Nabi Saw bersabda "Setiap orang yg membaca, La Ilaha Illallah 100 x, pada Hari Kiamat nanti, dia dibangkitkan dengan muka berseri seperti bulan purnama. Hanya amal yg serupa atau lebih banyak yg dapat menandingi amal itu (HR. ath-Thabrani)
"Ada 2 kalimat yg sangat ringan di lidah, tetapi sangat berat ketika ditimbang, serta sangat dicintai Allah, yaitu, Subhahallah Wabihamdih Subhanallahil-Azhim (HR. al Bukhari)
"Ada 2 kalimat yg sangat ringan di lidah, tetapi sangat berat ketika ditimbang, serta sangat dicintai Allah, yaitu, Subhahallah Wabihamdih Subhanallahil-Azhim (HR. al Bukhari)
"Sungguh telah datang kepada kalian mau’idzah dari Rabb kamu dan obat penawar bagi apa yang ada dalam rongga dadamu (hati), yang akan menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang yang beriman." (QS Yunus ayat ayat 57)
Tombo Ati artinya obat penawar bagi hati. Hati manusia selalu dihinggapi oleh bermacam-macam penyakit. Seperti penyakit hasad, dengki, dendam, riya’, syahwat, ghibah, namimah dan lain sebagainya yang sangat merusak dan mengotori hati manusia. Termasuk didalamnya adalah gelisah cemas dan ragu-ragu. Penyakit hati seperti itu, perlu pengobatan agar mendapat pencerahan dan pembersihan.
Amradhul Qulub Wa Syifauha, seperti yang dungkapkan oleh Ibnu Thayyimiyah dalam salah satu bukunya, perlu mendapat pengobatan. Sebab apabila tidak mendapat perhatian yang serius, akan menyebabkan sekujur tubuh manusia menjadi sakit dan menyulitkan manusia menempuh hidup yang wajar.
Diantara obat yang diperlukan adalah, seperti tersebut dalam ungkapan Tombo Ati, sebagai berikut.
Tombo Ati Iku Limo Warnane
Moco Qur’an angen-angen sak Maknane
Kaping Pindo, Shalat Wengi Lakonono
Kaping Telu, Wong Sing Shaleh Kumpulono
Kaping Papat, Kudu Weteng Ingkang Luwe
Kaping Limo, Zikir Wengi Ingkang Suwe
Mongko Sopo Biso Ngalakoni
Insya Allah Ta’ala Ngijabahi
Kelompok Musik Kiai Kanjeng melantunkan syair ini dalam bentuk nyanyian dengan perpaduan musik instrument gamelan, dengan beberapa alat musik modern. Musik Kiai Kanjeng, sudah tidak asing lagi, terutama bagi kaum muslimin di Jawa.
Satu persatu untaian syair di atas akan dijelaskan pada bab-bab berikut dalam buku ini.
Dalam bahasa Indonesia syair tersebut berarti sebagai berikut:
Obat hati itu ada lima macam sebutan
Pertama, membaca dan mendalami kandungan al Qur’an.
Kedua, shalat malam hendaklah didirikan
Ketiga, menjalin persahabatan dengan para shalihin.
Keempat, tidak membiarkan perut kekenyangan.
Kelima, zikir malam hari harus bekesinambungan
Barangsiapa yang mampu menjalankan.
Pasti Allah Ta’ala akan mengabulkan
Sayyid Abu Bakar Syatha dalam Kitab Kifayatul Atqiya’ menjelaskan pula tentang
tombo Ati, yang disebut Dawa’un Qalb. Dalam syairnya seperti berikut ini, ia bersenandung:
Wa Dawa’un Qalbi Khamsatun
Fa Tilawatun yatadabbarul Ma’na
Wa Libathnil khala
Waqiyamil Laili
Wa Thadharra’u Bis Sahri
Wa Mujalisatus Shalihin Al Fudhalla.
Dalam kitab Shifatus Shafwah, Imam Ibnu Jauzy menjelaskan kembali pengertian lima dawaul qalb yang di maksud, yaitu : Qira’atul Qur’an dengan bertafakkur akan kandungannya. Mengosongkan perut dengan mengurangi banyak makan. Qiyamul lail, Bertadarru’ di waktu sahur, yakni menjelang fajar. Duduk bergaul dengan para shalihin.
Mewaspadai Perjalanan Ruhani.
Obat atau penawar hati adalah pengobatan istensif bagi ruhani. Kehidupan ruhani orang beriman wajib terus menerus mendapat penjagaan agar tidak mudah terjangkit penyakit hati dan terkena rasukan setan. Kewaspadaan sangat diperlukan karena kedudukan hati di dalam tubuh manusia adalah seprti seorang Raja yang memerlukan pengawalan yang ketat. Kerajaan tubuh manusia rentan oleh beberapa penyakit. Pertama hati yang menjadi sasaran, kemudian merambat keseluruh tubuh manusia. Lahir maupun batin.
Hati dan ruhani, wajib terbebas dari kotoran yang akan membawa penyakit. Diantara kotoran yang mudah menghinggapi hati
Malas melaksanakan bermacam-macam ibadah yang telah diatur dalam Islam.
Riya’ ketika melaksanakan ibadah.
Tidak istiqamah ketika beribadah.
Banyak pertimbangan yang bersifat duniawi.
Empat hal ini adalah awal dari penyakit hati yang secara perlahan-lahan akan menutup permukaan hati menjadi gelap. Kemudian berkembang menjadi penyakit ruhani secara keseluruhan, yakni penyakit yang akan memotong-motong kehidupan ruhani, menjadi bagian-bagian kecil, agar mudah terserang penyakit. Yakni sifat-sifat jelek yang sudah tersedia dalam jiwa manusia berupa maksiat batin.
Dalam perkembangan selanjutnya setelah ruhani terpotong-potong, diikuti oleh perilaku yang melalaikan, yaitu kesenangan-kesenangan yang menina bobokkan jiwa. Di mulai dari dosa-dosa kecil, seperti berdusta, tidak jujur, angkuh, dan lain sebagainya, lalu meningkat kepada maksiat yang besar, seperti menipu, judi, zina mencuri, minuman keras, kemudian syirik.
Pencerahan kembali hati yang sudah terjangkit penyakit membutuhkan waktu dan obat mujarrab secara bertahap. Mulai dari menyadarkan kembali ruhani, menghidupkan kembali hati yang mati. Pertobatan adalah salah satu dari awal pengobatan. Kesadaran untuk kembali kepada Allah, akan menjadi obat mujarrab apabila keinginan itu langsung diikuti dengan amal ibadah yang dilaksanakan secara sadar dan bertanggungjawab, ikhlas dan penuh rasa penyesalan, dan tidak akan mengulangi kembali.
Menghidupkan tekad (mujahadah) teus menerus sehingga penyakit yang menutup hati berangsur-asngsur mendapatkan pengobatan yang intensif.
Bersungguh-sungguh dalam melaksanakan ibadah setelah memasuki wilayah pertobatan adalah cara terbaik memulihkan kembali penyakit hati. Demikian juga bagi orang mukmin, harus selalu memperbaharui keyakinan dan keikhlasannya, secara berkesinambungan. Mewaspadai amal badah agar tidak tercampur dengan perilaku syirik dan berhati-hati dari rongrongan setan dalam setiap kesempatan.
Obat-obat penyakit hati bagi orang beriman, mudah diperoleh. Ia harus memulai pengobatan itu dari dalam dirinya sendiri.
Kesadaran ruhani diperlukan untuk mencapai tingkat iman, hendaklah menjadi sesuatu yang diperlukan. Ia tidak boleh acuh tak acuh, di saat ruhaninya membutuhkan kekuatan, Ia wajib berusaha mendapatkan kekuatan itu. Sebab apabila ia tidak menghiraukan, maka secepat kilat penyakit hati yang telah dipersiapkan oleh setan melompat masuk ke dalam qalbnya terutama ketika dalam kealpaan (cemas dan ragu) Maka resep pengobatan hati dan ruhani yang harus selalu dipersiapkan adalah seperti bunyi syair pada awal bab ini.
Membaca Kitab Suci Al Qur’an.
Membaca al Qur’an adalah salah satu obat penawar bagi peyakit hati yang secara umum di kenal oleh setiap muslim. Ia merupakan awal dari sebuah pengobatan dan permulaan dari sekian banyak kebaikan. Sumber dari semua amal ibadah. Simpul dari kesalehan yang berkelanjutan. Penghujung dari kebaikan dan kemenengan.
Membaca Al Qur’an saja sudah sebagai obat penenang jiwa. Sedangkan bertadabbur dan memahami maknanya adalah cahaya yang membuka pikiran manusia mendekati Sang Khalik Maha pencipta.
Membaca Al Qur’an adalah irama ruhani yang mencari jalan menuju Rabbul’alamin. Getaran wahyu dari kalamullah yang di baca oleh orang beriman, mengangkat ruhaninya kepada getaran Ilahiyah yang makin mendekatkan dirinya kepada Allah . Makna yang terkandung didalamnya membuka daya pikirannya kepada amal saleh dan bermacam-macam ibadah wajib dan sunnah, yang akan menempatkan manusia kepada derajat hidup yang sempurna lahir dan batin.
Makin mendalam kandungan makna Al Qur’an itu difahami, makin tumbuh keyakinannya kepada kebesaran Allah Jalla Jalaluh. Dengan demikian terbuka pula kehidupan duniawi baginya yang cerah dan kehidupan ukhrawi yang membahagiakan.
Makna batin dari ayat-ayat Al Qur’an yang di baca, mencakup kehidupan batiniyah yang bersifat ukhrawi, dan makna lahir mencakup kehidupan lahiriyah yang bersifat duniawi. Setiap huruf dari ayat-ayat yang tertulis dalam Al Qur’an memiliki makna tersendiri . Sebagaimana umumnya di kenal dalam bahasa dan sastera Arab, masing-masing huruf mempunyai bobot tersendiri. Akan tetapi bukan mantera yang mengandung magic. Juga bukan huruf-huruf sakti yang mengandung kekuatan yang dipergunakan untuk mendapatkan atau menolak sesuatu. Oleh karena huruf dan ayat dalam Kitab Suci Al Qur’an adalah wahyu Ilahi yang diwujudkan dalam kalamullah, maka Al Qur’an sangat dihormati dan disucikan oleh ummat Islam. Bahkan mendapat pemeliharaan dan pengawasan langsung dari Allah. Firman Allah : " Kami (Allah ), yang menurunkan Al Qur’an itu dan Kami juga yang akan mengawasibya." (QS Al Hijir ayat 9.)
Pengawasan dan penjagaan Allah itu dapat dibuktikan sampai hari ini. Huruf, kalimat dan surat-surat dalam Al Qur’an, bahkan makna, isi dan kandungannya, terpelihara dengan sempurna. Tidak ada perubahan satu huruf dan satu titik pun dalam Al Qur’an. Keaslian ayat-ayat Al Qur’an diuji sendiri oleh Malaikat Jibril selama hayatnya Muhammad Saw. Setiap bulan Ramadhan Malaikat Jibril mendatangi Nabi Muhammad Saw untuk membaca dan mengoreksi kembali bacaan dan hafalan beliau.
Keotentikan Al Qur’an dikagumi, tidak hanya oleh orang-orang beriman, bahkan orang-orang yang bukan muslim, juga mengagumi keaslian dan kesuciannya. Beberapa orientalis telah menulis buah pikiran mereka tentang Al Qur’anul Karim, sebagai berikut: I Christy Wilson dalam tulisannya berjudul " Intruductin Islam", ia berkata: "Next to the Bible it (Qur’an) is the most steemed asnd most peweful religion book in the world" (Setelah Bible, maka Al Qur’an adalah Kitab Suci yang paling di junjung tinggi dan paling berbobot di dunia.)
Charles Francies Potter, menulis: "It is more read than any other in the World. The Christian Bible my be a word best seller, but nearly 250 million followers of the Proper Mohammaed read or recite long sections of Al qur’an five times a day, every day of their lives, from the time they can talk."[ Al Qur’an itu lebih banyak di baca dibandingkan dengan buku apa pun di dunia ini. Bibel orang Kristen boleh jadi adalah buku yang paling laris di dunia, tetapi sekitar 250 juta pengikut (1955) sekarang (2005) lebih dari satu Milyard) pen.,- pengikut Muhammad Saw membaca dan melagukan Al Qur’an lima kali sehari, sejak mereka mulai dapat berbicara"].
Menjalani Pengobatan.
Membaca Al Qur’an dengan lisan, hendaklah dengan kesadaran, bahwa apa yang sedang di baca itu adalah benar-benar kalamullah. Membaca Kitab suci haruslah berkenyakinan dan wajib dihidupkan keyakinan itu, bahwa ia sedang berdialog dengan Allah Rabbul Jalil sendiri, melalui Kitab Suci. Tidak boleh semata-mata hanya seperti membaca buku pengetahuan yang tidak memberi bekas ke dalam batin dan tidak menggerakkan jiwa untuk berbuat dan tidak mendapatkan sentuhan ruhani dan rahmat dari Allah , Khaliq Rabbul’alamin.
Membaca Al Qur’an selain melantunkannya melalui lisan, namun yang sangat benar adalah melantunkan ayat-ayat suci itu melalui hati, iramanya harus mampu menggetarkan jiwa, dan menggoreskannnya ke dalam batin, agar ia menjadi obat penawar bagi penyakit hati seperti sudah dijelaskan di atas. Ketika ayat-ayat suci itu sudah menjadi hiasan ruhani manusia, maka otomatis ia akan menjadi penawar bagi penyakit hati.
Firman Allah Ta’ala: "Kami (Allah ), turnkan Al Qur’an itu agar menjadi syifa’ (obat penawar) dan membawa rahmat bagi orang beriman………………………" (QS. Al Isra’ ayat 82.)
Kebiasaan membaca AL Qur’an secara rutin, bagi seorang muslim, sangat diperlukan agar hatinya tertuntun oleh kalamullah setiap saat. Ia wajib membiasakan dirinya dengan ayat-ayat Allah di setiap saat.
Seperti membaca setiap selesai shalat maghrib , beberapa ayat., dengan memahami arti dan kandungannya. Agar di malam hari itu seorang muslim terlindung jiwanya dan tenang hatinya.
Membaca ayat-ayat Al qur’an, menjelang waktu shubuh,dan setelah shalat shubuh, agar hati menjadi cerah, menghadapi kehidupan di siang hari.
Membaca Al Qur’an ketika menghadapi masalah-maslah hidup duniawiyah, yang tidak terpecahkan atau keruwetan hidup yang musykilat, sehingga pikiran dapat dipusatkan kembali, dan hati menjadi tenang.
Orang mukmin yang sudah terbiasa secara rutin membaca Al Qur’an, akan menjaga waktu-waktunya, karena melaksanakan bacaan Al qur’an menurut waktu-waktu yang sudah ditetapkannya sendiri, menjadi kebiasaan yang menyenangkan. Akan timbul kerinduan kepada ayat-ayat Al Qur’an, apabila pada suatu saat ia lupa membacanya.
Keagungan Al Qur’an memang meliputi seluruh kebutuhan lahir dan batin manusia.
Pikiran menjadi cerah, hati menjadi tenang, dapat diperoleh dengan ber kesinambungan dengan cara membaca Al Qur’an di waktu-waktu yang sudah ditetapkan.
Renungkan firman Allah berikut ini:" Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah, mendirikan shalat dan menafakahkan sebagian dari rizki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi. Niscaya Allah, akan menyempurnakan untuk mereka pahala, dan menambahkan untuk mereka karuniaNya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri" (QS. Al Fathir ayat 29-30)
Menghidupkan Malam Dengan Qiyamul Lail.
Qiyamul Lail atau shalat Lail termasuk obat penawar penenang hati. Shalat malam adalah penangkal dan perisai menghadapi tipuan dan jaringan yang di buat setan. Kepandaian setan menangkap manusia dan memasukkannya ke dalam penjara yang disiapkanya, sangat membahayakan keimanan manusia.
Banyak orang yang terperangkap oleh godaan setan karena mereka tidak berhati-hati dan menganggap sepele. Untuk menghadapi dan menangkal perangkap berbahaya itu, orang beriman wajib memperkuat dirinya dengan senjata ampuh, yaitu qiyamul lail (shalat malam).
Ada beberapa penyakit yang dapat diobati dengan qiyamul lail. Yang berhubungan dengan lahiriyah manusia, seperti tekanan darah, stress dan depressi mental, dapat dicegah dengan kekhusyu’an di waktu shalat malam. Ketenangan dan heningnya malam hari membuat manusia dalam keadaan tenteram jiwa dan tenang batinnya. Jiwanya akan terangkat kepada suasana hening. Sedangkan taqarrubnya akan mengangkatnya kepada kesucian hati dan pencerahan jiwa. Suasana akrab dengan Allah Al Malikul Ma’bud, dalam taqarrub yang terus menerus akan membuat jiwanya sadar merasakan makna hidup bagi dirinya dan sebagai seorang hamba dari sang Maha Pencipta langit dan bumi.
Kehidupan malam dan suasana taqarrub yang menyelusup masuk ke dalam qalb orang mukmin menjadi penawar khusus bagi pengobatan hati.
Rasulullah Saw bersabda:
"Laksanakan qiyamul lail, karena qiyamul lail itu merupakan kebiasaam orang-orang salih sebelum kamu. Menjadi taqarrub kepada Rabb kamu, bahkan menjadi maghfirah kesalahan dan penangkal dosa-dosa." (HR. Tirmizi).
Dikatakan juga dalam riwayat Imam Muslim: "Sesungguhnya pada malam hari itu ada saat-saat permohonsn seorang muslim dikabulkan oleh Allah Ta’ala. Apabila seorang muslim memohon kebaikan kepada Allah Swt, pasti ia akan mendapatkan kebaikan itu. Demikian itu berlaku setiap malam. Kesibukan seorang muslim di malam hari adalah taqarrubnya kepada Allah Pbgasa alam semesta. Ia ibarat burung malam yang berterbangan meramaikan malam hari. Seorang muslim meramaikan malam dengan shalat lail, membaca AL Qur’an dan aneka macam zikir.
Keuntungan yang diperoleh bagi orang yang menghidupkan malam dengan qiyamul lail antara lain:
Hati yang kusut kembali menjadi jernih..
Unsur-unsur dunia yang menggelisahkan hati akan luntur dengan sendirinya.
Menghidupkan kembali rasa optimisme dalam jiwa..
Bertambah dekat dan cinta orang mukmin kepada Allah Rabbul ‘Izzah, sebagai sumber dari semua kehidupan.
Obat penawar yang diperoleh dari kebiasaan qiyamul lail adalah:
Jiwa selalu bersih dan hati menjadi tenang.
Jantung menjadi stabil debarannya, karena tidak terburu-buru .
Beberapa penyakit ruhani akan terobat oleh lantunan zikir di keheningan malam.
Perhatikan seorang penyair bersinadung ketika malam-malam qiyamul lail berada dalam pelukanntya.
Jangan engkau tinggalkan kehadirannya
Tamu yang hadir tengah malam
Mengantarkanmu ke taman ketenangan tanpa resah.
Desah malam menghibur jiwamu, bagai gadis terlepas dari pingitan
Ia datang membawa mawar narwastu
Bagai Jibril menyongsong Muhammad Saw, di malam-malam Ramadhan
Membisikan dan melantunkan zikir
Dengan desah nafas penuh harapan mendekap hatimu
Jangan biarkan ia berlalu tanpa dekapan akrab cintamu
Jangan biarkan ia menikmatinya sendiri tanpa bersamamu.
Karena malam-malam itu segera lewat, dalam kesendirianmu.
Lailah, Ya Lailah, jangan biarkan ia berpamitan
Ketika fajar menyingsing tinggal dirimu sendiri di panasnya mentari
menunggu datangnya kembali menjadi Lailah yang abadi
Atau engkau tinggal sendiri di balik bantalmu.
Bergaul Dengan Orang-orang Shaleh.
Orang Shaleh adalah orang yang selalu bertafakkur dan berzikir. Taqarrub kepada Allah, berlangsung secara berkesinambungan. Mereka selalu menempatkan diri agar jauh dari perbuatan maksiat, serta bersifat wara’. Menjauhkan diri dari kemaksiatan yang kecil-kecil agar terhindar dari dosa-dosa besar. Berhati-hati menghadapi hal-hal yang diragukan kebaikan dan keburukannya.
Orang-orang shaleh biasanya menjaga batas dalam pergaulan, agar tidak terjebak oleh pergaulan yang menyeret mereka kepada pengaruh maksiat. Namun tidak berarti mereka memisahkan diri dari pergaulan umum. Mereka juga tidak menempatkan dirinya sebagai orang suci dan menghindari kebersamaan dengan orang lain. Tidak membenci penjahat dan tidak ingin membiarkan kejahatan merajelela.
Sifat amar ma’ruf nahi munkar tetap melekat pada diri mereka, karena itu adalah ibadah yang tidak boleh ditinggalkan.
Orang-orang shaleh mengerjakan ibadah wajib dan sunnat dalam satu perangkat yang sama. Tidak memisahkan dan memilah antara yang wajib dan sunnat. Semua amal ibadah wajib dan sunnat dikerjakan serempak dan sebagus-bagusnya.
Perbuatan yang halal dan yang haram selalu menjadi perhatian yang penting. Mereka tidak ingin mendekati yang haram walapun sejauh pandangan mata. Mereka tidak ingin meninggalkan yang halal walaupun sekejap mata. Demikian juga mencampur adukkan antara yang halal dan yang haram, yang hak dengan batil, selalu mereka hindari.
Orang-orang shaleh selalu cepat dan segera melaksanakan amalan shalihan. Menunda amal saleh bagi mereka merupakan kejahatan bagi diri sendiri. Setiap kesempatan bagi kesalehan segara mereka kerjakan. Mengambil bagian dalam amal saleh sudah menjadi pakaian mereka. Lebih dari itu, mereka selalu berencana membangun amal saleh. Demikian juga berusaha agar iklim kesalehan menjadi milik bersama dalam kehidupan masyarakat.
Bergaul dengan orang saleh bagi orang mukmin harus menjadi keniscayaan. Sebab dengan demikian, agama mereka terjaga, keseimbangan hidup lahir batin mereka terawasi. Terhindar dari noda-noda dosa, yang kadang-kadang tidak terasa mudah menempel di permukaan hati dan melekat dalam lubuk jiwa.
Bergaul dengan orang-orang saleh menjadi filter penyaring antara hak dan batil. Menjadi benteng pemisah antara yang halal dan haram.
Buah dari pergaulan dengan orang saleh antara lain.
Mereka menjadi penenang hati yang resah .
Penawar jiwa yang gelisah.
Pengobat batin yang luka.
Pemberi arah ketika lupa.
Menerangi jalan hidup dari kegelapan.
Menghidupkan hati dari putus asa.
Membangun kembali jalan hidup yang sudah morat marit.
Mengembalikan manusia kepada fitrah.
Nabi Muhammad Saw mengingatkan dalam sabda beliau:
"Manusia itu secara agama, berada menurut corak teman sepergaulannya. Maka hendaklah setiap orang memandang dengan siapa ia harus bergaul." (HR. Ahmad dan Thabarany).
Imam Ahmad dan Tirmizy meriwayatkan:
"Janganlah engkau bergaul kecuali dengan sesama mukmin,dan jangan sampai menikmati makananmu kecuali oleh orang yang takwa."
Dalam untaian kalimah berhikmah yang disampaikan oleh orang-orang bijak: "Carilah sahabat yang dapat menjadi obat, jangan mencari sahabat yang membawa penyakit." (Raja Ali Haji dalam Gurindan Dua belas.)
Mengosongkan Perut.
Muhammad Saw bersabda: "Perutmu di bagi dalam tiga bagian. Sepertiga bagian berisi makanan, sepertiga bagian lagi berisi air, dan sepertiga yang lain, dikosong-kan. Perut yang senantiasa penuh makanan akan menimbulkan bermacam-macam penyakit. Menghidupkan kemalasan, dan melupakan ibadah. Setan sangat menyukai orang - orang yang senang (doyan) makan. Karena di dalam makanan yang selalu memenuhi perut manusia terdapat santapan yang sangat di sukai setan. Santapan itu adalah kotoran yang berasal dari aneka makanan dalam perut manusia sendiri.
Pengaruh makanan bagi tubuh ada yang baik ( sehat) ada yang tidak baik (membawa penyakit).
Perut manusia dan makanan yang dikonsumsi, berkaitan erat. Pengaruh makanan bagi tubuh dapat memberi beban yang tidak menyenangkan. Seperti kegemukan, lambung yang dipenuhi lemak yang berlebihan dan berat badan yang tidak seimbang.
Pengarang Kitab Kifayatul Atqiya’ menulis: "Ada tiga sebab yang menjadikan hati kasar dan kaku, yaitu banyak tidur, banyak bersenang-senang, dan banyak makan."
Nabi Muhammad Saw bersabda: "Kami adalah suatu kaum, tidaklah makan sebelum lapar dan apabila makan tidak terlalu kenyang."
Makanlah ketika lapar dan berhentilah makan sebelum kenyang. Orang mukmin adalah orang yang dapat menjaga nafsu makannya dan tidak memborong makanan untuk dikonsumsikan semaunya, Beruahalah mengendalikan diri dari nafsu perut dan nafsu syahwat.
Kaitan yang erat antara perut yang selalu kenyang dengan hati dan jiwa manusia, adalah pengaruhnya bagi pembentukan watak. Orang yang suka makan dan perutnya senantiasa penuh akan melahirkan karakter emosional. Temperamen tinggi karena dikuasai oleh nafsu amarah. Lebih dari itu akan menumbuhkan kebekuan pada hati, dan penyakit yang datang tiba-tiba. Hati selalu gelap dan jiwa tidak tenang, karena dikuasai oleh nafsu makan yang terus menerus.
Sabda Nabi SAW : " Tiadalah senantiasa anak Adam itu mengisi bejana yang lebih buruk, dari perutnya. Sebab bagi anak Adam kiranya cukup dengan makan untuk menegakkan tulang sulbinya……." (HR. Imam Tirmizy ,Ibnu Majah, Ahmad dan Al Baghawy.) Janganlah hidup untuk makan, akan tetapi makanlah untuk hidup. Aturlah makananmu, pilihlah makanan yang sehat dan menyehatkan, tidak hanya sekedar kenyang. Sedikit tetapi sehat, lebih baik daripada banyak membawa penyakit.
Mengosongkan perut akan menjadi obat hati dan penawar jiwa bagi manusia. Antara lain bekasnya bagi hidup manusia adalah:
Hati menjadi lembut dan cerah.
Perasaan menjadi halus.
Rasa tulus meningkat.
Pertimbangan hati semakin tajam.
Sifat kasih kasih sayang terpelihara.
Berpikirpun selalu sehat.
Peliharalah perutmu dengan membiasakannya merasakan lapar. Karena perut yang lapar akan melapangkan dadamu dan menjernihkan pikiranmu. Usahakanlah agar suka berpuasa sunnat, karena puasa sunnat akan semakin mendekatkan engkau dengan Allah , menditeksi syahwatmu, menghidupkan rasa qana’ah, dan membangun perasaanmu memikirkan orang lain.
Melantunkan Zikrullah.
Mengingat Allah . dalam zikrullah, dengan melantunkannya dalam hati (zikir bil qalb), mengingat Allah dalam berpikir (tafakkur), mengingat Allah dalam ucapan (zikir bil lisan) mengingat Allah dalam amal perbuatan (zikir bil arkan).
Dalam semua situasi dan kondisi, seorang muslim yang mukmin di sunnatkan agar selalu mengingat Allah (zikrullah) sebagai tanda akrabnya dengan Allah ( taqarrub ‘alallah).
Dalam zikrullah ia harus bersungguh-sungguh mengerahkan kemampuannya merapatkan hati dan pikiran, daya pikir dan amal, untuk mendapatkan ridha Allah yang Maha Rahman dan Rahim. Ridha Allah . Artinya Allah Rabbul’alamin suka dengan perbuatan dan amal yang dijalankan oleh hamba–hamba-Nya, karena si hamba mencinatai-Nya. Maka si hamba pun akan mendapatkan kecintaan ( mahabbah ) dari Allah Swt.
Ingat kepada Allah menjadi suatu kemestian sehari-hari orang beriman. Zikrullah adalah salah satu kegiatan rutin yang disunnatkan oleh Nabi Muhammad Saw. Dengan zikrullah hati akan menjadi tenteram, jiwa menjadi tenang. Dengan hati dan jiwa yang tenang, seorang muslim menjalani hidup dengan penuh kedamaian.
Hati dan jiwa yang tenang dan tenteram, akan mengantarkan manusia kepada keluhuran. Bagi orang beriman, kenteraman jiwa yang lahir dari zikrullah akan mengantarkan ruhnya menuju Allah Rabbul ‘Izzah, dalam keadaan yang tenang dan tenteram pula.
Firman Allah :
"Sesungguhnya dengan zikrullah itu qalb akan menjadi tenang." (QS.Ar Ra’du ayat 28.)
Zikrullah, seperti sudah dijelaskan di atas, meliputi zikir dengan hati, zikir dengan lisan, zikir dengan pikir, zikir dengan amal. Menggerakan seluruh bentuk zikir tersebut melalui kekuatan jiwa raga kita, akan menghasilkan buah dari kehidupan sebagai berikut:
Meringankan kemelut yang menguasai pikiran.
Mudah mencerna masalah yang sulit.
Hati menjadi jernih dan mudah menggerakkan anggota tubuh bertaqarrub kepada Allah Swt.
Semangat yang mati akan kembali hidup.
Jiwa mendapatkan kembali siraman air segar.
Zikir malam hari dengan hati dan lisan sangat besar artinya bagi pembentukan watak. Seperti hilangnya rasa malas dalam menyelesaikan pekerjaan. Memerangi rasa mengantuk yang berkepanjangan. Bagi para ahli ilmu (ulama’ uddin dan para pakar ilmu pengetahuan dan tehnologi), seperti para cendekiawan yang berkecimpung dalam bidung menyusun buku-buku agama, para tehnolog yang membutuhkan ketenangan menyelesaikan karya ilmiyahnya, bangun malam untuk qiyamul lail, sambil berzikir bil lisan sangat banyak manfaatnya. Tiga macam zikir dapat diselesaikan sekaligus, ialah zikir bil Qalb, zikir bil Lisan dan zikir bil Arkan.
Firman Allah :
"Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan diakir-akhir malam mereka beristighfar (zikir dan memohon ampunan Allah )." (QS. Az Dzariyat ayat 17 -18).
Buya Djamal"uddin Ahmad Al Buny
Pengasuh Ponpes Ma’had Jabal Rohmah, Gunung Kidul yogyakarta
http://albuny.multiply.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar