Minggu, 27 Juni 2010

YANG LEBIH KAYA DAN LEBIH MENCINTAI FITNAH

Seperti biasa, Abunawas berjalan - jalan mengunjungi pasar. Tempat inilah yang paling ia sukai karena dari tempat ini ia dapat mempublikasikan ide idenya ke masyarakat secara langsung.

Tiba tiba ia berdiri ketempat yang cukup tinggi untuk dapat didengar oleh orang sepasar. Dengan suara keras ia mulai berpidato, : " Saudara saudara sekalian. Ada yang perlu saudara saudara ketahui tentang raja kita yang tercinta, Sultan Harun Al Rasyid"

Seluruh is pasar terdiam, pandangan tertuju kepadanya. Orang orang menunggu kelanjutan kalimat berikutnya yang akan dikeluarkan Abu Nawas. Melihat pandangan orang orang tertuju padanya, dengan percaya diri dia melanjutkan kalimatnya, : " Kalian harus tahu bahwa baginda Harun Al Rasyid lebih kaya dari Allah"

Tiba tiba bergemuruhlah suara orang dipasar.Semua orang tersentak dengan pernyataan Abu Nawas .

" Tenang, tenang saudara saudara, masih ada lagi"

Seluruh pasar terdiam.

" Baginda itu sebenarnya sangat mencintai fitnah"

Meledak lagi gemuruh orang orang dipasar. Banyak yang memprotes pendapat Abu Nawas itu. Tetapi Abu Nawas tetap tenang tenag saja, tanpa merasa bersalah.

Tiba tiba sejumlah tangan merenggut kedua tangan Abu Nawas. Dia tetap tenang. Ia tahu bahwa tangan tangan itu adalah punggawa istana dan Abu Nawas diseret ke istana menghadap raja.

Dengan geram Sultan Harun Al Rasyid mengintrogasi Abu Nawas didepan para penasihatnya, : " Apakah benar kamu mengatakan aku ini lebih kaya dari Allah?"

" Benar Baginda"

Makin geramlah Raja Harun Al Rasyid, : " Apakah benar kamu mengatakan bahwa aku mencintai fitnah?"

"Benar sekali baginda", jawab Abu Nawas dengan tenang.

" Pengawal bawa Abu Nawas ke penjara, dan gantung dia esok pagi "

" Tenang baginda izinkanlah saya menjelaskan arti kata kata kata itu ", pinta Abu Nawas.

" Cepat katakan, sebelum ajal menemuimu "

" Begini Baginda, maksud kata saya bahwa baginda lebih kaya dari Allah itu adalah Baginda mempunyai anak istri, sedangkan Allah tidak, benar begitu Baginda?"

Harun Al Rasyid terdiam, dalam hati dia berkata, " Dasar Abu Nawas"

"Terus, apa rti kata katamu bahwa aku mencintai fitnah ?"

"Maksudnya Baginda mencintai anak dan istri Baginda dan itu dapat menjadi fitnah bagi Baginda, Benar kah itu Baginda "?

Harun Al Rasyid hanya dapat menggeleng gelengkan kepala, : " Lalu apa maksudnya kamu teriak teriak di pasar. Orang yang tidak mengerti omonganmu akan marah besar "

"Ya, kalau masyarakat marah, tentu saya akan dipanggil Baginda"

"Kalau sudah dipanggil, alu kenapa?"

" Ya........ biar dikasih hadiah Baginda ", jawab Abu Nawas.

Harun Al Rasyid hanya tertawa kemudian memberi Abu Nawas hadiah.

Diperbarui 23 jam yang lalu · Laporkan Catatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar