio & tv sunnah
- islamic-center
- adio.daarelsalam
- radio
- radiorodja
- tvQuran
- hang
- vradio.org
- radiokonsultan.multiply.com
- radio.aswaja.net
- islamic-center.or.id
- radio.daarelsalam.org
- http://www.sss-tv.com/
- kajianonlinemedan.com
- http://www.kajianonlinemedan.co.cc/
- radiodakwahislamiyah
- radiodakwahislamiyah.blogspot.com
- an-nashihah
- rasuldahri
- radiomuadz
- tvQuran.com
- radio hang
- radio.syiarsunnah.com
- vradio.org
- radioqu.com
- darussunnah.or.id
- radiosalafy.com
- usa.syiarsunnah.com
- http://radio.aswaja.net/
- radiomadufm.com
- ahsan.tv
- annashradio
- quranicaudio.com
- radioukhuwahislamiyah.com
- indo.syiarsunnah.com
- syiarsunnah.com/radio-online
- radiomuslim.com
- radio.ngaji-online.com
- rasikafm.com
- rodjatv.com
- http://ahsan.tv/panel/
Minggu, 16 Mei 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar