Minggu, 06 Juni 2010

SETELAH PERKAWINAN

Apa yang terjadi setelah perkawinan? Selamat nak, kau telah memasuki dunia yang berbeda dengan dunia lajangmu. Pada hari pertama perkawinanmu, kau akan menyesali masa lajangmu yang berlalu dengan sia-sia. Dan dengan hadirnya orang asing dalam hidupmu kau akan merasakan suatu keindahan dan kenikmatan yang tak pernah kau rasakan ketika lajangmu. Bulan-bulan pertama perkawinanmu itu terasa begitu indah, syahdu dan penuh dengan romantisme. bahkan Segala kesalahan-kesalahan kecil yang dilakukan pasanganmu tidak begitu terasa mengganggu.

Tapi memasuki bulan setelah bulan madu maka kau akan mulai memperhatikan perbedaan-perbedaan pasanganmu tersebut, kau mulai merasa terganggu dengan perbedaan atau sifat-sifatnya yang tidak sesuai dengan keinginanmu. Pada saat itulah mulai ada pertengkaran-pertengkaran kecil. Tapi itu biasa nak, selama kau dan pasanganmu tidak memperbesar masalah kalian, maka pertengkaran itu akan menjadi bumbu penyedap dalam kehidupan kalian.

Tapi pada suatu saat, ketika perbedaan-perbedaan diantara kalian tidak bisa ditautkan maka apa yang harus kalian lakukan. Saran ayah.

Pertama, kau harus tahu bahwa kau adalah manusia dan pasanganmu adalah manusia juga. Artinya bahwa sebagai manusia kau harus menyadari bahwa setiap orang punya sisi baik dan sisi buruk.

Kedua, agar kau tetap bisa mencintai istrimu maka lihatlah sisi baik yang ada padanya, dan jadikan sisi buruknya pelajaran bagimu bahwa manusia memang benar-benar tidak sempurna, maka kaulah yang akan melengkapi sisi yang kau anggap sebagai kekurangan dari pasanganmu tersebut. dengan demikian kau akan mudah memaafkan segala kesalahan yang dilakukan oleh pasanganmu karena bisa jadi pasanganmu pun akan berpikir sepertimu.

Sekarang mari kita sama-sama merenungi, mengapa rumah tangga seseorang bisa jadi hancur berantakan. Kalau kita amati sepertinya tidak ada yang salah pada mereka, karena sang suami ganteng dan sang istri cantik, bahkan mereka tinggal di rumah gedongan pula. Rasanya tak ada yang kurang dari mereka? Mengapa rumah tangga mereka bisa hancur berantakan?

Anak, Kalau maulah kita mengamati dan merenungkan bahwa sesungguhnya yang ada pada mereka adalah perasaan kurang menghargai dengan apa yang ada pada pasangan hidupnya tersebut, suatu perasaan dimana pasangan ini tidak bisa menerima apa yang jadi kekurangan dari pasangannya dan pasangan tersebut juga tidak bisa menerima alasan mengapa ia harus berubah.

Anak, Sering kita lupa bahwa suara yang pertama sekali kita dengar adalah suara pasangan kita, keluarga kita. Bahwa orang yang pertama kita nafkahi adalah pasangan kita, anak-anak kita. Bahwa yang pertama kali kita bela adalah pasangan kita, keluarga kita. Dan orang yang pertama kali kita percayai adalah pasangan kita, keluarga kita.

Tapi, dalam hidup kita sering melihat kalau dalam dunia nyata sering terjadi hal-hal yang sebaliknya. Kita lebih mendengarkan suara orang daripada suara pasangan kita. Kita lebih membela kepentingan orang lain dari pada kepentingan pasangan kita. Dan kita lebih mempercayai mulut orang lain dari pada mulut pasangan kita. Kalau demikian kejadiannya maka bersiap-siaplah rumah tangga kalian menuju kehancurannya.

Anakku, Jangan sekali-kali orang ketiga masuk dan mencampuri urusan rumah tangga kalian, kecuali kalian telah sepakat bahwa orang tersebut bisa dipersilahkan masuk membantu menengahi permasalahan kalian. Tidak wajar rasanya nak, kalau orang satu kampung tahu dengan permasalahan keluarga mu.

Dan yang lebih penting lagi jangan sampai persoalan-persoalan sampai keluar dari kamar tidur kalian. Usahakanlah dalam setiap persoalan di selesai di atas tempat tidur. Karena tidak ada negosiasi yang paling mudah penyelesaiannya kecuali di tempat tidur.

Anak, kalau kau menikahi seorang wanita, maka jangan kau jadikan ia hanya sebagai seorang istri, karena ketika kau menjadikan ia sebagai istri kau hanya melihat hak dan kewajiban. Dalam perkawinan banyak terdapat keindahan-keindahan kalau kau bisa menjadikan perkawinan itu sebagai alat untuk mengekalkan sebuah hubungan. Jadikan istrimu sebagai teman ketika kau ingin curhat padanya. Jadikan ia sebagai seorang pacar ketika kau ingin makan di luar dengannya. Dan jadikan ia sebagai kekasih ketika kau ingin bermesraan dengannya.
Tapi jangan jadikan ia sansak ketika kau marah padanya.

(Dari tulisan "KEPADA ANAK-ANAKKU; SEBUAH RENUNGAN TENTANG HIDUP" Oleh Abu Umar Abdul Aziz)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar