DEFINISI RUQYAH SECARA BAHASA DAN ISTILAH
Ditulis oleh Asy Syaikh Muhammad bin Abdillah Al-Imam
Senin, 15 Maret 2010 23:04
Berkata Al Fairuz Abadi dalam kamus Al Muhith bahwaا لر قية dengan didhammah artinya berlindung diri. Bentuk jamaknya adalah ر قى . Berkata Al Fayumi dalam "Al Mishbah Al Munir" ر قى رقيا dari bab ر مى yang artinya berlindung diri kepada Allah Subhaanahu wata’ala.
Berkata Ibnul Atsir dalam " An Nihayah fii Ghariibi Al Hadits " (2/254) bahwa Ruqyah artinya berlindung diri dimana orang yang memiliki penyakit itu diruqyah seperti demam dan kerasukan serta penyakit-penyakit lainnya. Disebutkan dalam "Lisan Al Arabi" (5/293): ا لعوذة (berlindung diri), bentuk jamaknya adalahر قي dan bentuk masdar (dasarnya) adalah ر قيا و ر قية و ر قيا jika dia berlindung diri dengan cara meniupkan.
Sedangkan definisi ruqyah secara istilah (syar'i) adalah berlindung diri dengan ayat-ayat Al Qur'an dan dzikir-dzikir serta doa-doa yang diajarkan oleh Nabi Shallallohu ‘alaihi wasallam.
SYARAT-SYARAT RUQYAH SYAR'I
Aqidah Islam
Ditulis oleh Asy Syaikh Muhammad bin Abdillah Al-Imam
Senin, 15 Maret 2010 23:16
Ruqyah syar'i memiliki beberapa syarat yang disebutkan oleh para ulama untuk membedakannya dengan ruqyah ruqyah yang bid'ah dan syirik. Bahkan mereka (para ulama, pen) telah bersepakat tentang syarat-syarat berikut ini : Berkata Al Hafizh Ibnu Hajar Al Asqalani dalam "Fathul Bari" (10/240) :
Para ulama telah bersepakat tentang bolehnya meruqyah jika terkumpul 3 syarat, yaitu :
1. Ruqyah tersebut dilakukan dengan menggunakan kalamullah Subhaanahu wata’ala, dengan nama-namaNya dan sifat-sifatNya.
2. Ruqyah dilakukan dengan menggunakan bahasa arab atau dengan sesuatu yang diketahui maknanya dari selain bahasa arab.
3. Meyakini bahwa ruqyah itu tidak memberikan pengaruh dengan sendirinya tetapi dengan izin Allah Subhaanahu wata’ala.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah memiilki perkataan yang sangat bagus tentang masalah ini. Beliau berkata sebagaimana yang disebutkan dalam "Majmu Fatawa" (24/277-278) : "Adapun mengobati orang yang kerasukan jin dengan menggunakan ruqyah dan berlindung diri kepada Allah Subhaanahu wata’ala ini memiliki 2 sisi :
- Jika ruqyah dan permintaan perlindungan diri ini dilakukan dengan sesuatu yang diketahui maknanya dan dengan sesuatu yang dibolehkan dalam Islam dimana seseorang boleh mengucapkan kalimat tersebut, berdoa kepada Allah Subhaanahu wata’ala serta dzikir kepada-Nya dan Allah Subhaanahu wata’ala membolehkan untuk melakukannya. Jika demikian keadaannya, maka boleh bagi dia untuk meruqyah orang yang kerasukan dengan menggunakan cara-cara ini.
Telah tsabit dalam Ash Shahih dari Nabi Shallallohu ‘alaihi wasallam bahwa beliau Shallallohu ‘alaihi wasallam membolehkan untuk meruqyah selama tidak mengandung kesyirikan." Beliau Shallallohu ‘alaihi wasallam juga bersabda:
من استطاع منكم أن ينفع أخاه فليفعل
" Barangsiapa di antara kalian yang mampu untuk memberikan manfaat kepada saudaranya, maka lakukanlah.".
- Jika dalam meruqyah itu terdapat kalimat-kalimat yang diharamkan seperti kalimat yang mengandung kesyirikan atau kalimat tersebut tidak diketahui maknanya dan kemungkinan mengandung kekufuran, maka tidak boleh bagi seseorang untuk meruqyah, tidak boleh berkeinginan keras dan tidak boleh pula bersumpah untuk menggunakan kalimat tersebut walaupun kadang-kadang jinnya benar-benar keluar dari orang yang kerasukan. Karena sesungguhnya apa-apa yang diharamkan oleh Allah Subhaanahu wata’ala dan RasulNya Shallallohu ‘alaihi wasallam itu lebih besar mudharatnya daripada manfaatnya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah juga berkata sebagaimana yang disebutkan dalam "Majmu Fatawa" (19/13): "Oleh karena itu, para ulama kaum muslimin melarang meruqyah dengan sesuatu yang tidak diketahui maknanya karena hal ini merupakan sebab terjatuhnya seseorang ke dalam kesyirikan walaupun orang yang meruqyah itu tidak mengetahui bahwa itu kesyirikan." Beliau juga berkata dalam "Iqtidha Ash Shirat Al Mustaqiim" (1/519): "Jika makna sesuatu itu tidak diketahui, maka kemungkinan itu adalah makna yang haram sehingga seorang muslim tidak diperbolehkan untuk mengucapkan sesuatu yang tidak diketahui maknanya. Oleh karena itu dibenci meruqyah dengan menggunakan bahasa Ibrani atau Suryani dan selainnya karena dikhawatirkan di dalamnya mengandung makna yang tidak diperbolehkan."
Berkata An Nawawi dalam Shahih Muslim (14/141-142): "Merupakan satu pujian jika seseorang meninggalkan untuk meruqyah dengan menggunakan kalimat-kalimat kekufuran, meruqyah dengan kalimat-kalimat asing, meruqyah dengan menggunakan selain bahasa arab atau menggunakan sesuatu yang tidak diketahui maknanya. Semua ini tercela, karena ada kemungkinan maknanya adalah kekufuran, mendekati kekufuran atau makruh. Adapun meruqyah dengan ayat-ayat Al Qur'an dan dzikir-dzikir yang diketahui ini tidak dilarang, bahkan sunnah. Sungguh telah dinukilkan ijma ulama tentang bolehnya meruqyah dengan ayat-ayat Al Qur'an dan dzikir-dzikir kepada Allah Subhaanahu wata’ala.
Demikian pula telah disebutkan dalam ijma ulama bahwa ruqyah itu tidak disyariatkan jika mengandung sesuatu yang menyelisihi syariat yang suci. Oleh karena itu, hendaknya para peruqyah diberi peringatan dengan peringatan yang keras untuk tidak meruqyah dengan ruqyah yang tidak disyariatkan dan berhati-hati dari meminta untuk diruqyah dengan ruqyah yang tidak syar'i seperti ruqyahnya pada tukang sihir, dajjal dan ahli bid'ah yang sesat.
Sumber Buku : HUKUM BERINTERAKSI DENGAN JIN
Pustaka : Ats Tsabat.
TATA CARA RUQYAH YANG BENAR
TATA CARA RUQYAH YANG BENAR
Ruqyah bukan pengobatan alternatif. Justru seharusnya menjadi pilihan pertama pengobatan tatkala seorang muslim tertimpa penyakit. Sebagai sarana penyembuhan, ruqyah tidak boleh diremehkan keberadaannya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan: “Sesungguhnya meruqyah termasuk amalan yang utama. Meruqyah termasuk kebiasaan para nabi dan orang-orang shalih. Para nabi dan orang shalih senantiasa menangkis setan-setan dari anak Adam dengan apa yang diperintahkan Allah dan RasulNya”. [1]
Karena demikian pentingnya penyembuhan dengan ruqyah ini, maka setiap kaum Muslimin semestinya mengetahui tata cara yang benar, agar saat melakukan ruqyah tidak menyimpang dari kaidah syar’i.
Tata cara meruqyah adalah sebagai berikut:
1. Keyakinan bahwa kesembuhan datang hanya dari Allah.
2. Ruqyah harus dengan Al Qur’an, hadits atau dengan nama dan sifat Allah, dengan bahasa Arab atau bahasa yang dapat dipahami.
3. Mengikhlaskan niat dan menghadapkan diri kepada Allah saat membaca dan berdoa.
4. Membaca Surat Al Fatihah dan meniup anggota tubuh yang sakit. Demikian juga membaca surat Al Falaq, An Naas, Al Ikhlash, Al Kafirun. Dan seluruh Al Qur’an, pada dasarnya dapat digunakan untuk meruqyah. Akan tetapi ayat-ayat yang disebutkan dalil-dalilnya, tentu akan lebih berpengaruh.
5. Menghayati makna yang terkandung dalam bacaan Al Qur’an dan doa yang sedang dibaca.
6. Orang yang meruqyah hendaknya memperdengarkan bacaan ruqyahnya, baik yang berupa ayat Al Qur’an maupun doa-doa dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Supaya penderita belajar dan merasa nyaman bahwa ruqyah yang dibacakan sesuai dengan syariat.
7. Meniup pada tubuh orang yang sakit di tengah-tengah pembacaan ruqyah. Masalah ini, menurut Syaikh Al Utsaimin mengandung kelonggaran. Caranya, dengan tiupan yang lembut tanpa keluar air ludah. ‘Aisyah pernah ditanya tentang tiupan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam meruqyah. Ia menjawab: “Seperti tiupan orang yang makan kismis, tidak ada air ludahnya (yang keluar)”. (HR Muslim, kitab As Salam, 14/182). Atau tiupan tersebut disertai keluarnya sedikit air ludah sebagaimana dijelaskan dalam hadits ‘Alaqah bin Shahhar As Salithi, tatkala ia meruqyah seseorang yang gila, ia mengatakan: “Maka aku membacakan Al Fatihah padanya selama tiga hari, pagi dan sore. Setiap kali aku menyelesaikannya, aku kumpulkan air liurku dan aku ludahkan. Dia seolah-olah lepas dari sebuah ikatan”. [HR Abu Dawud, 4/3901 dan Al Fathu Ar Rabbani, 17/184].
8. Jika meniupkan ke dalam media yang berisi air atau lainnya, tidak masalah. Untuk media yang paling baik ditiup adalah minyak zaitun. Disebutkan dalam hadits Malik bin Rabi’ah, bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
كُلُوْا الزَيْتَ وَ ادَّهِنُوا بِهِ فَإنَهُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَة
"Makanlah minyak zaitun , dan olesi tubuh dengannya. Sebab ia berasal dari tumbuhan yang penuh berkah".[2]
9. Mengusap orang yang sakit dengan tangan kanan. Ini berdasarkan hadits ‘Aisyah, ia berkata: “Rasulullah, tatkala dihadapkan pada seseorang yang mengeluh kesakitan, Beliau mengusapnya dengan tangan kanan…”. [HR Muslim, Syarah An Nawawi (14/180].
Imam An Nawawi berkata: “Dalam hadits ini terdapat anjuran untuk mengusap orang yang sakit dengan tangan kanan dan mendoakannya. Banyak riwayat yang shahih tentang itu yang telah aku himpun dalam kitab Al Adzkar”. Dan menurut Syaikh Al ‘Utsaimin berkata, tindakan yang dilakukan sebagian orang saat meruqyah dengan memegangi telapak tangan orang yang sakit atau anggota tubuh tertentu untuk dibacakan kepadanya, (maka) tidak ada dasarnya sama sekali.
10. Bagi orang yang meruqyah diri sendiri, letakkan tangan di tempat yang dikeluhkan seraya mengatakan بِسْمِ الله (Bismillah, 3 kali).
أعُوذُ بِالله وَ قُدْرَتِهِ مِنْ شَر مَا أجِدُ وَ أحَاذِرُ
"Aku berlindung kepada Allah dan kekuasaanNya dari setiap kejelekan yang aku jumpai dan aku takuti".[3]
Dalam riwayat lain disebutkan “Dalam setiap usapan”. Doa tersebut diulangi sampai tujuh kali.
Atau membaca :
بِسْمِ الله أعُوذُ بِعزَِّةِ الله وَ قُدْرَتِهِ مِنْ شَر مَا أجِدُ مِنْ وَجْعِيْ هَذَا
"Aku berlindung kepada keperkasaan Allah dan kekuasaanNya dari setiap kejelekan yang aku jumpai dari rasa sakitku ini".[4]
Apabila rasa sakit terdapat di seluruh tubuh, caranya dengan meniup dua telapak tangan dan mengusapkan ke wajah si sakit dengan keduanya.[5]
11. Bila penyakit terdapat di salah satu bagian tubuh, kepala, kaki atau tangan misalnya, maka dibacakan pada tempat tersebut. Disebutkan dalam hadits Muhammad bin Hathib Al Jumahi dari ibunya, Ummu Jamil binti Al Jalal, ia berkata: Aku datang bersamamu dari Habasyah. Tatkala engkau telah sampai di Madinah semalam atau dua malam, aku hendak memasak untukmu, tetapi kayu bakar habis. Aku pun keluar untuk mencarinya. Kemudian bejana tersentuh tanganku dan berguling menimpa lenganmu. Maka aku membawamu ke hadapan Nabi. Aku berkata: “Kupertaruhkan engkau dengan ayah dan ibuku, wahai Rasulullah, ini Muhammad bin Hathib”. Beliau meludah di mulutmu dan mengusap kepalamu serta mendoakanmu. Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam masih meludahi kedua tanganmu seraya membaca doa:
أَذْهِبْ الْبَأْسَ رَبَّ النَّاسِ وَاشْفِ أَنْتَ الشَّافِي لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا
"Hilangkan penyakit ini wahai Penguasa manusia. Sembuhkanlah, Engkau Maha Penyembuh. Tidak ada kesembuhan kecuali penyembuhanMu, obat yang tidak meninggalkan penyakit"[6].
Dia (Ummu Jamil) berkata: “Tidaklah aku berdiri bersamamu dari sisi Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam, kecuali tanganmu telah sembuh”.
12. Apabila penyakit berada di sekujur badan, atau lokasinya tidak jelas, seperti gila, dada sempit atau keluhan pada mata, maka cara mengobatinya dengan membacakan ruqyah di hadapan penderita. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Nabi Shallallahu 'laihi wa sallam meruqyah orang yang mengeluhkan rasa sakit. Disebutkan dalam riwayat Ibnu Majah, dari Ubay bin K’ab , ia berkata: “Dia bergegas untuk membawanya dan mendudukkannya di hadapan Beliau Shallallahu 'alaihi wa salla,m . Maka aku mendengar Beliau membentenginya (ta’widz) dengan surat Al Fatihah”.[7]
Apakah ruqyah hanya berlaku untuk penyakit-penyakit yang disebutkan dalam nash atau penyakit secara umum? Dalam hadits-hadits yang membicarakan terapi ruqyah, penyakit yang disinggung adalah pengaruh mata yang jahat (‘ain), penyebaran bisa racun (humah) dan penyakit namlah (humah). Berkaitan dengan masalah ini, Imam An Nawawi berkata dalam Syarah Shahih Muslim: “Maksudnya, ruqyah bukan berarti hanya dibolehkan pada tiga penyakit tersebut. Namun maksudnya bahwa Beliau ditanya tentang tiga hal itu, dan Beliau membolehkannya. Andai ditanya tentang yang lain, maka akan mengizinkannya pula. Sebab Beliau sudah memberi isyarat buat selain mereka, dan Beliau pun pernah meruqyah untuk selain tiga keluhan tadi”. (Shahih Muslim, 14/185, kitab As Salam, bab Istihbab Ar Ruqyah Minal ‘Ain Wan Namlah).
Demikian sekilas cara ruqyah. Mudah-mudahan bermanfaat. (Red).
Maraji` :
1. Risalatun Fi Ahkami Ar Ruqa Wa At Tamaim Wa Shifatu Ar Ruqyah Asy Syar’iyyah, karya Abu Mu’adz Muhammad bin Ibrahim. Dikoreksi Syaikh Abdullah bin Abdur Rahman Jibrin.
2. Kaifa Tu’aliju Maridhaka Bi Ar Ruqyah Asy Syar’iyyah, karya Abdullah bin Muhammad As Sadhan, Pengantar Syaikh Abdullah Al Mani’, Dr Abdullah Jibrin, Dr. Nashir Al ‘Aql dan Dr. Muhammad Al Khumayyis, Cet X, Rabi’ul Akhir, Tahun 1426H.
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 06//Tahun IX/1426H/2005M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016]
_______
Footnote
[1]. Dinukil dari Kaifa Tu’aliju Maridhaka Bi Ar Ruqyah Asy Syar’iyyah, hlm. 41.
[2]. Hadits hasan, Shahihul Jami’ (2/4498).
[3]. HR Muslim, kitab As Salam (14/189).
[4]. Shahihul Jami’, no. 346.
[5]. Fathul Bari (21/323). Cara ini dikatakan oleh Az Zuhri merupakan cara Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam meniup.
[6]. Al Fathu Ar Rabbani (17/182) dan Mawaridu Azh Zham-an, no. 1415-1416.
[7]. Al Fathu Ar Rabbani (17/183).
[8]. Namlah adalah luka-luka yang menjalar di sisi badan dan anggota tubuh lainnya
Silahkan merujuk ke buku:
1. "Hikmah di Balik Musibah dan Ruqyah Syar'iyyah"
link: http://pustakaimamsyafii.com/hikmah-di-balik-musibah-dan-ruqyah-syariyyah-id.html
2. "Sihir & Guna-Guna Serta Tata Cara Mengobatinya"
link: http://pustakaimamsyafii.com/sihir-and-guna-guna-serta-tata-cara-mengobatinya.html
3. "Doa dan Wirid Mengobati Guna-guna dan Sihir"
link: http://pustakaimamsyafii.com/doa-dan-wirid-mengobati-guna-guna-dan-sihir.html
Sumber:
http://www.almanhaj.or.id/content/2693/slash/0
Pengobatan Ruqyah
DEFINISI: Ruqyah Syar'iyah adalah sebuah terapi syar'i dengan cara pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an dan do'a-do'a perlindungan yang bersumber dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, yang dilakukan seorang muslim, baik dengan tujuan untuk penjagaan dan perlindungan diri sendiri atau orang lain dari pengaruh jahat pandangan mata (al-'ain) manusia dan jin, kerasukan, pengaruh sihir, gangguan kejiwaan, berbagai penyakit fisik dan lain-lain; Maupun dengan tujuan untuk pengobatan dan penyembuhan bagi orang yang terkena salah satu diantara jenis-jenis gangguan dan penyakit tersebut.
PENTING: Istilah Ruqyah disertai kata Syar'iyah dimaksudkan bahwa, terapi ini dalam pelaksanaannya harus murni semurni-murninya sesuai dengan batasan-batasan Syari'ah Islam yang berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Dan hal itu baik dalam kemurnian Aqidah, niat dan tujuan, muatan dan isi, maupun tata cara pelaksanaan. Jadi harus bersih sebersih-bersihnya dari unsur-unsur campuran yang tidak berdasar (bid'ah) dan yang melanggar hukum Syara'.
URGENSI RUQYAH SYAR'IYAH:
1. Menghidupkan sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam dalam hal penjagaan dan perlindungan diri serta terapi pengobatan penyakit jiwa maupun fisik.
2. Minimnya pembentengan diri dengan wirid - wirid dan dzikir- dzikir syar'i, sehingga banyak kalangan yang berpeluang terkena pengaruh buruk pandangan mata kedengkian manusia dan jin. Disamping banyaknya korban kejahatan dunia sihir dan perdukunan.
3. Beragamnya faktor penyebab campur tangan dan gangguan jin di alam manusia melalui berbagai pintu, antara lain :
a. Pintu kelemahan kondisi psikologis (kejiwaan) seperti : Perasaan takut sekali, sedih sekali, marah sekali, kelalaian hati dari zikrudllah dan semacamnya
b. Pintu memperturutkan hawa nafsu di tengah maraknya berbagai kemaksiatan.
c. Pintu bid'ah dengan segala macam dan tingkatannya yang tersebar di tengah - tengah masyarakat.
d. Pintu dunia perdukunan, peramalan dan sejenisnya.
e. Pintu dunia beladiri dan olah kanoragan dengan menggunakan tenaga dalam.
f. Pintu dunia olah pernafasan, meditasi dan semacamnya.
g. Pintu dunia pengobatan alternatif supranatural.
h. Kencederungan umum masyarakat kepada dunia klenik, mistik dan misteri.
i. Dan lain - lain.
4. Ruqyah syar'iyah adalah sarana da'wah yang sangat efektif untuk menyelamatkan aqidah masyarakat dari bahaya kesesatan dan kesyirikan yang diakibatkan oleh maraknya dunia klenik dan perdukunan yang semakin merajalela di tengah masyarakat akhir - akhir ini. Apalagi hal itu didukung oleh kebebasan media massa cetak maupun elektronik yang mengekspos dan mempromosikannya secara besar - besaran.
5. Ruqyah syar'iyah merupakan sarana dan faktor yang sangat efektif dalam penjagaan dan peningkatan kondisi ruhani dan keimanan khususnya bagi aktifis da'wah Islam.
A. Petunjuk Al-Qur’an Tentang Pengobatan
Banyak ayat Al Qur’an yang mengisyaratkan tentang pengobatan karena Al Qur’an itu sendiri diturunkan sebagai penawar dan Rahmat bagi orang –orang yang mukmin .
“ Dan kami menurunkan Al Qur’an sebagai penawar dan Rahmat untuk orang-orang yang mu’min “( Al-Isra : 82 ). Menurut para ahli tafsir bahwa nama lain dari Al Qur’an yaitu “ Asysyifa “ yang artinya secara Terminologi adalah Obat Penyembuh.” Hai manusia , telah datang kepadamu kitab yang berisi pelajaran dari tuhanmu dan sebagai obat penyembuh jiwa ,sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman ” ( Yunus : 57 ).
Disamping Al Qur’an mengisyaratkan tentang pengobatan juga menceritakan tentang keindahan alam semesta yang dapat kita jadikan sebagai sumber dari pembuat obat-obatan .” Dia menumbuhkan tanaman-tanaman untukmu, seperti zaitun, korma, anggur dan buah-buahan lain selengkapnya . sesungguhnya pada hal-hal yang demikian terdapat tanda-tanda Kekuasaan Allah bagi orang-orang yang mau memikirkan ( An-Nahl : 11 ) Dan makanlah oleh kamu bermacam-macam sari buah-buahan, serta tempuhlah jalan–jalan yang telah digariskan Tuhanmu dengan lancar. Dari perut lebah itu keluar minuman madu yang bermacam-macam jenisnya dijadikan sebagai obat untuk manusia. Di alamnya terdapat tanda-tanda Kekuasaan Allah bagi orang-orang yang mau memikirkan “ ( An-Nahl : 69 )
B. Metoda Pengobatan Para Rasul Sebelumnya.
1. Nabi Isa. As
“ Dan akan dijadikan-Nya sebagai Rasul untuk Bani Israil .Katanya : Aku ini datang kepadamu membawa tanda Mukjizat dari tuhanmu yaitu aku dapat membuat dari tanah liat ini rangka burung untuk kalian, kemudian aku tiup lalu menjadi seekor dengan izin Allah. Dan aku sanggup menyembuhkan orang buta, penyakit sopak dan menghidupkan orang mati dengan izin Allah “ ( QS.Ali Imran : 49 ).
Menurut para Mufassir, Nabi Isa mengobati penyakit buta dan sopak dengan cara diusap dengan tangan-Nya mata yang buta dan anggota tubuh yang terkena sopak dengan izin Allah melalui mukjizatnya maka seketika itu sembuh.
2. Nabi Musa. As
Sebagai seorang Rasul yang sangat dalam ilmunya dan sanggup melumpuhkan Fira’un sang raja kafir yang sangat kuat dan menguasai sebagian besar alam, karena sangat kuasanya sampai –sampai dia mengaku dirinya tuhan dari segala makhluk.” Maka berkata Fira'un : “ Akulah Tuhan yang maha tinggi “ ( An-Naziat : 24). Nabi Musa tidak terlepas dari sifat kemanusiannya yang merupakan Sunnatulloh yaitu sakit. Beliau pernah sakit lalu memetik sehelai daun yang diniatkan sebagai obat yang hakikatnya Allah yang menyembuhkan kemudian ditempelkan pada anggota yang sakit, karena Mukjizatnya seketika itu sembuh. Dan kedua kalinya beliau sakit kemudian memetik sehelai daun secara spontanitas tanpa diniatkan sebagai obat yang hakikatnya Allah Sang Penyembuh maka ketika itu sakitnya tidak sembuh .
C. Metoda Pengobatan Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul yang diperintahkan oleh Allah untuk menyampaikan wahyu kepada umat-Nya tidak lepas tingkah lakunya dari Al Qur’an karena beliau dijadikan sebagai suri tauladan yang baik untuk semua manusia.
Firman Allah :“ Sesungguhnya pada diri Rasul itu ada terdapat suri tauladan yang baik untuk kamu ,bagi orang-orang yang mengharapkan Rahmat dan hari kemudian dan yang banyak yang memuja Allah “ ( Al Ahzab : 21) . Kata Imam Ali :“ Sesungguhnya semua tingkah laku Nabi Muhammad SAW adalah Al Qur’an ”.
1. Ruqyah
Ruqyah atau yang kita kenal dengan jampi–jampi merupakan salah satu cara pengobatan yang pernah diajarkan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammmad SAW. Ketika Rasullulloh sakit maka datang Malaikat Jibril mendekati tubuh beliau yang sangat indah kemudian Jibril membacakan salah satu doa sambil ditiupkan ketubuh Nabi, seketika itu Beliau sembuh.inilah doanya “ BismIlahi arqiika minkulli syai-in yu’dziika minsyarri kulli nafsin au-ainiasadin Alloohu yasyfiika bismIlahi arqiika ”. Ada tiga cara yang dilakukan Nabi dalam Ruqyah:
1. 1. Nafats.
Nafats yaitu membaca ayat Al Qur’an atau doa kemudian ditiupkan pada kedua telapak tangan kemudian diusapkan keseluruh badan pasien yang sakit. Dalam satu riwayat bahwasanya Nabi Muhammmad SAW apabila beliau sakit maka membaca “Al-muawwidzat” yaitu tiga surat Al Qur’an yang diawali dengan kata “ A’udzu ” Yaitu : surat An Nas, Al Falaq dan Al Ikhlas kemudian ditiupkan pada dua telapak tangannya lalu diusapkan keseluruh badan.
1. 2. Air liur yang ditempelkan pada tangan kanannya.
Di riwayatkan oleh Bukhari-Muslim : Bahwasanya Nabi Muhammad SAW apabila ada manusia tergores kemudian luka ,maka beliau membaca doa kemudian air liurnya ditempelkan pada tangan kanannya, lalu diusapkan pada luka orang itu.Inilah doanya.”ALLAHUMMA ROBBINNAS ADZHABILBAS ISYFI ANTASY-SYAFII LAA SYIFA-A ILLA SYIFA-UKA LAA YUGODIRU SAQOMAN ".
1. 3. Meletakkan tangan pada salah satu anggota badan.
Nabi Muhammad SAW pernah memerintahkan Utsman bin Abil Ash yang sedang sakit dengan sabdanya: “ Letakkanlah tanganmu pada anggota badan yang sakit kemudian bacalah “Basmalah 3x dan A’udzu bi-izzatillah waqudrotihi minsyarrima ajidu wa uhajiru 7x”
2. Doa Mukjizat
Banyak do’a-do’a untuk kesembuhan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada umat-Nya.Antara lain :” Allahumma isyfi abdaka yan-ulaka aduwwan aw yamsyi laka ila sholaah ” .
3. Dengan Memakai Madu.
Sebagaimana Ayat diatas bahwa madu Allah jadikan sebagai obat maka Rasululloh menggunakan madu untuk mengobati salah satu keluarga shahabat yang sedanga sakit .Dalam satu riwayat, ada shahabat datang kepada Nabi SAW memberitahukan anaknya sedang sakit, kemudian Nabi menyuruh orang itu meminumkan anaknya madu asli sambil membaca doa.
C. Metoda Pengobatan Hukama ( Ahli Hikmah )
Ahli Hikmah adalah orang-orang shalih yang diberikan oleh Allah ilmu dan Karomah sehingga dia tahu rahasia Allah. Para Ahli Hikmah umumnya dijadikan sebagai Thabib ( Dokter ) atau Paranormal oleh kebanyakan orang karena mereka mendapat bimbingan langsung dari Allah. ” Allah SWT memberikan Al-Hikmah (kebijaksanaan) kepada orang yang dikehendaki ”. Barangsiapa yang diberinya Al-Hikmah maka ia mendapat banyak kebaikkan. Hanya orang-orang yang mau berfikir yang dapat mengambil pelajaran” ( Al-Baqarah :269 )
1. Ruqyah ( Jampi-jampi )
Ruqyah yang diajarkan malaikat Jibril kepada Nabi dan yang dilakukan oleh Nabi. Lain dengan ruqyah yang dilakukan oleh Hukama, tetapi doa yang mereka gunakan pengertiannya sama. Para ahli Hikmah apabila mengobati seseorang dengan cara ruqyah dengan membaca ayat Al Qur’an atau doa kemudian ditiupkan kedalam air yang nantinya air itu diminum oleh si Pasien. Salah satu contoh bacaan ruqyah Hukama : Membaca Al-Fatihah untuk Nabi, keluarga, shahabat dan para wali seperti Syeikh Abdul Qodir Jailani, kemudian membaca doa untuk kesembuhan .
2. Wafaq
Wafaq ialah ayat Al Qur’an, Asma Allah, zikir atau doa yang ditulis diatas benda seperti kertas, kain yang dijadikan sebagai media pengobatan atau lainnya oleh para Ahli hikmah. Salah satu contoh : Wafaq untuk orang yang sakit hati (Liver) ditulis pada gelas putih kemudian diisi air lalu diminumkan. Insya Allah sembuh. (Tulis huruf Ha besar 2 kali dan huruf Ain 6 kali).
Definisi.
An-Nusyroh adalah bentuk mahsdar dari kata “Nasyaro” yang artinya menebarkan. Firman Allah: ”Dan Dialah yang menurunkan hujan setelah mereka putus asa, dan Dia tebarkan RahmatNya, dan Dialah Maha Pelindung lagi Maha Terpuji” (QS. Asy-Syuara : 28).
Ø Lois Ma’lu : An-Nusyroh adalah Ruqyah yang mengobati orang yang sakit jiwa (gila) atau sakit-fisik.
Ø Abu Sa’adat : An-Nusyroh adalah bagian dari pengobatan Medis dan Ruqyah yang mengobati orang yang terkena sentuhan Jin.
Ø Ibnu Jauzi : Annusyroh adalah melepaskan pengaruh sihir pada orang yang terkena sihir. Tidaklah seorang mampu melepaskan pengaruh sihir melainkan orang yang mengerti tentang sihir.
Dasar Hukum.
Nabi saw ditanya tentang An-Nusyroh? Beliau menjawab: “ An-Nusyroh adalah perbuatan Syaitan ”. ( HR. Abu Daud ). Semula Nabi saw melarang mengobati dengan cara An-Nusyroh karena mengandung unsur syirik dan bersekutu dengan Jin dan Syaitan, tetapi kemudian beliau membolehkan jika An-Nusyroh dengan menggunakan ayat Al-Qur'an dan doa.
Methoda Pengobatan dengan An-Nusyroh.
Berdasarkan definisi diatas dapat kita rangkum An-Nusyroh adalah pengobatan dengan cara medis dan Ruqyah yang mengobati orang yang terkena pengaruh sihir dan sentuhan Jin dan Syaitan yang mempengaruhi fisik dan mental. Jadi mengobatan dengan cara An-Nusyroh ada dua cara:
1. Pengobatan dengan Cara Medis.
Pengobatan dengan cara medis dengan menggunakan ilmu kedokteran atau dengan ramuan yang mengandung obat untuk menyembuhkan penyakit.
Madu dan Buah-buhan.
“Kemudian makanlah dari tiap-tiap macam buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan bagimu. Dan dari perut lebah itu keluar minuman (Madu) yang bermacam-macam warnanya, didalamnya ada obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda kebesaran tuhan bagi orang yang memikirkan” (QS. An-Nahl : 69)
Susu Murni.
“Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagimu. Kami memberimu minum dari apa yang berada dalam perutnya berupa susu yang bersih antara kotoran dan darah yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya” (QS. An-Nahl : 66)
Korma Ajwa ( Korma Nabi ).
Korma adalah salah satu buah yang sering nabi anjurkan untuk mengkonsumsinya terutama bagi orang yang berbuka puasa, karena korma mengandung zat gula yang baik untuk pertumbuhan badan, ada korma khusus untuk pengobatan yaitu Korma Ajwa.
Nabi saw bersabda: ”Korma Ajwa adalah obat dari segala penyakit”
2. Pengobatan dengan Cara Ruqyah.
Ruqyah adalah bentuk tunggal dari kata Ruqo artinya jampi-jampi maksudnya jampi-jampi dengan menggunakan bacaan atau mantra untuk menolak pengaruh sihir dan godaan Syaitan dan Jin yang mempengaruhi fisik dan mental manusia.
“Tidak ada Ruqyah kecuali untuk melepaskan pengaruh mata (sihir) dan sengatan hewan berbisa” (HR. Ahmad, Abu Daud dan Attirmizi) “Dari Auf bin Malik berkata : Kami pernah me-Ruqyah seorang pada zaman Jahiliyah, kemudian kami bertanya: Wahai Rosullulloh bagaimana menurut pendapatMu tentang yang demikian? Maka Nabi bersabda: Jelaskan kepadaKu tentang Ruqyah kalian. Tidaklah mengapa Ruqyah yang tidak ada unsur syirik” (HR. Muslim)
Bacaan untuk Me-Ruqyah :
1. Istia’dzah (Mohon perlindungan).
“Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS. Al A’rof : 200).
Secara langsung Al-Qur'an tidak menjelaskan lafadz-lafadz yang dipakai untuk perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan tetapi kemudian Nabi mengajarkan beberapa lafadz yang dibaca untuk berlindung kepada Allah dari godaan syaitan antara lain :
· A’udzu bIlahi minasysyaithonir-rojim
· A’udzu bIlahis-sami’il alim minasysyaithonir-rojiim
· A’udzu bikalimatIlahit-taammaati minsyarrimaa kholaq
· A’udzu bikalimaatIlahit-taammaati min godhobihi waI’qobihi wasyarri ibadihi wamin hamazaatisy-syayaathini wa-ayyahdhuurun
· A’udzu biIzzatIlahi waqudrotihi min syarrimaa ajidu wa-uhajiru
· A’udzu bIlahi minasyyaithonir-rojim min hamzihi wanafkhihi wanaftsihi
2. Ayat Al-Qur'an.
Pada hakikatnya semua ayat Al-Qur'an dapat dijadikan sebagai pelindung orang-orang yang beriman dari segala godaan syaitan dan sebagai obat dari segala penyakit akan tetapi ada beberapa ayat atau surat tertentu yang diajarkan Nabi yang dapat dijadikan sebagai Ruqyah untuk menangkal penyakit yang disebabkan oleh pengaruh sihir atau godaan Syaitan dan Jin.
“Dan apabila kamu membaca Al-Qur'an niscaya kami adakan antara kamu dan antara orang–orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat suatu dinding (pelindung) yang tertutup” (QS. Al Isra : 45). ”Dan kami turunkan dari Al-Qur'an itu sebagai Penyembuh dan Rahmat bagi orang-orang yang Mukmin, dan ia (Al-Qur'an) tidak menambah bagi orang-orang yang zhalim melainkan kerugian” (QS. Al Isra : 82)
· Al Muawwidzatain (An-Naas dan Al Falaq)
· Al Fatihah
· 4 ayat diawal surat Al Baqarah
· Al Baqarah ayat 163 dan 164
· Ayat Kursi (Al Baqarah : 255)
· 3 ayat diakhir surat Al Baqarah
· Ayat pertama surat Ali Imran
· Ali Imran ayat 18
· Al A’raf ayat 54
· Al Mu’min ayat 116
· Al Jin ayat 3
· 10 ayat diawal surat Ash- Shoffat
· 3 ayat diakhir surat Al Hijr
· Yunus : 81
· Al Anbiya : 70
· Al Furqon : 23
· Al A’rof : 118-119
3. Doa Mohon Kesembuhan.
Banyak sekali doa untuk perlindungan dari syaitan dan kesembuhan penyakit yang ada didalam Al-Qur'an atau yang diajarkan oleh Nabi, disini kami ungkapkan beberapa doa yang diajarkan oleh Nabi:
· BismIlahi turbatu ardhinaa biriiqoti ba’dhina yasyfibihi saqiimana bi-izni robbina
· Allahumma Robban-naas Azhibilbaas Isyfi antasysyaafii Laa syifaa-a Illaa syifaa-uka Syifaa-an laayugoodiru saqoman.
· Amsahil baas Robbannaas Biyadikasy-syifaa Laa kaasyifalahu Illaa anta
Tata-cara Me-Ruqyah.
”Setiap penyakit itu ada obatnya, jika tepat obatnya maka penyakit akan sembuh dengan izin Allah ‘Azza wa Jalla” (HR. Muslim). Firman Allah : ”Jikalau Allah menimpakan bahaya (penyakit) kepadamu maka tidak ada yang dapat menghalanginya selain Dia dan jikalau Allah menghendaki kebaikan untukmu maka tidak ada yang dapat menghalangiNya, kebaikan itu diberikan olehNya kepada orang yang dikehendaki dari hamba-hambaNya. Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Yunus: 107)
Tidaklah semua orang dapat disembuhkan dengan Ruqyah Al-Qur'an atau doa-doa yang diajarkan oleh Nabi, apabila jiwanya tidak diisi dengan ke-yaqin-nan dan penuh pasrah kepada Allah serta tidak menyimpang dari ketentuan Ruqyah.
> Dibacakan dan ditiupkan pada kedua telapak tangan kemudian diusapkan pada anggota badan mulai dari kepala, muka, bagian depan badan dada dan seterusnya.
“Hadits dari A’isyah: Bahwasanya Nabi saw apabila berbaring ditempat tidur maka Ia gabungkan kedua telapak tanganNya, kemudian ditiupkan pada keduanya sambil membaca “Al Muawwidzat” (Al Ikhlas, Al Falaq dan Annas) lalu beliau mengusapkan kedua telapak tangan mulai dari bagian kepala, bagian muka dan bagian depan badan hingga tubuh yang dapat dijangkau . Beliau kerjakan tiga kali. A’isyah berkata: ”Tatkala aku merasa sakit maka beliau menyuruh aku mengerjakan seperti ini” (HR. Bukhari-Muslim)
> Dibacakan pada ibu jari kemudian ditempelkan pada bumi lalu ibu jari diletakkan pada anggota tubuh yang sakit.
“Hadits dari A’isyah: Bahwasanya Nabi saw apabila ada seorang merasa tubuhnya ada yang sakit maka beliau meletakkan ibu jariNya pada tanah kemudian diangkatnya sambil membacakan doa: ”BismIlahi turbatu ardhinaa Biriiqoti ba’dhinaa Yusqoobihi saqiimunaa Bi-izni robbinaa” (HR. Bukhari dan Muslim)
> Mengusapkan tangan pada anggota yang sakit sambil membaca Ruqyah.
“Hadits dari A’isyah: Bahwasanya Nabi saw pernah mendoakan salah satu kelarganya yang sakit dengan meletakkan tangan kanannaya (pada tubuh yang sakit) sambil membaca: ”Allahumma robbannaas Azhibil baas Isyfi antasysyafii Laa syifaa-a illaa syifaauka Syifaa-an laa yugoodiru saqoman” (HR. Bukhari dan Muslim)
> Dibacakan Ruqyah pada bejana yang berisi air dan ditiupkan ke-dalamnya kemudian menyuruh penderita untuk meminumnya atau mandi dengan air tersebut.
“Hadits dari A’isyah, Ia pernah membawa air zamzam kemudian ia memberitahu (kepada para shahabat) bahwasanya Rosululloh saw membacakan doa pada air zamzam yang ada dalam bejana dari kulit lalu beliau menuangkan air itu pada gelas dan meminumkannya kepada orang-orang yang sakit” (HR. Muslim).
“Dan Allah menurunkan kepadamu air hujan dari langit untuk menyucikan kamu dengan hujan itu menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan Syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan mempertaguh dengannya telapak kakimu (pendirianmu) “ (QS. Al Anfal : 11)
Didalam Islam bersuci ada dua bagian: pertama bersuci yang bersifat lahiriyah yaitu bersuci badan dari hadats dan najis dengan air muthlak dan kedua bersuci yang bersifat bathiniyah yaitu menjauhkan diri dari sifat-sifat yang buruk yang disebabkan oleh pengaruh Syaitan.
Cara Meminum air Zamzam atau air Asma :
· Meminum air dengan niat untuk kebaikan dunia dan akhirat
· Menghadap kiblat ketika hendak meminum
· Membaca shalawat untuk Nabi saw
· Membaca Basmalah
· Membaca doa.
· “Allahumma inni as-aluka ilman nafi’an warizqon wasi’an wasyifa’an min kulli da’in”
· Tiga kali nafas ketika meminum
· Minum sampai rasa haus hilang
· Setelah minum kemudian air diusapkan pada kepala, muka dan dada tiga kali.
Penyakit yang Dapat Disembuhkan dengan Ruqyah.
> Perintah untuk Berobat :
“Sesungguhnya Allah Ta’ala tidaklah menurunkan suatu penyakit, kecuali Allah telah menurunkan pula obatnya, baik obat yang telah diketahui oleh orang maupun yang belum diketahuinya, kecuali mati” (HR. Al-Hakim) “Berobatlah wahai hamba-hamba Allah karena sesungguhnya Allah tidaklah menurunkan suatu penyakit, kecuali telah diturunkan pula obatnya, selain penyakit yang satu yaitu penyakit tua (pikun) “ (HR. Ahmad, Ibnu Hibban dan Al-Hakim).
> Perintah Konsultasi kepada Ahli Pengobatan :
“Maka pertanyalah kepada orang-orang yang mempunyai keahlian jika kamu tidak mengetahui” (QS. An-Nahl : 43) “Katakanlah: Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya(propesinya) “ (QS. Al Isra : 84). Nabi saw bersabda: ”Obat segala kesulitan adalah bertanya (konsultasi)
> Larangan dalam Berobat :
Berobat kepada yang bukan Ahlinya :
“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu kedalam kebinasaan dan berbuat baiklah karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik” (QS. Al Baqarah: 195). Nabi saw bersabda: ”Apabila sesuatu perkara diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah kehancurannya”
Berobat dengan Sesuatu yang Dilarang Allah :
“Sesungguhnya Allah Ta’ala tidaklah menjadikan obat untuk penyembuhanmu pada hal-hal yang diharamkan atasmu” (HR. Aththabrani). Meskipun berobat itu diperintahkan agama tetapi penggunaan obat dibatasi pada hal-hal yang halal. Jadi tidak dibenarkan menjadikan sesuatu yang haram menjadi obat, seperti berobat dengan meminum darah atau minuman keras atau berobat dengan memakan makanan yang diharamkan Allah. ”Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi dan binatang yang (ketika disembelih) disebut nama selain Allah” (QS. Al Baqarah : 173)
I. Penyakit Fisik.
Sebab-sebab Penyakit terdiri dari Dua Golongan :
· Sebab-sebab dari dalam ialah kelainan-kelainan dari tubuh sendiri yang pada umumnya tidak diketahui dengan jelas apa sebabnya.
· Sebab-sebab dari luar ialah segala sebab yang asalnya dari luar. Hal ini dapat dibedakan menjadi enam macam:
· Sebab Mekanis, seperti luka terkena benda tajam atau tumpul, kena tembak atau terjatuh.
· Sebab Fisik, seperti terkena api atau benda panas, terkena aliran listrik, disambar petir
· Sebab Kimia, seperti keracunan.
· Sebab jasad Renik atau Makro, seperti bakteri, virus, serangga atau cacing-cacing.
· Sebab kekurangan unsur tertentu dalam konsumsi, seperti vitamin, mineral, yudium.
· Sebab kejiwaan, seperti kesusahan, trouma, ketakutan.
Mengobati penyakit fisik lebih dominan menggunakan medis atau ilmu kedokteran tetapi tidak menjamin untuk sembuh maka solusinya banyak pasien yang datang untuk berobat Atternatif seperti Terapi, Reflexsiologi, Ruqyah atau lainnya
II. Penyakit disebabkan Pengaruh Sihir, Syaitan atau Jin.
· Sihir perceraian
· Sihir guna-guna
· Sihir Hipnotis
· Sihir gila
· Sihir lesu
· Sihir suara panggilan
· Sihir penyakit
· Sihir pendarahan
· Sihir menghalangi sesuatu ( Rejeki, tamu, keinginan beribadah, dll. )
· Sihir mandul atau susah hamil
buka link ini :
http://www.hendra1310.multiply.com/journal/item/3
quran-online
www.tvquran.com/
Tanzil : Quran Navigator
Quran MP3 - القرآن الكريم - koran karem
- audio.islamweb.net
- imaanstar.com/quran
- mp3
- Quran MP3 - القرآن الكريم - koran karem
- www.quranicaudio.com
- http://www.tvquran.com/Alafasi_d.htmBisa
- http://quransound.com/
- http://www.wordreference.com/aren/
- http://www.quranflash.com/en/index.html
- http://www.vradio.org/downloads.php
- http://olysus.com/2008/09/05/murottal-al-quran-high-quality-download-gratis/
- http://www.mp3quran.net/
- http://myquran.org/
- http://quran.muslim-web.com/
- http://www.quranexplorer.com/quran/
- http://www.TvQuran.com
radio & tv sunnah
- islamic-center
- adio.daarelsalam
- radio
- radiorodja
- tvQuran
- hang
- vradio.org
- radiokonsultan.multiply.com
- radio.aswaja.net
- islamic-center.or.id
- radio.daarelsalam.org
- http://www.sss-tv.com/
- kajianonlinemedan.com
- http://www.kajianonlinemedan.co.cc/
- radiodakwahislamiyah
- radiodakwahislamiyah.blogspot.com
- an-nashihah
- rasuldahri
- radiomuadz
- tvQuran.com
- radio hang
- radio.syiarsunnah.com
- vradio.org
- radioqu.com
- darussunnah.or.id
- radiosalafy.com
- usa.syiarsunnah.com
- http://radio.aswaja.net/
- radiomadufm.com
- ahsan.tv
- annashradio
- quranicaudio.com
- radioukhuwahislamiyah.com
- indo.syiarsunnah.com
- syiarsunnah.com/radio-online
- radiomuslim.com
- radio.ngaji-online.com
- rasikafm.com
- rodjatv.com
- http://ahsan.tv/panel/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar