Rabu, 09 Juni 2010

Nyanyian Setan

TIDAK AKAN TERKUMPUL dua cinta dalam diri seseorang: cinta terhadap Al-Quran & cinta terhadap nyanyian. (Al-Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyyah fi Ighatsatil Lahfan)

* Hafidh: melagukan Al-Quran dg irama yg senafas & TIDAK BERLEBIHAN adalah sunnah & akan menambah keindahan Al-Quran itu sendiri.
* Putri: nyanyian yg melenakan, syair2 yg melemahkan adalah haram. Dlm sebuah Hadits ditegaskan bhw nanah & darah lebih baik mengisi perut manusia ketimbang nyanyian & syair2. Wallahu a'lam

Nyanyian Setan
Penulis : Abu Farhan Wali Sabara

Perintah dari Atas Langit dan Sabda Nabi Yang Mulia
Pembaca sekalian, Allah berfirman yang artinya, "Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna (lahwal hadits) untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan." (Luqman: 6). Ketika Abdullah Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu ditanya mengenai ayat ini, beliau berkata, "Demi Allah yang tidak ada sesembahan yagn haq melainkan Dia, yang dimaksud dengan 'lahwal hadits' di sini ialah nyanyian.", beliau mengulangi perkataannya sampai tiga kali. Para ahli tafsir yang lainnya juga mengatakan demikian, seperti Ibnu Abbas, Jabir, Ikrimah, Sa'id bin Jubair dan Mujahid (Lihat Tafsir Ibnu Katsir).
Imam Al Bukhari telah meriwayatkan sebuah hadits secara mu'allaq jazm di dalam kitab Shahihnya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Benar-benar akan muncul sekelompok orang dari umatku yang menghalalkan zina, kain sutra, khamr dan alat musik. Dan benar-benar akan muncul segolongan orang yang menetap di puncak gunung lalu datang orang yang membawa ternaknya -yakni fakir- untuk suatu keperluan. Mereka berkata: 'Datanglah lagi ke sini keesokan hari.' maka pada malam itu Allah membinasakan mereka serta meluluhlantakkan gunung yang mereka tempati dan merubah sebagian lainnya menjadi kera dan babi hingga hari kiamat."
Berdasarkan Al Qur’an dan hadits di atas dapat kita jumpai penjelasan tentang keharaman nyanyian dan alat musik. Bahkan tentang haramnya nyanyian dan alat musik. Berdasarkan dalil-dalil di atas telah menjadi kesepakatan dari para Imam Madzhab yang empat (Imam Abu Hanifah, Imam Malik bin Anas, Imam Syafi'i dan Imam Ahmad bin Hambal).
Taslim (Berserah Diri) Sebagai Sikap Seorang Muslim Sejati
Dalam perintah dan larangan terhadap sesuatu hal, pastilah ada hikmah di balik perintah dan larangan tersebut. Walaupun seseorang tersebut tidak mengetahui hikmah tersebut, akan tetapi seorang mukmin wajib meyakini hikmah Allah dalam syari'atnya. Karena kalau kita meragukannya, maka hal itu bertentangan dengan keimanan. Keimanan yang benar adalah kepasrahan kepada Pembuat syari'at yang Maha Bijaksana.
Mungkin ada suara-suara sumbang, "Apakah Islam tidak mengenal seni dan keindahan?" Para pembaca yang budiman, perlu diketahui bahwa keindahan adalah termasuk bagian dari ajaran Islam. Islam memang menganjurkan keindahan, karena Allah itu indah dan menyukai keindahan. Namun tidaklah tepat apabila kita sampai menghalalkan yang haram dengan alasan keindahan. Sehingga kita juga bisa mengatakan: "Bukankah daging babi itu enak? Dan Islam pun juga tidak melarang umatnya untuk memakan makanan yang enak? Lantas mengapa Islam melarangnya?" Tentu, jawabnya lebih mudah kita terima, yaitu tidak semua yang enak itu halal dimakan. Pastilah di balik pengharaman daging babi, ada banyak hikmah yang agung, baik kita ketahui maupun yang tidak kita ketahui. Begitu pula hal-hal yang disenangi jiwa, maka tidak semuanya halal dilakukan.
Bahaya Musik dan Alat Musik
Perlu diketahui, bahwa mudharat yang ditimbulkan musik dan alat musik amatlah besar. Diantaranya yaitu:
1. Melalaikan dari dzikir dan ketaatan kepada Allah.
Para ulama mengatakan bahwa alat-alat musik itu dapat melalaikan seorang hamba dari dzikir dan taat kepada Allah serta kewajiban-kewajiban agama. Sebagaimana firman Allah: "Dan diantara manusia ada yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh adzab yang menghinakan." (Luqman: 6)
Sekarang pun kita juga bisa melihat, banyak di antara kaum muslimin yang justru malah lebih hafal dengan lagu ketimbang hafal Al Qur’an. Padahal lagu itu selalu berubah dari zaman ke zaman. Adapun Al Qur’an tetap, karena Allah menjamin akan penjagaannya. Namun begitu, hanya sedikit diantara mereka yang mau menghafal dan mempelajarinya. Semoga Allah memperbaiki keadaan kaum muslimin sekarang ini.
2. Nyanyian akan menumbuhkan kemunafikan.
Ibnul Qayim berkata: "Ketahuilah, sesungguhnya nyanyian memiliki keistimewaan-keistimewaan yang memiliki pengaruh didalam mewarnai hati dengan kemunafikan, dan tumbuhnya kemunafikan di dalam hati sebagaimana tumbuhnya tanaman karena air. Di antara keistimewaan nyanyian adalah: Nyanyian akan melalaikan hati dan menghalangi dari memahami dan merenungi Al Qur'an serta mengamalkan isinya. Karena sesungguhnya nyanyian dan Al-Qur'an tidak akan bersatu di dalam hati selama-lamanya, karena keduanya saling bertentangan."
Lagu Sebagai Sarana Dakwah?
Ada juga bagi sebagian kaum muslimin -semoga Allah memberi mereka petunjuk- yang menganggap bahwa nyanyian dan musik dapat dijadikan sebagai sarana da'wah, sehingga muncullah apa yang kita kenal dengan "lagu islami". Kekeliruan kaum muslimin akan hal ini menyebabkan banyak di antara mereka yang tenggelam di dalam lautan maksiat musik ini, baik dengan mendengarkan, menjual-belikan ataupun yang lainnya. Dan sungguh kejayaan Islam tidak akan bisa tegak dengan kebatilan. Akhirnya kita memohon kepada Allah agar senantiasa membimbing kita ke jalan yang lurus dan menjadikan kita termasuk hamba-hamba Allah yang senantiasa tunduk terhadap perintah-perintah-Nya. Wallahu A'lam.
* * *

Penulis : Abu Farhan Wali Sabara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar