Bila Hati Suamiku ber"Poligami"

Bismillahirrahmanirrahiim,

Malam sudah sangat larut tapi mataku belum juga bisa terpicing. Kulirik sosok suamiku yg sedang asyik dengan buku “Sudoku”nya (mirip2 seperti TTS tapi yg harus diisi angka2, untuk mengasah otak dan ketelitian). “Tidur yuk, pa,” sapaku lembut. “Bentar ya ma, nanggung nih.. bobok duluan ya,” ucapnya lembut tapi matanya masih menempel pada buku itu. Huuh… rasanya “nona” Sudoku itu bikin cemburu saja. Ku tutup pelan buku itu, yess…. Berhasil aku mencuri perhatiannya. bola matanya yg “hitam dan dalam” memandang ku (MasyaAllah… sebelum menikah dulu, mana berani aku memandang mata itu, bisa2 jantungku melompat keluar lagi.. selain dosa juga kalee..). Nah, ini kesempatan ngobrol, pikirku. “Pa, aku kok gampang cemburu ya.. sama “Sudoku” aja aku gak rela dicuekin. Wah, gak siap bener nih kalo dipoligami”, aku memulai percakapan.


Tiba-tiba dengan wajah yg serius, sambil memperbaiki posisi duduknya Ia menatapku lekat-lekat. “Ma, sebelumnya aku mohon maaf..” ucapnya pelan. Woow.. ada apa nih.. “saat ini pun hatiku sudah ber”poligami”, maafkan aku..” Rasanya tak percaya, kutatap manik matanya. “Papa bo’ong ach..” suaraku melemah. “Sungguhan ma.. “ . Masa sih.. aku gak percaya, batinku.. Aku terdiam, menarik nafas panjang… (sumpah I love you… I miss you.. eh bukan maksudnya… sumpah aku belum siap dipoligami)


“Gadis atau janda,” ucapku terbata. “gadis, ma..” jawab suamiku. “masih muda..?” . suaraku rasanya mulai hilang… air mata mulai mengambang di pelupuk. “masih muda dan cantik,” ucap suamiku. Huuh.. teganya… ditanya masih muda atau enggak, kenapa malah ditambah embel2 cantiik siih.. kupalingkan wajahku, diam2 mengusap airmata ini.
“Ketemu dimana dan kapan..?,” aku bertanya lagi. “Setiap hari..”, jawabnya. “Maaf kan ya ma, jika gadis yg diam-diam kukasihi itu ada dua orang..” , Haaah… dua..? Gubraak… (kalo begini sih, mendingan sakit gigi daripada sakit hati..)


Sepertinya, suamiku kali ini sungguh-sungguh dengan ucapannya… Ya Allah, berikan aku kekuatan… jangan berikan aku cobaan yg berat, amiin. Batinku diam-diam mulai berdoa . “Berapa umurnya, pa.” tanyaku pelan. Suamiku memegang telapak tanganku yg dingin.. “sangat muda, ma… yg satu 5 tahun dan yg lain 7 bulan..” jawabnya tersenyum menggoda.. Seketika itu juga bibirku mengembang dan memukuli suamiku dengan bantal bertubi-tubi.. Karena dua gadis yg dimaksudnya adalah anak2 gadis kami. Huuh… suamiku nakal… godain aja..


Semoga sahabatku yg membaca sedikit tersenyum, makin menyayangi suami/istrinya masing2 (bukan suami/istri orang lain) dan anak2 mu yg lucu.. amiin.


Hanyalah sebuah catatan ringan gak maksud bikin kontroversi tentang poligami, jadi bacanya juga nyantai aja kalee..

Nb : Pa, aku gak sungguhan cemburu kok sama buku “Sudoku” kamu.. he3x..:D selamat kerja ya yang.. Doaku selalu menyertaimu.


Wassalam,
Cibubur 15 April 2010



RINA SYARIF,
Yg lemah dan miskin ilmu.

Note :foto Ilustrasi bersumber dari google