Kamis, 01 Juli 2010

Untuk YanG AkaN sEgeRa MeniKaH, bERencaNa MeniKah, IngiN mEniKaH, AtAupuN SuDaH mENIkaH

Di Sebuah Kamar yang menjadi saksi tangis dan tawa kita, 23.45 WIB

Bismillah..

Belum bisa tidur,, padahal besok pagi harus dobel masak sekalian buat bekal makan siang kamu di kantor :) , karena hari selasa adalah jadwal pengajian tafsir ba’da dhuhur di kantor, jadi ga pulang deh siangnya. sambil nongkrongin facebook, iseng2 bikin note di samping kamu yg sudah tertidur pulas,, kamu lucu banget sih kalo lagi tidur begitu, sayang.. kayak anak kecil,hehe.

tak terasa, sudah 57 matahari terbit kita saksikan berdua setelah sekian lama melihat cerahnya sendiri saja.Sepertinya baru kemarin kamu mengikrarkan ijab qabul sambil menjabat tangan Bapak, dan ‘membeli’ kehalalanku atasmu dengan seperangkat alat shalat, surat Ar-Rahmaan, dan uang sebesar 307 Ribu Rupiah 86 Real.

Momen indah yang begitu menegangkan sekaligus mengharukan.
‘Hal Jazaa’ul ihsaani illaa al-ihsaan…’
subhanallah,,,betapa ayat yang kamu lantunkan dengan lantang itu mengirim ribuan volt arus listrik ke sekujur tubuhku,, ‘apakah balasan untuk suatu kebaikan selain kebaikan(pula)?’.. berkali teriring ayat itu dengan kalimat ‘fabiayyi aalaa’i rabbikumaa tukadzdzibaan’
Hal Jazaa'ul Ihsaani illaa Al-Ihsaanu

Hal Jazaa'ul Ihsaani illaa Al-Ihsaan.. Fabiayyi aalaa'i rabbikumaa tukadzdzibaan

agar tiada kufur diriku hingga senantiasa ingat bahwa Allah-lah yang telah Menghimpun kita berdua dalam mahligai ini, bukan karenamu, bukan karenaku. innal hamda lillaah.. tiada habis lautan syukurku kepada Engkau yang telah mengirimkanku sebuah kebaikan yang kan menuntunku kepada kebaikan hingga akhirnya aku dikembalikannya kepadaMu dalam sebuah kebaikan pula, aamiin..

_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _

Pernikahan itu indah dan menenangkan. Semoga tidak terlalu terburu-buru aku mengatakannya mengingat dua purnama saja belum genap aku menjadi bagian kisahnya. Namun ijinkan aku menuliskan itu untuk meyakinkan para rekan yang tengah ragu melangkah menghampirinya.
Beberapa ada yang bertanya baik dengan serius ataupun sekedar membuka obrolan tentang bagaimana rasanya menikah atau tentang apakah yang jadi berbeda antara sebelum dan sesudah menikah(hayo, ngaku.. siapa yg pernah nanya begituu?:D:D ). Karena sepertinya itu adalah the most lovable question setelah pertanyaan ‘dah isi belom?’-hmmmmm, hehe,,doakan yang terbaik yaa.. ikhtiar mah tetep insya Allah ^^- sehingga membuatku berpikir lagi untuk tidak sekedar menggugurkan kewajiban dengan menjawab:
‘yaaa.. jelas beda, ntar rasain sendiri deh pas udah nikah:)’.

Hmm, teman,, setelah menikah sebagai seorang perempuan tentu perbedaan yang paling pertama kurasakan usai mitsaaqan ghalidzaa itu terucap adalah berpindahnya pengutamaan ketaatanku setelah kepada Allah yaitu dari orang tuaku kepada beliau, suamiku.
Perginya aku ke suatu tempat adalah atas ijinnya,
memutuskannya aku atas suatu perkara adalah atas persetujuannya,
pilihanku atas busana yang kukenakan adalah atas ridhanya,
berteman aku dengan seseorang adalah dengan restunya,
bukan lagi atas orang tuaku terlebih dahulu.Jelas bukan, perbedaannya? :-)

Sejak aku mulai membuka mata di pagi hari hingga ku memejam mata pada malamnya, yang ada di sisiku bukan lagi sebuah angin sepi, tapi ada seseorang di sini. Aku telah menjadi seorang istri, ada tanggung jawab dan hak di pundakku yang tentunya sangat berbeda dibanding aku semasa sendiri saja. Ada seseorang yang harus kuurusi dan kulengkapi kebutuhannya. Aku sebagai istri bertanggung jawab untuk mengurus dirinya, dari mulai membuatkan minuman hangat di pagi hari, menyiapkan sarapan,memastikan bahwa ada pakaian matching dan telah siap ia gunakan untuk berangkat ke kantor, mengupayakan semaksimal mungkin agar ia tidak jatuh sakit, merawatnya ketika mulai flu dan bersin-bersin agar tidak menjadi parah, dsb. Aku juga bertanggungjawab mengelola tempat tinggalnya dan memenej keuangan rumah tangganya.

Hidup dengan orang yang tadinya asing di bawah satu atap yang sama selama 7×24 jam dalam sepekan bukanlah hal yang mudah, aku harus menyesuaikan kebiasaan yang telah lama kubawa sejak kecil dengan kebiasaannya yang juga telah menjadi adatnya sedari dulu.
Misalnya saja, aku tidak bisa tidur tanpa kipas angin yang menyala sedangkan suamiku sangat tidak tahan jika menghadap kipas angin selama tidur, alhasil kadang aku harus berela diri kepanasan sepanjang malam atau suamiku terpaksa kembung-kembung dan masuk angin saat bangun di pagi hari sehingga aku harus memijatnya^^.
Atau aku yang suka dengan makanan yang bergenre asin dan tidak terlalu suka manis, sedang suamiku sangat suka makanan yang manis dan berkecap, apapun masakannya harus ada kecap di meja:-) (yang awalnya sangat aneh bagiku, masa soup jagung macaroni dikecapin*__*, tapi lama-lama ya terbiasa juga, hehe) sehingga aku harus menyesuaikan saat memasak makanan, ketika kucicipi sudah terasa pas kutambah satu/dua sendok gula atau kecap sehingga menjadi pas untuk suamiku, dulu waktu belum tau trik-nya masakanku selalu dibilang kurang manis melulu, -ya kan, mas?- hehe,..

Aku katakan pernikahanku indah bukan berarti tidak ada riak-riak dalam rumah tanggaku. Ombak kecil itu biasa, orang bilang sebagai bumbu katanya, tapi sungguh ungkapan itu bukan bohong, itu benar-benar bumbu yang menyedapkan dan membuat indah.
Sejak awal memutuskan menikah dan dengan siapa akan menikah, perbedaan yang sifatnya prinsip, seperti visi, misi, komitmen yang perlu ditunaikan satu sama lain, keselarasan cara pandang,dsb sebaiknya harus telah diseleksi sedetail mungkin sehingga ke depannya nanti tidak perlu ada konflik besar yang bukan lain dan jelas pasti biasanya berasal dari perbedaan hal-hal prinsip seperti tadi. Yang tinggal hanyalah pasir-pasir dan sedikit kerikil kecil yang melengkapi pesona pernikahan itu sendiri, pesona saat saling merajuk dan meminta maaf, pesona saat berhasil memecahkan keheningan dengan rayuan dan gombalan yang membuat rindu,pesona ketika sama-sama menemukan bagaimana harus saling menyikapi saat aku sedang begini dan suamiku sedang begitu.
mengukir pesona dengan pasir dan kerikil...

mengukir pesona dengan pasir dan kerikil...

Seni mengukir pesona dengan pasir dan kerikil,, bukankah itu layak disebut indah? ^_^

Kukatakan juga bahwa pernikahan itu menenangkan. Kadangkala, sebagian orang mendefinisikan bahwa rasa biasa, tak lagi bergejolak seperti dulu sebelum menikah,tak lagi menggebu-gebu layaknya dahulu belum saling memiliki, dsb adalah refleksi dari kebosanan yang merupakan ancaman bagi pernikahan.
Tapi kami berdua mencoba memandangnya dari sudut yang berbeda, bagi kami ketidakmenggebuan itu adalah rasa tenang, ketidakbergejolakan lagi itu adalah rasa aman, yang merupakan wujud dari sebuah anugerah dan nikmat yang luar biasa yang tiada akan dinikmati jika belum merasakan pernikahan. Karena itulah Al-Quran menyebutnya sebagai Sakinah. Rasa tenang, aman, damai karena telah ada seseorang di sisi. Rasa tentram, nyaman, dan lega yang justru menciptakan kasih sayang yang menggelora lebih daripada yang pernah kita duga.
Menenangkan bukan?^_^

Yang juga menjadi sangat berbeda bagiku setelah menikah adalah dengan gratis aku dianugerahi sebuah keluarga lagi. Sekarang aku punya 2 Ibu dan Bapak, saudara perempuanku ditambah lagi 3 orang, saudara iparku ditambah juga 3 orang, aku juga punya keponakan kandung 3 orang dalam sekejap. Menyenangkan bukan?^^.
Sebagai orang baru, aku harus pintar-pintar bersikap dan mengelola diri dalam bersosialisasi dengan mereka. Bagi papa dan mama, aku adalah anak bungsu mereka bukan lagi menantu. Saudara ipar bukan lagi ipar karena sudah menjadi kakak kandungku sendiri. Menyenangkan sekali menjadi bungsu :) -bukan kamu lagi bungsunya, mas^_^-. Tidak perlu memark-up diri di hadapan mereka, cukup menjadi diri sendiri dan menyesuaikan sebaik mungkin sehingga rasa saling mencintai itu bisa tumbuh dari hari ke hari dengan alami.
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ ___ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _

Aku selalu terkesan dengan kasih sayangmu itu setiap hari.
Every day I Love You, Mas... Insya Allah...^_^

Every day I Love You, Mas... Insya Allah...^_^

Ada saja sikapmu yang membuatku merasa menjadi yang paling berharga bagimu.

Dibuat istimewa oleh orang yang sangat istimewa membuatku tak henti bersyukur dan bertahmid bahwa Milik Allah-lah segala Puji.

Subhanallah, lindungilah kami berdua, Ya Allah..

Berikanlah kekuatan kepada kami agar bisa menciptakan keindahan dan ketenangan ini selamanya sampai kami kembali Engkau himpun dalam Surgamu..

Hasbunallah..

cukuplah Engkau sebagai Pelindung dan Penolong bagi kami.

Fawatstsiqillahumma Raabithatahaa, Wa Addim wuddahaa…

-Semoga Bermanfaat-


Sumber : http://innallahamaana.wordpress.com/2009/03/18/untuk-yang-akan-segera-menikah-berencana-menikah-ingin-menikah-ataupun-sudah-menikah/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar