Saudaraku........
Ambillah ajaran Islam dari sumber yang murni [al Qur'an dan Hadits Shahih] ittiba' Rasulullah dan para sahabat [3 generasi terbaik], mengambil selain dari mereka itu, dapat berpotensi tercampur dengan bid'ah.
Ambillah air yang murni dari sumber mata air, sebab apabila engkau ambil dari yang bukan dari sumbernya maka ia dapat tercampur dengan sampah dan kotoran-kotoran lainnya apabila ia semakin jauh mengalir.
Ibarat sebuah aliran air yang memancar dari sumbernya, yang bening, yang sejuk menyegarkan, maka begitu pula dengan Islam. Pada masa nubuwwah, kebeningan dan kemurnian Islam benar-benar terjaga. Semua masalah dikembalikan kepada beliau. Semua perkara dapat dituntaskan dengan wahyu atau petunjuk beliau.
Allah memerintahkan kepada Nabi, beribadah dengan cara 'A'. Nabi dan para sahabat pasti melakukannya dengan cara 'A'. Para Tabi'in juga pasti dengan cara 'A'. Kemudian para Tabi'it tabi'in pasti juga melakukannya dengan cara 'A'. Tapi tiba-tiba kita melakukannya dengan cara 'AB'. Darimana datangnya tambahan cara 'B' tersebut ? Apakah ada tuhan yang lain ?
WALAUPUN ' B' NILAINYA BAIK (HASANAH) TAPI KALAU BUKAN ALLAH YANG MENYURUH, APAKAH YANG ' B' NILAINYA BAIK (HASANAH) BISA MENJADI BENAR ?
Skematisasi : Bid'ah > Tertolak > Sesat > Neraka
Generasi terbaik umat ini adalah para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka adalah sebaik-baik manusia. Lantas disusul generasi berikutnya, lalu generasi berikutnya. Tiga kurun ini merupakan kurun terbaik dari umat ini. Dari Imran bin Hushain radhiyallahu ‘anhuma, bahwa dia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
خَيْرَ أُمَّتِـي قَرْنِي ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ
“Sebaik-baik umatku adalah pada masaku. Kemudian orang-orang yang setelah mereka (generasi berikutnya), lalu orang-orang yang setelah mereka.” (Shahih Al-Bukhari, no. 3650)
Mereka adalah orang-orang yang paling baik, paling selamat dan paling mengetahui dalam memahami Islam. Mereka adalah para pendahulu yang memiliki keshalihan yang tertinggi (as-salafu ash-shalih).
Karenanya, sudah merupakan kemestian bila menghendaki pemahaman dan pengamalan Islam yang benar merujuk kepada mereka (as-salafu ash-shalih). Mereka adalah orang-orang yang telah mendapat keridhaan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mereka pun ridha kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS. At-Taubah: 100)
- Emas yang murni itu lebih baik daripada emas campuran atau emas palsu.
- Hadits yang Shahih itu lebih baik daripada Hadits yang Dha'if atau Hadits yang Palsu.
Wallahu a'lam
Anwar Baru Belajar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar