Senin, 14 Juni 2010

Allah..........Hanya Dia !

Kenali Diri Kita
Dalam menyelusuri hidup dan kehidupan ini, kita dituntut untuk kenal diri. Karena, hanya dengan hidayah-taufiq Allah, kemudian dengan kenal diri, kita mudah menempatkan diri di posisi yang benar dan baik, kita bersama hamba-hamba Allah mudah bergaul secara benar dan baik, dan kita mudah memelihara diri dari kemelesetan.

Dan yang berhak memperkenalkan secara benar, hanyalah siapa yang berhak atas sesuatu itu. Sedangkan hak-hak itu ada beberapa tingkatan :

1. Hak Cipta, hak yang tidak ada bandingnya. Ciptaan itu, dari sesuatu yang tidak ada. Pencipta ; pasti pembuat, pasti pemilik dan pasti pemakai. Itu hanya Hak Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya.

2. Hak Buat, hak yang tinggi. Buatan itu dari sesuatu yang sudah ada. Pembuat belum tentu pencipta, dia boleh memiliki dan memakai.

3. Hak Milik, hak yang menengah. Contoh : sesuatu yang dibeli atau yang diberi (hasil pemberian). Pemilik belum tentu pembuat dan dia pasti pemakai.

4. Hak Pakai, hak yang paling rendah. Contoh : sesuatu yang disewa. Pemakai belum tentu pemilik, belum tentu pembuat dan belum tentu pencipta.


Allah, Hanya Dia Pencipta, Hanya Dia Yang Memiliki Hak Cipta Mutlak


"Allah Pencipta setiap sesuatu". (QS. Az Zumar : 62)

Setiap hak bagi selain Allah adalah hak yang tidak mutlak, semuanya hanya pinjaman Allah. Karena semua juga ciptaan Allah termasuk manusia.

Dan Allah Pencipta, adalah hal yang gaib. Maka hakikat Allah tidak dapat dijangkau di Dunia kecuali oleh Iman. Firman Allah :

"Mereka yang beriman kepada yang gaib". (QS. Al Baqarah : 3)

Iman, hanya dapat dijangkau oleh hidayah-taufiq Allah melalui ilmu. Lawan ilmu itu, adalah bodoh. Dan lawan Iman itu, adalah kufur. Jadi, orang yang tidak beriman itu, adalah orang kafir.

Maka dari itu, mengenai Iman, juga wajib dipahami. Karena, bagaimana seseorang dapat beriman, jika dia tidak memahami apa itu "Iman".

Mengenai Iman

Dalam hadits yang panjang, Rasulullah bersabda ;

أن تؤمن بالله , وملائكته , وكتبه , ورسله , واليوم الاخر , وتؤ من بالقدر خيره وشره

"Bahwa engkau beriman kepada Allah dan para malaikat-Nya dan para rsul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada qadr (takdir) baik dan buruk". (HR. Muslim No. 93)

Dari hadits itu dipahami, bahwa yang di-Imani ada 6 (enam) rukun Iman. Dan di dalam kitab "Syarhu 'Aqidah ath-Thahawiyah" hal. 332 dipahami, bahwa Iman itu adalah : "Pembenaran dengan hati, pengakuan dengan lidah dan pengamalan dengan anggota tubuh".

Dan di dalam kitab "Mushannaf Ibni Abi Syaebah", Hasan al Bashry berkata : "Sesungguhnya Iman itu, bukan hiasan dan bukan angan-angan. Sesungguhnya Iman itu adalah yang tetap di qalbu dan amal perbuatan membenarkannya (membuktikannya)."

Dari hadits dan penjelasan-penjelasan di atas, kita dapat juga memahami, bahwa Iman itu adalah :

"I'tiqad (keyaqinan) pasti, yang menghilangkan segala keraguan dan yang dibuktikan oleh perbuatan".

Derajat Iman itu, di atas derajat ilmu pasti. Karena, setiap orang yang beriman, pasti berilmu. Bukan setiap orang yang berilmu, pasti beriman.

Sebagai contoh dalam ilmu pasti ; 2 + 2 = 4. kepastiannya tidak dapat digoda oleh godaan apapun. Maka, kepastian Iman harus lebih dari itu.

Kesimpulannya, jika seorang muslim mukallaf tidak beriman, bahwa Allah hanya Dia Pencipta segala sesuatu, niscaya dia jadi kafir murtad. Karena Iman dan kufur tidak dapat bertemu (bersatu/bercampur/berkumpul) di dalam qalbu seseorang.

Rasulullah bersabda :

لا يجتمع الإ يمان والكفر فى قلب امرئ

"Keimanan dan kekufuran itu, tidak akan bertemu (berkumpul) di dalam qalbu (hati) seseorang". (Musnad Ahmad No: 3/349)

Karena Allah hanya dia Pencipta. Maka Allah pasti Ilah/Tuhan tidak ada permulaan-Nya. Jadi, kita wajib beriman, bahwa Allah tidak berhajat/berkepentingan kepada apa dan siapapun dari ciptaan-Nya.

Allah menciptakan sesuatu, hanya karena melaksanakan kehendak-Nya, sebagaimana firman-Nya :

"Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka (makhluq)". ( QS. Al Qashash : 68 )

Semoga dengan 3 (tiga) jawaban berikut ini, kenal diri terarah.

Pertanyaan pertama : Manusia itu berasal dari mana ?
Jawab : Manusia itu berasal dari tidak ada.

Firman Allah :

"Dan tidakkah manusia itu memikirkan bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakannya dahulu, sedang ia tidak ada sama sekali ? (QS. Maryam : 67)

Semoga dengan jawaban itu, kita terpelihara dari sifat sombong.

Pertanyaan kedua : Manusia itu sedang berada dimana ?
Jawab : Manusia itu sedang berada di alam sementara.

Firman Allah :

"Dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan." (QS. Al Baqarah : 36)

Semoga dengan jawaban itu, kita tidak terlena di alam sementara ini.

Pertanyaan ketiga : Manusia itu menuju kemana ?
Jawab : Manusia itu menuju ke alam pembalasan.

Firman Allah :

"Kemudian kepada Kami-lah kembalimu sekalian, lalu kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". (QS . Yunus : 23)

Semoga dengan jawaban itu, kita senantiasa bersiap dengan segala persiapan untuk menuju ke alam pembalasan itu.


Allah, Hanya Dia Pemilik Mutlaq

Dan jika seorang muslim beriman, bahwa Allah hanya Dia pencipta segala sesuatu, niscaya dia juga beriman, bahwa Allah, hanya Dia Pemilik mutlaq segala sesuatu. Jika tidak, niscaya dia jadi kafir murtad. Firman Allah :

"Ingatlah, sesungguhnya kepunyaan (milik) Allah-lah semua yang ada di langit dan semua yang ada di bumi". (QS. Yunus : 66)


Allah, Hanya Dia Penghukum Mutlaq

Jika seorang muslim beriman, bahwa Allah hanya Dia Pemilik mutlaq segala sesuatu, niscaya dia juga beriman, bahwa Yang berhak memperkenalkan, memakai, mengatur dan menghukum segala sesuatu secara benar, juga hanya Allah. Jika tidak, niscaya dia jadi kafir murtad. Itu karena dia kafir terhadap ayat-ayat Al Qur'an di atas, yang ayat-ayat itu, adalah bagian dari rukun Iman.

Firman Allah :

"Ingatlah ! segala ciptaan dan perintah hanya milik Allah". (QS. Al A'raaf : 54)

"Dan kerajaan langit, bumi dan apa yang ada di antara keduanya, hanyalah kepunyaan Allah". (QS. Al Maaidah : 17)

"Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukumnya menurut yang dikehendaki-Nya". (QS. Al Maaidah : 1)


Wallahu a'lam
Anwar Baru Belajar
Disunting dari Kitab Dua Kalimat Syahadat yang ditulis oleh Muhammad Nur Matutu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar