Minggu, 13 Juni 2010

-- Catatan Terhadap Syarah Nawaqidhul Islam --- [LANJUTAN...]

Sebelum kami menjelaskan bukti-buktinya kami akan menyebutkan kaidah-kaidah meyakinkan yang bersifat mutlak:

1) Tidak ada ilah yang berhak untuk diibadahi di alam semesta ini kecuali hanya Allah. Ini termasuk dari hal-hal yang muhkam (baku) dalam Islam bahkan sebagai pangkalnya; asas aqidah Islam yang menjadi hakim bagi setiap pendapat yang lain dan tempat mengembalikan setiap mutasyabih.

2) Allah SWT tidak akan memerintahkan sesuatu yang kontradiksi atau sesuatu yang bertentangan dengan kesempurnaan, keindahan, dan ke-mahasucian-Nya:

a) Maka mustahil ketika Dia berfirman:
شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ
“Allah bersaksi bahwasanya tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Dia” QS. Ali Imran [3]: 18, terus kemudian berfirman: “Ambillah ilah lain bersama Allah”.

Atau dengan ungkapan lain: “Dustakan persaksianku bahwasanya Akulah yang Maha Esa dan bahwasanya tidak ada ilah selain-Ku secara mutlak.” Tidak mungkin akan ada kontradiksi batil semacam ini muncul dari-Nya. Dia-lah Allah al-haq al-mubiin (kebenaran yang nyata). Mustahil Dia memerintahkan kesyirikan dan kekafiran. Hal ini dinyatakan dalam al-Qur’an:
وَلَا يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ
“Dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya.” QS. Az-Zumar [39]: 7

وَلَا يَأْمُرَكُمْ أَنْ تَتَّخِذُوا الْمَلَائِكَةَ وَالنَّبِيِّينَ أَرْبَابًا أَيَأْمُرُكُمْ بِالْكُفْرِ بَعْدَ إِذْ أَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
“Dan Dia tidak menyuruhmu menjadikan malaikat dan para nabi sebagai tuhan. Apakah (patut) Dia menyuruhmu berbuat kekafiran di waktu kamu sudah (menganut agama) Islam?." QS. Ali Imran [3]: 80

Allah SWT tidak mensyariatkan kecuali yang Dia cintai dan ridhai. Dia tidak menghendaki suatu kehendak syar'i kecuali apa yang Dia cintai dan ridhai. Meskipun di dunia ini terjadi banyak sekali sesuatu yang membuat-Nya murka dan tidak diridhai-Nya dengan kehendak qodariyah.

b) Mustahil Dia memerintahkan perbuatan keji dengan menjadikannya suatu kewajiban; tidak pada syariat terdahulu, tidak pula pada syariat penutup yang penuh barakah ini. Allah Ta’ala berfirman:
وَإِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً قَالُوا وَجَدْنَا عَلَيْهَا آبَاءَنَا وَاللَّهُ أَمَرَنَا بِهَا قُلْ: إِنَّ اللَّهَ لا يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ ، أَتَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ مَا لا تَعْلَمُونَ
“Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata: "Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh kami mengerjakannya." Katakanlah: "Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji." Mengapa kamu mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?” QS. Al-A’raaf [7]: 28

Ini adalah berita yang benar dan meyakinkan. Tidak terbayang oleh akal ada berita yang bertentangan dengannya. Tidak mungkin berita ini mansukh karena berita tidak mungkin mansukh.

Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ وَمَنْ يَتَّبِعْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَوْلا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَا زَكَى مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ أَبَداً وَلَكِنَّ اللَّهَ يُزَكِّي مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah- langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” QS. An-Nuur [24]: 21 Mustahil Allah memerintahkan apa yang diperintahkan iblis, si musuh Allah!

c) Mustahil Dia menjadikan akal dan kehendak yang bebas sebagai manath taklif (sebab dibebankannya syariat) tapi kemudian Dia berfirman: hukumlah orang yang tidak bersalah karena kejahatan orang yang jahat. Yang berarti Dia memerintahkan kezaliman. Maha Tinggi Allah dari semua itu.

Semua itu dan semacamnya tidak mungkin dilakukan Allah sebagai konsekuensi dari ke-mahasucian-Nya. Maha Suci berarti suci dari semua aib dan kekurangan dan suci dari segala yang hina dan menghinakan.

Apabila ini sudah jelas, sekarang kami akan mulai membantah, misalnya perkataan yang menganggap bahwasanya sujud adalah ibadah dari sisi ia merupakan perbuatan sujud tanpa melihat keyakinan orang yang sujud pada sesuatu yang disujudi.

Maka kami katakan, dengan pertolongan dan taufiq Allah: Terdapat dalil yang pasti dari al-Quran dan Sunnah mutawatir bahwa Allah memerintahkan malaikat-Nya sujud kepada Adam.

Berdasarkan pendapatmu “bahwasanya perbuatan sujud adalah ibadah tanpa melihat keyakinan pada yang disujudi” berarti Allah SWT telah memerintahkan malaikat beribadah kepada Adam, yaitu menjadikan Adam sebagai ilah lain bersama Allah, dengan kata lain, Dia memerintahkan kesyirikan dan kekafiran! Lihatlah apa akibat dari pendapat kalian!

Terbukti melalui dalil-dalil yang meyakinkan dari al-Qur’an dan Sunnah mutawatir bahwa keluarga Ya’qub menyungkur sujud kepada Yusuf, kemudian Yusuf juga ikut sebagai bentuk ungkapan syukur kepada Allah yang telah menjadikan mimpinya benar. Yang ini –menurut pendapat kalian yang kontradiktif (yang sebenarnya pendapat ini adalah pendapat yang membinasakan, sangat buruk, dan berakibat mengerikan, sebagaimana akan nampak jelas tidak lama lagi, insya Allah)- berarti sebagai ungkapan syukur kepada Allah atas kekafiran dan kemurtadan keluarganya dan karena mereka melakukan syirik akbar..

Ya’qub termasuk salah satu yang ikut sujud; yang ia disimbolkan sebagai matahari dalam mimpi Yusuf. Dengan itu ia menjadi kafir murtad.

Ya, pasti dengan segera kalian akan mengatakan: sujud malaikat kepada Adam bukan sujud ibadah. Demikian juga sujud keluarga Ya’qub kepada Yusuf. Tetapi itu adalah sujud penghormatan.

Kami jawab: berarti pendapat kalian telah terbantahkan (telah batal). Minimal ada satu sujud yang bukan ibadah. Maka harus diperjelas: kapan sujud menjadi ibadah dan kapan tidak menjadi ibadah. Yang penting pendapat kalian telah batal (terbantahkan) dan telah jatuh hancur berkeping-keping.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar