Kamis, 17 Juni 2010

Penting Dibaca! (Hadits-hadits Lemah & Palsu Seputar Bulan Rajab)

Memang benar, keutamaan bulan dalam kalender hijriyah itu bertingkat-tingkat, begitu juga hari-harinya. Misalnya, bulan Ramadhan lebih utama dari semua bulan, hari Jum’at lebih utama dari semua hari, malam Lailatul Qadar le-bih utama dari semua malam, dan sebagainya. Namun, harus kita pahami bersama bahwa timbangan keutamaan tersebut hanyalah syari’at, yakni Al-Qur’an dan Al-Hadits yang shahih, bukan hadits-hadits dha’if (lemah) dan maudhu’ (palsu).

Di antara bulan Islam yang ditetapkan kemuliaannya dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah adalah bulan Rajab. Namun sungguh sangat disesalkan beredarnya riwayat-riwayat yang dha’if dan palsu seputar bulan Rajab serta amalan-amalan khusus di bulan Rajab di tengah masyarakat kita.

Dari sinilah, terasa pentingnya penjelasan secara ringkas tentang pembahasan seputar bulan Rajab dan amalan-amalan manusia yang menodainya dengan riwayat-riwayat lemah dan palsu.

Ibnul Qayyim al-Jauziyyah Rahimahullah berkata, “Setiap hadits yang menyebutkan tentang puasa Rajab, shalat sebagian malamnya, semuanya adalah dusta.” (Al-Manarul Munif, hlm. 92)

Al-Fairuz Abadi berkata, “Bab puasa Rajab dan keutamaannya tidak ada yang shahih satu hadits pun, bahkan telah datang hadits yang menunjukkan dibencinya hal itu.” (Safaru Sa’aadah, hlm. 150. Hal ini disetujui oleh Ibnu Himmat ad-Dimasyqi dalam kitabnya At-Tankita wal Ifadah fi Takhrij Khatimah Safar Sa’adah, hlm. 112. Lihat Muqaddimah Syaikh Masyhur bin Hasan terhadap risalah Al-Adab fi Rajab, hlm. 8-9, oleh Mula al-Qari.)

Al-Hafizh Ibnu Hajar Rahimahullah berkata, “Tidak ada hadits shahih yang dapat dijadikan hujjah seputar amalan khusus di bulan Rajab, baik puasa maupun shalat malam dan sejenisnya. Dan dalam menegaskan hal ini, aku telah didahului oleh Imam Abu Isma’il al-Harawi al-Hafizh, kami meriwayatkan darinya dengan sanad shahih, demikian pula kami meriwayatkan dari selainnya.” (Tabyin ‘Ajab bima Warada fi Rajab, 6.)

Al-Hafizh Ibnu Hajar Rahimahullah juga berkata, “Hadits-hadits yang datang secara jelas seputar keutamaan Rajab atau puasa di bulan Rajab terbagi menjadi dua: Dha’if dan maudhu’.”
Al-Hafizh telah mengumpulkan hadits-hadits seputar Rajab, maka beliau mendapatkan sebelas hadits berderajat dha’if dan dua puluh satu hadits berderajat maudhu’. Berikut ini kami nukilkan sebagian hadits dha’if dan maudhu’ tersebut:

“Sesungguhnya di surga ada sebuah sungai yang dinamakan Rajab, warnanya lebih putih dari susu dan rasanya lebih manis dari madu. Barangsiapa berpuasa satu hari di bulan Rajab, niscaya Allah akan memberinya minum dari sungai tersebut.” (Hadits dha’if)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila memasuki bulan Rajab, beliau berdoa, “Wahai Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan.” (Hadits dha’if)

“Bulan Rajab adalah milik Allah, Sya’ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku.” (Hadits maudhu’)

“Keutamaan bulan Rajab dibandingkan semua bulan seperti keutamaan Al-Qur`an atas semua dzikir.” (Hadits maudhu’)

“Barangsiapa berpuasa pada bulan Rajab dan shalat empat rakaat pada bulan tersebut ... niscaya dia tidak meninggal hingga melihat tempat tinggalnya di surga atau diperlihatkan untuknya.” (Hadits maudhu’)

Itulah sedikit contoh hadits-hadits dha’if dan maudhu’ seputar bulan Rajab. Sengaja kami nukil secara ringkas karena maksud kami hanya untuk memberikan isyarat dan perhatian saja, bukan membahas secara terperinci. Wallahu a’lam. Semoga tulisan ringkas ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Amin Ya Robbal 'Alamin...

Di nukil dari buku berjudul “Ensiklopedi Amalan Sunnah di Bulan Hijriyah”, Abu Ubaidah Yusuf as-Sindawi & Abu Abdillah Syahrul Fatwa, Pustaka Darul Ilmi, Bogor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar