Nasihat Luqman kepada anaknya selain yang bertemu di dalam Al-quran surat Luqman dari ayat 13-19, juga tersebut
Di dalam beberapa kitab. Di antaranya tersebut di dalam "Tafsir Ruhul Ma'ani", jilid ke 21, halaman 83, dan kitab
"Hidayatullah Mursyidin" oleh Guru Besar Syekh Ali Mahfuz yang ertinya sebagai berikut :
1. Hai anakku! ketahuilah sesungguhnya dunia laksana lautan yang dalam, banyak manusia yang karam
kedalamnya.Kalau engkau ingin selamat, supaya jangan karam, layarilah dia dengan sampan yang bernama taqwa,
isinya ialah iman dan layarnya ialah tawakal kepada allah.
2. Orang-orang yang selalu menyediakan dirinya untuk menerima nasihat maka dirinya akan mendapat penjagaan dari
allah, orang yang biasa dirinya insaf dan sabar kerana menerima nasihat orang lain, tandanya orang itu akan sentiasa
menerima kemuliaan dari allah, berasa hina diri dalam beribadat dan bertaat kepada allah ta'ala akan menimbulkan rasa
lebih dekat kepada allah dan lebih menghindarkan diri kepada maksiat.
3. Marahnya orang tua dalam mendidik anaknya, tak ubahnya seperti pupuk bagi tanam-tanaman.
4. Hai anakku! Jauhkanlah dirimu dari berhutang sesungguhnya berhutang itu menjadikan dirimu hina diwaktu siang dan
gelisah diwaktu malam.
5. Hai anakku! Selalulah berharap kepada allah harapan-harapan yang hasilnya tidak akan membawa engkau untuk
menderhakai allah, takutlah kepada allah dengan sebenar takut yang biasa melapaskan engakau dari sifat berputus asa
terhadap rahmat allah.
6. Seorang pendusta lekas hilang air mukanya (tak dipercayai orang) dan seorang yang sudah rosak akhlaknya akan
banyak gelamunnya terhadap yang salah-salah, memindahkan batu yang besar lagi berat dari tempatnya ketempat yang
lain, lebih mudah daripada memberi pengertian kepada orang yang tidak mahu mengerti.
7. Hai anakku! Engkau sudah merasakan bagaimana beratnya membawa batu yang besar, besi yang berat dan lain-lain
yang sangat beratnya, tapi akan lebih berat lagi dari itu, bila mempunyai tetangga yang jahat, engkau telah merasakan
bermacam-macam kepahitan tapi akan terasa lebih pahit lagi bila hidup dalam keadaan fakir dan miskin.
8. Hai anakku! Engkau jauhilah bersifat dusta, sebab berdusta itu enak sekali mengerjakannya, seperti enaknya
memakan daging burung, sedikit saja berdusta, akibatnya tetap akan memberi bahaya.
9. Hai anakku! Kalau bertemu dua kejadian, antara menjenguk orang mati dengan menghadiri pesta kahwin maka
pergilah menjenguk orang mati, sebab akan mengingati diri pulang kekampung akhirat, sedang menghadiri pesta kahwin
hanya mengingati diri kepada kesenangan duniawi saja.
10. Hai anakku! Janganlah engaku makan sampai kenyang yang berlebih-lebihan.Sesungguh
yang engkau makan sampai kenyang berlebih-lebihan itu kepada seekor anjing adalah lebih baik daripada engkau
memakannya.
11. Hai anakku! Janganlah engkau terus menerus menelan kerana manisnya sesuatu, dan jangan pula lekas engkau
muntahkan kerana pahitnya.(Yang manis itu biasanya mendatangkan penyakit,sedangkan yang pahit biasa menjadi ubat)
12. Makanlah makananmu bersama-sama dengan orang-orang yang bertaqwa kepada allah,rundingkanlah urusanmu
kepada alim ulama' (dengan cara minta nasihat kepadanya)
13. Bukanlah baik namanya, bila engkau selalu mempelajari segala macam ilmu yang belum engkau ketahui, sedang
ilmu yang telah diperolehi belum lagi engkau amalkan. Hal seperti ini tak ubahnya dengan perbuatan seseorang yang
mencari kayu api, setelah dikumpulkan,lalu dipikulnya, tapi dia tak kuat membawanya , kemudian dia tambah lagi.
14. Hai anakku! Kalau engkau ingin hendak mengambil seseorang menjadi teman, maka ujilah dia lebih dahulu dengan
cara membuat dia marah, kalau dia di waktu marahnya masih memberikan keinsafan (kesedaran) kepada engkau, maka bolehlah dia dijadikan teman, kalau tidak begitu, maka hendaklah engkau berhati-hati.
15. Hendaklah selalu tutur katamu baik dan wajahmu manis, engkau akan lebih disukai orang lebih disukainya dari orangorang
yang sudah pernah memberikan pemberian yang mahal-mahal.
16. Hai anakku! Kalau engkau berteman, tempatkanlah dirimu sebagai orang yang tidak mengharapkan sesuatu
daripadanya, dan pasti dia akan selalu mengharapkanmu.
17. Hai anakku! Jadikanlah dirimu dalam segala tindak tandukmu, seperti orang yang tidak mengharapkan pujian
seseorang dan tidak pula menimbulkan celaan orang.Dirinya bekerja kelihatan letih, tapi manusia selalu memandangnya
dengan tenang.
18. Hai anakku! Usahakanlah jangan sampai keluar dan mulutnu kata-kata kasar, sesungguhnya engkau akan selamat
bila engkau bersifat pendiam.Kalau akan berbicara juga, bicaralah yang akan mendatangkan manfaat kepada orang lain.
19. Hai anakku! Janganlah engkau condong ke dunia ini dan janganlah hatimu repot kerana dunia saja, kerana engkau
dijadikan allah bukanlah untuk dunia. Tidak adalah makhluk yang dijadikan allah, lebih hina daripada orang yang telah
terpedaya oleh dunia. Mati sebab akan mengingati diri pulang ke kampung akhirat, sedangkan menghadiri pesta kahwin
hanya mengingati diri kepada kesenangan duniawi saja.
20. Hai anakku! Janganlah engkau ketawa kalau bukan kerana sesuatu yang mencengangkan (menggelikan), janganlah
engkau berjalan tanpa ada tujuan yang tertentu, janganlah engkau menanyakan sesuatu yang tidak berguna bagimu,
janganlah menyia-yiakan hartamu, sedangkan harta orang lain engkau pelihara, kerana sesungguhnya yang menjadi
hartamu ialah yang engkau usahakan, sedang harta orang lain itu belum tentu menjadi milikmu.
21. Hai anakku! Siapa yang penyayang tentu akan disayangi orang pula, siapa yang tidak pandai menahan lidahnya
berkata yang buruk tentu dia akan menyesal akhirnya.
22. Hai anakku! Bergaul rapatlah dengan alim-ulama', diam dan dengarlah baik-baik segala nasihatnya, sesungguhnya
hati akan hidup dengan adanya cahaya hikmah (ilmu pengetahuan) sebagaimana tanah biar subur kerana air hujan,
janganlah engkau membantah mereka, tentu mereka akan marah kepadanya.
23. Engkau ambillah harta benda dunia ini sekadar keperluan dan nafkahkanlah yang selebihnya untuk keperluan di
akhirat nantinya,jangan engkau tendang kehidupan dunia ini seluruhnya, engkau akan menjadi pengemis yang akan
menambah berat tanggungjawab orang lain. Janganlah engkau berteman dengan orang bodoh dan janganlah pula
dengan orang yang bermuka dua (tidak berpendirian)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar