Assalamu 'alaykum...
Bismillah...
Di antara hak teman mu adalah menerima alasan yang di sampaikannya. Ketika salah seorang teman mu berbuat jelek ato kesalahan kepadamu kemudian datang menyampaikan alasan kepada mu, maka terimalah alasannya.
Hal ini termasuk kemuliaan, karena udzur (alasan) di terima oleh orang-orang yang punya kemuliaan. Menerima udzur teman, juga mendatangkan pahala yang banyak.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Barangsiapa yang menerima udzur seorang muslim maka Allah akan memaafkan kesalahannya." ( H.R. Abu Daud ).
Terlebih lagi seseorang yang terpandang yang kita tidaj mengetahui kejelakannya, kita harus menerima udzurnya.
Rasulullah shallahu 'alaihi wassalam bersabda : "Terimalah udzur orang-orang yang punya kedudukan atas kesalahan-kesalahan mereka." ( H.R. Abu Daud ).
Ibnul Mubarak rahimahullah berkata, "Seorang mukmin mencari udzur bagi temannya. Adapun seorang munafik, dia mencari-cari kesalahan orang lain."
Bagaimana Jika Orang Yang Meminta Udzur Berdusta Dalam Udzur Yang Disampaikannya?
Jika terjadi hal demikian, maka bersikaplah seperti yang di ajarkan oleh Ibnul Qayyim rahimahullah, "Barangsiapa yang berbuat jelek kepadamu kemudian datang untuk minta udzur atas kejelakannya kepadamu maka sifat tawadhu' mengharuskan engkau menerima udzurnya.
Baik udzur tersebut benar atau batil (dusta).
Dan kau serahkan isi hatinya kepada Allah.
Menerima udzur orang lain adalah bukti tawadhu'.
Ibnu Qayyim rahimahullah berkata, "Tanda kemuliaan dan tawadhu' adalah ketika engkau melihat cela dalam udzurnya namun tetap engkau terima dan tidak membantahnya, serta berkata : 'Mungkin saja masalahnya seperti yang kau sebutkan'. ( Lihat Ni'Matul Ukhuwah hal. 79-83 ).
Tafadhol yang mau share berbagi ilmunya. ^_^ ^_^
Bismillah...
Di antara hak teman mu adalah menerima alasan yang di sampaikannya. Ketika salah seorang teman mu berbuat jelek ato kesalahan kepadamu kemudian datang menyampaikan alasan kepada mu, maka terimalah alasannya.
Hal ini termasuk kemuliaan, karena udzur (alasan) di terima oleh orang-orang yang punya kemuliaan. Menerima udzur teman, juga mendatangkan pahala yang banyak.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Barangsiapa yang menerima udzur seorang muslim maka Allah akan memaafkan kesalahannya." ( H.R. Abu Daud ).
Terlebih lagi seseorang yang terpandang yang kita tidaj mengetahui kejelakannya, kita harus menerima udzurnya.
Rasulullah shallahu 'alaihi wassalam bersabda : "Terimalah udzur orang-orang yang punya kedudukan atas kesalahan-kesalahan mereka." ( H.R. Abu Daud ).
Ibnul Mubarak rahimahullah berkata, "Seorang mukmin mencari udzur bagi temannya. Adapun seorang munafik, dia mencari-cari kesalahan orang lain."
Bagaimana Jika Orang Yang Meminta Udzur Berdusta Dalam Udzur Yang Disampaikannya?
Jika terjadi hal demikian, maka bersikaplah seperti yang di ajarkan oleh Ibnul Qayyim rahimahullah, "Barangsiapa yang berbuat jelek kepadamu kemudian datang untuk minta udzur atas kejelakannya kepadamu maka sifat tawadhu' mengharuskan engkau menerima udzurnya.
Baik udzur tersebut benar atau batil (dusta).
Dan kau serahkan isi hatinya kepada Allah.
Menerima udzur orang lain adalah bukti tawadhu'.
Ibnu Qayyim rahimahullah berkata, "Tanda kemuliaan dan tawadhu' adalah ketika engkau melihat cela dalam udzurnya namun tetap engkau terima dan tidak membantahnya, serta berkata : 'Mungkin saja masalahnya seperti yang kau sebutkan'. ( Lihat Ni'Matul Ukhuwah hal. 79-83 ).
Tafadhol yang mau share berbagi ilmunya. ^_^ ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar