Senin, 01 Maret 2010

3 Perbedaan Penting antara Ahlussunnah dan Syiah

• AHLUS SUNNAH 
Dinamakan dengan Ahlus Sunnah karena pengikutnya senantiasa berpegang teguh kepada Sunnah Rosulullah, dan dinamakan juga dengan Al Jama’ah karena pengikutnya adalah merupakan mayoritas pemeluk Islam yang bersatu dalam kebenaran dan tidak berpecah belah di dalamnya, mereka senantiasa mengikuti konsep para pemimpin kebenaran dan tidak pernah menyelisihi mereka dalam satu perkarapun di bidang masalah aqidah. (Al Mausu’ah Al Muyassaroh Fil Adyan wal Madzahib wal Ahzab Al Mu’ashiroh, DR. Mani’ Al Juhani 1/40). 

“…dan ummatku akan terpecah menjadi 73 ajaran / kelompok, semuanya dalam Neraka kecuali satu ajaran/kelompok.” Para sahabat bertanya: “Siapakah kelompok itu wahai Rosulullah?” beliau menjawab: “Kelompok yang ajarannya sesuai dengan ajaranku dan para sahabatku.” (HR. Tirmidzi dan dihasankan oleh Syekh Al Albani).

• S Y I ’A H / RAFIDHAH 
Syi’ah dari segi bahasa berarti Kelompok. Adapun dari segi Istilah, mereka adalah Suatu kelompok yang mengaku mengikuti Ali bin Abi Thalib, padahal sesungguhnya mereka tidak mengikutinya dengan sebenarnya. Syi’ah lahir kepermukaan ketika seorang yahudi bernama Abdullah bin Saba’ hadir dengan mengaku sebagai seorang muslim, mencintai Ahlul Bait (keluarga nabi), berlebih-lebihan di dalam menyanjung Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, dan mendakwakan adanya wasiat baginya tentang kekhalifahannya, yang pada akhirnya ia mengangkatnya sampai ke tingkat ketuhanan. 


1). PARA SAHABAT 

• AHLUS SUNNAH 
Para Sahabat Rosulullah adalah manusia terbaik dari umat Ini, yang telah diridhai oleh Allah :

“Orang- orang yang terdahulu lagi yang pertama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang -orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga- surga yang mengalir sungai- sungai di dalamnya selama lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. (QS. AtTaubah 100) 
Rosulullah bersabda: 

“Sebaik baik umatku adalah generasiku, kemudian generasi setelah itu, kemudian generasi setelah itu.” (HR. Bukhari)

• S Y I ’A H / RAFIDHAH 
Para sahabat adalah manusia yang paling jahat dari umat ini, mereka semua telah murtad setelah wafatnya Rosulullah kecuali sedikit. 

• Al Kulaini menyebutkan dalam kitab Ar Raudhah minal Al Kafi, Hal: 245, : “dari Hanan dari Bapaknya dari Abi Ja’far , beliau berkata: “Sesungguhnya Manusia telah murtad setelah wafatnya Rosulullah kecuali tiga orang. Kemudian saya bertanya: Siapa yang tiga orang tersebut? Kemudian beliau menjawab: “ Al Miqdad bin Aswad, Abu Dzar Al Ghifari dan Salman Al Farisi.”

• Al Majlisi menyebutkan di dalam bukunya Biharul Anwar 30/237, ia berkata: “Riwayat- riwayat telah menyebutkan kepada kufurnya Abu Bakar dan Umar, serta besarnya pahalah melaknat keduanya dan berlepas diri darinya. Kebid’ahan mereka berdua tidak akan muat untuk di tulis di dalam satu jilid 
buku ini atau beberapa jilid yang lain.”

• Zaenuddin Al Bayaadhi di dalam bukunya, Ash shirothal mustaqim ila mustahiqqit Taqdim 3/129: “Sesungguhnya Umar telah menyembunyikan kekufuran dan menampakkan keislaman.” 

• Al Majlisi menyebutkan di dalam bukunya Biharul Anwar 30/237: “Penjelasan tentang dua orang Badui yang pertama dan kedua (Abu Bakar dan Umar) yang belum pernah beriman kepada Allah walau sesaatpun juga.” 


2). AHLUL BAIT (KELUARGA RASULULLAH) 

• AHLUS SUNNAH 
Ahlul Bait adalah keluarga Ali, keluarga ‘Aqil keluarga Ja’far, keluarga Abbas, dan demikian pula istri-istri Rosulullah adalah dari keluarga beliau sesuai dengan firman Allah : 

“Hai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik, dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih bersihnya. Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat ayat Allah dan hikmah (sunah Nabimu). 
Sesungguhnya Allah adalah Maha Lembut lagi Maha Mengetahui. (QS. Al Ahzab 32 34) 

Mereka tidak ma’shum dari kesalahan, sebagian Ahlul Bait ada yang shaleh dan sebagian ada yang fasiq. 

• S Y I ’A H / RAFIDHAH 
Ahlul Bait adalah Ali bin Abi Thalib dan keturunannya. Adapun Istri-istri nabi, maka mereka tidak termasuk ke dalamnya. Ahlul Bait adalah orang-orang yang ma’shum dari kesalahan dan dosa. Oleh sebab itulah Syi’ah selalu mencaci istri- istri Rosulullah:

• Ja’far Al Murtadha di dalam bukunya Haditsul Ifk hal 17, ia berkata: 
“Sesungguhnya kita meyakini sebagaimana diyakini oleh para ulama kita, para pakar dan peneliti, bahwa Istri Rosulullah sangat dimungkinkan seorang wanita kafir sebagaimana istri Nuh dan Istri Luth.” Maksud istri Rosul menurut mereka adalah Aisyah dan Hafshah. 

• Hasyim Al Bahroni di dalam Tafsirnya Al Burhan 4/358: dari Syarofuddin AnNajafi, ia berkata, Dari Abu Abdillah beliau berkata: dalam firman Allah : 

“Allah membuat istri Nuh dan istri Luth perumpamaan bagi orang orang kafir. 
(QS. At Tahrim 10) 
Ia berkata: perumpamaan yang dibuat oleh Allah bagi Aisyah dan Hafshah. 

• Al Majlisi menyebutkan di dalam Bihrul Anwar 32/286: dari Ash Shadiq  
dalam firman Allah : 

ْDan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali, (QS. An Nahl 92) 
Ia berkata: yang dimaksud adalah Aisyah. Karena ia telah menguraikan keimanannya. 

• Sementara Muh. Al Ayyasyi telah menyebutkan di dalam tafsir Surat Ali Imran 1/342: Dari Abu Abdillah , ia berkata: Apakah kalian tahu apakah Rosulullah wafat atau terbunuh? Sesungguhnya Allah telah berfirman:

Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? (QS. Ali Imran 144) 

Maka Rosulullah itu telah diracuni sebelum mati, karena keduanya (‘Aisyah dan Hafshah) telah meminumkannya. 


3. KITAB SUCI 

• AHLUS SUNNAH 
ALQUR’ANUL KARIM yang dijamin keasliannya, tidak ada perubahan, penambahan atau pengurangan di dalamnya. 

“Yang tidak datang kepadanya (Al Qur’an) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji. (QS. Fushilat 42) 

• S Y I ’A H / RAFIDHAH 
ALQUR’AN MISTERIUS, karena Al Qur’an yang ada menurut Syi’ah telah 
berubah: 

• Al Kulaini berkata di dalam bukunya Al Kafi yang dianggap buku paling shahih oleh kalangan Syi’ah, 2/634: Dari Hisyam dari Salim dari Abi Abdillah AS: Sesungguhnya Al Qur’an yag dibawa oleh Jibril kepada Rosulullah sebanyak 17000 ayat, dan yang terkenal saat ini bahwa ayat Al Qur’an tidak 
lebih dari 6000 ayat kecuali sedikit. 

• Abul Hasan Al ‘Amili, ia berkata di pada pembukaan kedua di dalam Tafsirnya Mir aatul Anwar wa Miskatul Asror hal: 36: “Ketahuilah, sesuai dengan riwayat riwayat mutawatir berikut ini dan riwayat riwayat lainnya, bahwa Al Qur’an yang ada di tangan kita saat ini, telah terjadi perubahan di 
dalamnya setelah wafatnya Rosulullah , dan orang orang yang mengumpulknya setelah beliau telah menghilangkan berbagai kata dan ayat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar