Kamis, 17 Juni 2010

SYARAT SUATU AMAL DITERIMA OLEH ALLAH Subhanahu wa Ta’ala

SYARAT SUATU AMAL DITERIMA OLEH ALLAH Subhanahu wa Ta’ala




Sebelum melangkah –wahai saudaraku- seyogyanya mengetahui jalan yang dapat menyelamatkan engkau dan janganlah melelahkan diri engkau dengan banyak melakukan amal perbuatan, karena banyak sekali orang yang melakukan perbuatan,sedangkan amal tersebut sama sekali tidak memberikan apa-apa kecuali kelelahan di dunia dan siksa di akhirat, (2) karena itu sebelum melangkah untuk melakukan amal perbuatan, anda harus mengetahui syarat diterimanya amal tersebut, dengan harapan amal anda diterima di sisi Allah Subahanahu wa Ta’ala. Di dalam masalah ini ada dua syarat penting lagi agung yang perlu diketahui oleh setiap hamba yang ber’amal, jika tidak demikian, maka amal tersebut tidak akan diterima.
PERTAMA, Pelaku yang melakukannya amal tersebut hanya karena Allah Subhanahu Wa Taa’la.
KEDUA, Amal yang dilakukan seseuai dengan apa yang ditetapkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam al-Qur’an atau sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh Rasulallah shallallahu ‘alaihi wasallam di dalam Sunnahnya.
Jika salah satu di antara syarat amal tersebut hilang, maka ia tidak benar (bukan amal shalih) dan tidak akan diterima di sisi Allah Subhanahu Wa Taa’la, diantara dalil yang memperkuat pernyataan di atas adalah firman Allah Subhanahu Wa Taa’la:
………. فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلا صَالِحًا وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا (١١٠)
110. ….. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".
Di dalam ayat ini Allah Subhanahu Wa Taa’la memerintahkan agar amal itu berupa amal sholih, yang maknanya adalah sesuai dengan yang telah ditetapkan di dalam agaman lalu Allah Subhanahu Wa Taa’la memerintahkan kepada pelaku amal tersebut untuk mengikhlashkan karena-Nya dengan tidak mengharap selain-Nya.(3)
Al-hafizh Ibnu Katsir rahimahullah di dalam kitab Tafsirnya* berkata, “Inilah dua rukun amal yang diterima di sisi Allah Subhanahu Wa Taa’la, ytu dilakukan dengan Ikhlash karena Allah Subhanahu Wa Taa’la, dan sesuai dengan syari’at Rasulallah shallallahu ‘alaihi wasallam ungkapan ini diriwayatkan pula dari al-Qadhi ‘Iyadh rahimahullahu dan yang lainnya.”

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
2. Dia antara hal ini adalah Sabda Rasul Allaoh shallallahu ‘alaihi wasallam.
حدثنا عمرو بن رافع . حدثنا عبد الله بن المبارك عن أسامة بن زيد عن سعيد المقبري عن أبي هريرة قال
: - قال رسول الله صلى الله عليه و سلم ( رب صائم ليس له من صيامه إلا الجوع . ورب قائم ليس له من قيامه إلا السهر )
[ ش ( إلا الجوع ) أي ليس لصومه قبول عند الله فلا ثواب له ] .
قال الشيخ الألباني : حسن صحيح
“Banyak sekali orang yang melakukan puasa, tetapi dari puasanya itu mereka tidakmendapatkan apa-apa (pahala) kecuali rasa alar, dan betapa banayk orang yang melakukan Qiyamulmullail, tetapi dari Qitamullailnya itu mereka tidak mendapatkan apa-apa (pahala) kecuali begadang.”
Hadits ini diriwayatkan oleh ibnuMAjah dari hadist Abu Hurairoh, dishahihkan oleh al-Albani di dalam kitab Shahiihul Jaami’ no 3482.

3. di kutip dari kitab yang berjudul at-Tawassul Anwaa’uhu wa Ahkamuhu, makalah yang diuangkapkan oleh guru kami alAlbanni, lalu di susun rapih oleh Muhammad ‘Ied Abbasi.
*Tafsir Surat al-Kahfi.

_________________________________
Di ketik Ulang oleh Abu Abdillah Buka Hati Menuntut Ilmu
Di Ruang Belajar BHMI Bogor, 16 Juni 2010
dengan tambahan perawi dari maktabah syamilah v.2.11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar